10+5

1.4K 157 5
                                    

Hoshi merenggangkan badan di tengah parkiran setelah menjalani hukuman dari gurunya. Karena tidak mengumpulkan tugas ia terpaksa harus membersihkan gudang hingga pulang sepetang ini.

"Bodoamat! Abis ini gua mau langsung tidur ampe lusa!" Ujarnya pada dirinya sendiri.

"Don't you dare!"

Hoshi mendengar suara tidak jauh dari tempatnya. Ia menghampiri sumber suara itu dan mendapati teman sekelasnya dan sepertinya adik kelasnya sedang berdebat.

"Yes, i do!"

Hoshi mengintip lewat pagar besi yang memisahkan parkiran dan lapangan sekolahnya.

"Apapun tapi jangan buat dia luka..."

"Dia gaakan luka kalau dia tau peraturannya..."

Hohsi semakin larut pada drama itu. "Widih gokil tu cewek!"

"Siapa yang gokil?"

"Astaga! Jantung gua!" Ujar Hoshi sambil mengelus dadanya.

Chaeyoung tertawa kecil. "Lu lagi ngapain si kak?" Tanya Chaeyoung sambil mengikuti arah mata Hoshi.

Hoshi menghalangi pandangan Chaeyoung dengan badannya. "Kepo deh... Mending pulang! Udah mendung tuh!" Hoshi mengalihkan pembicaraan.

"Tapi gue belum dijemput..." Lirih Chaeyoung sambil mempoutkan bibirnya.

"Udah, naik buru!" Kata Hoshi sambil mengenakan helm lalu menunggangi motornya.

Mata Chaeyoung berbinar lalu tersenyum senang lengkap dengan lesung pipinya. "Wah makasih Kak Hoshi! Jangan ngebut ya kak!" Seru Chaeyoung sambil naik ke belakang motor Hoshi.

"Sip! Pegangan ya biar ga jatoh!"

"Oke!"

•Mine•

Moonbin diperintahkan berkeliling membagikan selembaran kertas oleh wali kelas.

"Nih! Jangan sampe ilang!" Ujarnya pada anak yang menerima selembaran tersebut.

Moonbin memberikan selembaran itu pada Chaeyoung da Dahyun.

"Ini apaan?" Tanya Chaeyoung pada yang Moonbin yang masih sibuk dengan kegiatannya.

"Bisa baca ga? Kalo bisa ya... Baca aja!" Jawab Moonbin seadanya.

"Ish jahat lu kentut!" Umpat Chaeyoung dengan malas membaca kertas tersebut.

"Hah?!"

"Kenapa? Kenapa?" Tanya Dahyun panik ketika Chaeyoung memekik kaget.

"Masa ada camping sekolah!" Chaeyoung histeris.

Dahyun memberhentikan permainan di ponselnya lalu membaca selembaran itu.

"Lokasinya harus banget hutan ya?" Keluh Chaeyoung.

"Lu takut yaa..." Ledek Dahyun sambil menaikan alisnya.

"Ga lah! Gue males aja! Dingin, banyak nyamuk, kotor!" Elak Chaeyoung.

"Ah masa..." Dahyun mengedepakan rambutnya sehingga menutupi seluruh wajahnya.

"Chaeyoung... Nini mau nyawamu..."

"Pergi lu setan! Ih!" Chaeyoung mendorong-dorong Dahyun yang terus menggodanya.

"Chaeyoung! Dahyun! Kalian ini malah bercanda padahal sudah ada guru!" Tegur Pak  Seungmin yang killer tapi imut.

"Lah bapak sejak kapan masuk kelas?" Tanya Dahyun.

"Kok ga keliatan si pak? Bapak kecil si!" Tambah Chaeyoung yang membuat Pak Seungmin mendidih.

"Kalian ini! Chaeyoung, ambil erlenmeyer di gudang! Dahyun, kamu ambil tabung reaksi di laboratorium! Sekarang!" Perintah Pak Seungmin dengan bentakan.

Dahyun dan Chaeyoung langsung bangkit melaksanakan perintah yang seperti hukuman itu dengan terpaksa.

"Ah elu sih! Pake iseng segala!" Omel Chaeyoung.

"Aih... Maaf deh! Kan gue gatau kalo udah ada Pak Seungmin!" Jelas Dahyun.

Chaeyoung melirik Dahyun lalu menghela nafasnya. " Untung dihukumnya bareng lu Hyun! Coba aja kalo sendiri! By the way, bukannya laboratorium ke arah sana?" 

"Eh iya! Yaudah gue kesana ya! Dah!" Ujar Dahyun lalu berlari ke arah laboratorium meninggalkan Chaeyoung yang hanya menggelengkan kepalanya.

Dahyun berjalan menuju pintu putih yang paling mencolok di ujung ruangan. Ia membuka pintu itu perlahan lalu menutupnya.

"Yang mana sih?" Tanyanya pada dirinya sendir sambil mengedarkan pandangan.

Dahyun melihat seseorang sedang tertidur dengan earphone menyumpal telinganya. Ia memberanikan diri menghampiri orang itu.

"Ini... Vernonkan?" Bisiknya pelan karena tidak ingin mengganggu Vernon yang kemungkinan besar membolos.

Dahyun langsung menjauhi Vernon lalu mencari tabung reaksi yang diminta gurunya. "Ketemu!" Serunya lalu langsung menutup mulutnya dengan tangannya sambil melirik ke arah Vernon.

Dahyun mengangkat kardus penuh tabung kaca itu dengan hati-hati. Ketika ia membuka pintu itu, pintu itu sama sekali tidak terbuka.

"Eh?! Kok gabisa dibuka!" Paniknya sambil terus memutar kenop pintu itu.

"Siapa?" Vernon sepertinya terbangun karena suara bising Dahyun. 

Dahyun langsung menoleh pada Vernon yang sedang menatap kearahnya.

"Ini Dahyun! Anu Vern, ini kok pintunya gabisa dibuka sih?" Tanya Dahyun.

Vernon melepas earphone yang sejak awal bertengger di telinganya. "Oh itu, emang gabisa..." Katanya sambil menggaruk tengkuknya.

"Hah?! Maksudnya gabisa?!" Dahyun menghampiri Vernon.

"Pintunya rusak, kenopnya cuma bisa dibuka dari luar.  And for your information, Gua kejebak disini dari jam istirahat." Jelas Vernon yang sukses membuat Dahyun menganga.

"Ja-jadi kita ke kurung disini?! Gabisa keluar?! Gimana nih?! Gimana dong?! Aduh!" Dahyun menjambak rambutnya dengan kedua tangannya.

"Hei, chill!" Ujar Vernon.

Dahyun menghentikan kegiatannya sambil menatap Vernon yang bangkit dari tempat duduknya.

"Lo ga sendiri."

•Mine•  


MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang