0+9

1.9K 181 16
                                    

"Bang! Dahyun pergi ya!" Teriak Dahyun sambil mengenakan sepatu.

"Mau kemana? Masih pagi Hyun..." Kata Yoongi yang baru bangun sambil menguap.

Dahyun bangkit setelah selesai mengenakan sepatunya, ia menenteng tasnya lalu tersenyum pada abangnya.

"Kan Dahyun abis gajian! Jadi mau jalan-jalan sama Chaeyoung! Ada film bagus hehehe!" Ujarnya semangat.

Abangnya itu hanya tersenyum lalu mengacak rambut adiknya.

"Yaudah, nih kuncinya bawa. Abang besok ga pulang." Kata abangnya memberikan kunci.

"Oke! Dah abang!" Kata Dahyun sambil berlari ke depan pintu.

Abangnya memang sering tidak pulang, biasa pekerjaan. Meskipun sampai sekarang Datidak tahu pekerjaan abangnya itu.

"Oh iya! Sarapannya dimakan ya bang!" Sambungnya lalu menutup pintu.

Yoongi bangga melihat adiknya sudah tumbuh besar dan dewasa. Yoongi membuka tudung saji lalu tersenyum.

Ia melihat sepiring telur dadar dan amplop putih dengan gambar hati.

'Buat abang bayar om om galak'

•Mine•

Dahyun sampai di pusat perbelanjaan, tempat dimana ia janjian dengan Chaeyoung. Ia terkejut menemukan bahwa Chaeyoung tidak sendiri.

"Day! Ayok! Kok bengong!" Panggil Chaeyoung.

"Chaeng... Kok jadi kayak studytour gini...?" Tanya Dahyun bingung.

"Lebay ah! Kan makin rame makin bagus! Tuh ada Kak Wonu!" Kata Chaeyoung.

Dahyun mengedarkan pandangan melihat Wonwoo sedang tersenyum tipis ke arahnya, membuat senyumannya ikut mengembang juga.

"Yuk lah!" Ajak Chaeyoung menarik tangan Dahyun.

Dahyun menatap semua orang yang berada disana. Ada Wonwoo, Hoshi, Dokyeom, dan satu perempuan yang tidak ia kenal.

"Oh iya! Hyun, incase lu belom tau... Ini Jihyo, pacarnya Kak Dokyeom!" Jelas Chaeyoung.

"Oh! Hai gue Dahyun!" Sapa Dahyun ramah.

"Gue Jihyo! By the way, gue mau ke toilet dulu nih..."

"Eh, yuk bareng! Gue juga kebelet dari tadi! Mau ikut ga Day?" Tanya Chaeyoung.

"Gausah." Jawab Dahyun.

Dahyun mencari tempat duduk karena tiba-tiba ia merasakan perutnya sangat ngilu. Saat ia duduk dia merasakan tamu tak diundang datang.

"Aduh kenapa sekarang sih..." Batinnya.

Ia memegangi perutnya yang rasanya sangat nyeri itu. Tanpa ia sadari Wonwoo sudah duduk di sampingnya.

"Tumben diem, biasanya bawel." Kata Wonwoo yang dibalas senyuman oleh Dahyun.

Menyadari keanehan sikap pacarnya Wonwoo menempelkan tangannya di dahi Dahyun.

"Lo sakit?" Tanyanya mendekati wajah Dahyun.

Dahyun terbelalak kaget karena tindakan Wonwoo. Ia mungkin bisa sakit betulan jika tidak mendorong Wonwoo agar menjauh.

"Enggak... Cuma... Anu..."

"Anu?"

"Ah gatau ah!" Omel Dahyun lalu menutupi wajahnya.

Bruk.

Dahyun membuka tangannya karena merasakan sesuatu jatuh pada pangkuannya, yang ternyata adalah jaket Wonwoo.

"Tunggu disini, gua beliin. Hoshi ikut gua!" Kata Wonwoo.

"Lah gua ga diajak?" Tanya Dokyeom menunjuk dirinya.

"Ga."

"Jahat! Gua ikut!"

"Lu jagain Dahyun."

Dokyeom kembali duduk dengan muka kusut.

"Eh, ikut aja Kak. Gue udah gede kali gausah dijagain!" Kata Dahyun yang membuat Dokyeom menunjukan rentetan giginya sambil mengacungkan jempol.

Ketika sudah sampai di super market Wonwoo dan Hoshi berjalan menuju rak-rak tempat pembalut.

"Kita ngapain si Won?" Kata Hoshi melihat Wonwoo sudah berjongkok melihat-lihat pembalut.

"Beli ini."

"Hah?! Gila lu koreng barbie! Buat apaan?!" Tanya Hoshi kaget.

"Buat Dahyun."

"Astaga, Jeon Wonwoo jadi budak cinta!" Ujar Hoshi.

"Lu dari pada bacot mending cari celana dalem deh." Kata Wonwoo tanpa mengalihkan pandangannya.

Hoshi terbelalak kaget mendengar kalimat Wonwoo.

"Ogah! Nanti gua dikira sugar daddy!" Tolaknya.

"Eyo Wassap! Dokyeom is in da house!" Seru Dokyeom sambil berjoget ria yang membuat Wonwoo dan Hoshi menengok ke arahnya.

"Nah mending ni belalang sembah yang lu suruh beli daleman!" Kata Hoshi menyeret Dokyeom.

"Apaan kutil batman! Baru dateng gua!"

"Bawel lu cumi crispy! Beliin celana dalem ceweknya Wonu buru!" Kata Hoshi mendorong Dokyeom menjauh.

"Bangke lu asli!" Umpat Dokyeom namun tetap menurut lalu pergi ketempat celana dalam.

Wonwoo hanya menahan tawanya melihat dua orang gila itu bertengkar.

"Hosh, gua beli yang mana ya?" Tanya Wonwoo sambil menatap Hoshi serius.

"Mana gua tau daki hiu! Emang gua mens?! Beli ae yang ada!" Jawab Hoshi seadanya.

"Gabisa ngasal dong! Nanti Dahyun ga nyaman lu mau tanggung jawab?!" Omel Wonwoo.

Hoshi menatap Wonwoo horor, kenapa ia bisa berteman dengan cowok yang mempermasalahkan kualitas pembalut.

"Kalo mau nyaman, aman, tentram, damai, sejahtera partai perindo beliin itu tuh!" Kata Hoshi menunjuk pampers bayi.

"Dahyun udah 16 tahun." Kata Wonwoo datar.

Hoshi menepuk dahinya, entah lawakannya yang garing atau memang ia mengajak bercanda batu nisan.

"Hoy pentil unta! Makan nih celana dalem!" Ujar Dokyeom yang sudah kembali.

"Mana?"

"Nih!"











Sebuah jitakan mendarat mulus di kepala Dokyeom diiringi dengan tawa lepas Hoshi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah jitakan mendarat mulus di kepala Dokyeom diiringi dengan tawa lepas Hoshi.

"Aduh sakit pesut kaga boong!" Dokyeom meringis.

"Lu gila?! Ngapain ngambil yang ini?!" Omel Wonwoo.

"Ini paling murah! Terus buy 1 get 2 lagi! Nih ada yang warna item sama putih juga! Cucok meong awh!" Jelas Dokyeom dengan cengirannya yang membuat Wonwoo ingin menjadikannya samsak.

Hoshi menyemburkan tawanya lagi.

Wonwoo hanya bisa mengelus dada, mengambil dan membuang nafasnya berkali-kali karena kedua temannya yang sepertinya otaknya satu berdua.

•Mine•

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang