"Pinky, kamu harus meningkatkan pengendalian lisan jika sedang berhadapan dengan pembeli! Dahyun memang jatuh dan terluka tapi kamu harus ingat, pembeli itu raja Pinky!" Bentak wanita itu.
Pinky hanya menunduk dengan airmata di pipinya.
"Dengan berat saya harus memotong gaji kamu!" Timpalnya.
Pinky menatap wanita cantik itu tidak terima dengan air di pelupuk matanya.
Pintu terbuka perlahan.
"Maaf saya lancang boss, tapi saya yang salah. Saya penyebab kerugian, bukan Pinky. Gaji saya yang harusnya dipotong." Kata Dahyun yang tidak sengaja mendengar percakapan itu.
"Ga bisa gitu dong Hyun! Lo luka karena cewek itu!" Kata Pinky. Jelas-jelas ia melihat Yeonwoo dengan niat membuat Dahyun terjatuh, ini namanya Dahyun sudah jatuh tertimpa tangga!
"Kan gue bikin banyak barang pecah! Lagipula ini cuma kebaret dikit kok!" Kata Dahyun sambil menunjukan senyumnya.
Pinky yang membalut tangan Dahyun, dan itu jelas bukan luka ringan. Masih terlihat bercak darahnya tembus dari perban itu.
"Baik!"
Dahyun dan Pinky terkejut lalu langsung menatap atasan mereka.
"Kalian berdua saya maafkan... Lagi pula kalian sudah saya anggap adik sendiri." Ujarnya sambil tersenyum.
Dahyun dan Pinky saling bertukar tatap sambil tersenyum. Tanpa aba-aba mereka memeluk wanita cantik itu.
•Mine•
Dahyun dalam perjalanan pulang dari sekolah. Ia berjalan menyusuri tiap gang bersama kekasihnya. Siapa lagi jika bukan Wonwoo.
"Itu, tangan lu kenapa?" Tanya Wonwoo tanpa menoleh.
Dahyun menatap tangannya yang masih dibungkus perban tebal.
"Gapapa, hehe!" Jawabnya cepat.
Wonwoo menghentikan langkahnya. "Itu jelas-jelas luka, Dahyun..." Ujarnya melembut sambil menatap Dahyun.
Dahyun juga ikut menghentikan langkahnya. Ia tidak bisa bilang luka ini karena Yeonwoo. Karena jika ia bilang mungkin kejadian yang menimpa Nayeon bisa terjadi pada Yeonwoo. Bahkan mungkin lebih parah?
"Ini... Hm, gue jatoh waktu olahraga! Hehehe!" Kata Dahyun sambil tertawa.
Wonwoo menghela nafasnya lalu mengusap kepala Dahyun. "Ceroboh."
Wonwoo tahu Dahyun berbohong.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah Dahyun. Hingga sekitar sepuluh meter, Dahyun melihat dua pria besar yang berdiri di depan pagar rumahnya. Orang yang sama, yang menjambak rambutnya. Namun, abangnya kemungkinan besar tidak menolongnya karena ia tidak akan pulang.
"Won, gue boleh ke rumah lu ga?" Kata Dahyun yang reflek mencengkram lengan Wonwoo.
Wonwoo menyerngitkan dahinya bingung. "Kenapa?" Tanyanya
"Ehm, pengen aja! Gaboleh?" Kata Dahyun masih memeluk lengan Wonwoo.
Wonwoo tersenyum sambil melihat tangannya. Ia mengambil ponselnya lalu mengetik angka disana.
"Bawa mobil saya."
"Baik tuan."
Tidak lama sebuah mobil mewah sampai di lokasi mereka.
"Wow!" Dahyun menerjapkan matanya berkali-kali.
Seorang lelaki tegap dengan setelan jas membukakan pintu. Wonwoo menepuk pundak lelaki itu. Paham apa maksud Wonwoo ia tersenyum.
"Silahkan masuk tuan putri." Kata Wonwoo membukakan pintu untuk Dahyun.
Dahyun tersenyum simpul, ia merasa perutnya geli mendengar sebutan itu. Ia langsung masuk ke mobil lalu diikut Wonwoo.
"Wah!"
Tidak henti-hentinya Dahyun menatap isi mobil itu. Segalanya terlihat menarik dimata Dahyun. Mulai melihat keluar jendela, memainkan tombol jendela, menarik-narik seatbelt, dan lainnya.
Saat itu juga tanpa Dahyun ketahui, Wonwoo tersenyum melihat aksinya. Ia tidak tahu kenapa ia bisa jatuh pada anak lugu dan aneh seperti Dahyun.
"Wonu! Kita udah sampe!" Teriak Dahyun yang membuat Wonwoo bangun dari lamunannya.
Mobil itu memasuki rumah yang sangat besar dan megah. Dahyun menganga karena kagum pada hal yang ia lihat sekarang. Begitu pula ketika ia masuk ke dalam istanah kecil itu.
Tiba-tiba seorang perempuan cantik berlari turun dari tangga. Ia langsung memeluk Wonwoo dengan erat.
"Wonu! Kangen!"
•Mine•
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
FanfictionCinta bisa menjadi menyeramkan jika itu menjadi sebuah obsesi KDHxJWW was : #1 dahyun 170719