Dahyun menoleh mendapati perempuan cantik itu tengah berdiri menatapnya. Ia langsung melepas pelukan Wonwoo lalu menunduk. Ia melihat kearah Wonwoo yang sepertinya tetap santai dan tenang.
"Lu masih mabok?" Tanya Wonwoo sambil mengambil bukunya.
"Gue tuh ga mabok Won!" Jawabnya mendekat menghampiri mereka.
Ia menatap Dahyun bingung. "Ini pacar lo?" Tanyanya pada Wonwoo.
Wonwoo mengangguk sambil membaca buku. "Kayaknya tadi dia salah paham. Mending lu ngenalin diri." Jelas Wonwoo tanpa mengalihkan pandangan.
Dahyun menggigit bibirnya, ia merasa bersalah. Jadi Wonwoo tahu apa yang ia pikirkan?
"Wah cantik banget!"
"Eh?"
"Hai nama gue Jennie! Kembaran si tembok ini!"
"Eh?!" Dahyun kaget karena perempuan yang cantik ini adalah kembaran Wonwoo?
"Kenapa?!" Tanya Jennie karena Dahyun terlihat kaget.
"Gapapa! Hehehe gue Dahyun! Kok kalian kembar tapi ga mirip?"
"Ga identik." Jawab mereka berdua bersamaan lalu saling melemparkan tatapan sinis.
Dahyun terkekeh. Jennie langsung beralih menatap Dahyun.
"Dahyun! Lo cantik tau ga?! Kok lu mau sih sama Wonu?! Kan dia freak tau! Terus suka ngilang! Terus jarang pulang kayak Bang Toyib! Terus mphh-" Wonwoo langsung membekap mulut Jennie.
"Bacot tau ga?"
"Sukhah sukhah gweh rwah!" Jennie berusaha bicara saat dibekap. Merasa tangannya basah Wonwoo melepas bekapannya.
"Jorok. Bau alkohol." Sambil mengelap tangannya pada baju Jennie.
"Kurang ajar lo! Dibilang gue ga minum!" Omel Jennie sambil memukuli Wonwoo
Dahyun hanya tertawa melihat mereka. Sepertinya tidak ada yang harus dikhawatirkan bukan?
•Mine•
"Vern!"
Vernon yang sedang merapihkan tasnya langsung menoleh ke sumber suara.
"Oh, Seungkwan. Kenapa?" Tanya Vernon sambil melanjutkan kegiatannya.
"Itu ada cewek! Dia nyariin lu!" Kata Seungkwan yang terlalu bersemangat.
Vernon memutar bola matanya.
"Hei! Kan lu udah tau! Harus apa kalo ada cewek nyariin gua?"
"Bilang lo sibuk!" Jawab Seungkwan.
"Good boy!" Vernon menepuk-nepuk kepala Seungkwan.
Seungkwan langsung menggelengkan kepalanya cepat.
"Dia bukan mau nembak lu! Dia bilang dia mau ngomong sama lu!" Jelas Seungkwan.
"I know... She took other ways to confess her feelings... Be smart, Seungkwan!" Kata Vernon mulai menggendong tasnya.
"Ngomong apa si lu? Udah tau gua langganan remedial Bahasa Inggris!" Omel Seungkwan.
Vernon membuang nafasnya berat. "Dia pasti ujung-ujungnya nembak gua..."
Seungkwan lagi-lagi menggelengkan kepalanya.
"Vern! Bisa ga si jangan kepedean?! Dia ngomong sambil bawa-bawa soal ibu lu!" Kata Seungkwan serius.
Detak jantung Vernon berpacu lebih cepat, ia mengepal kuat tangannya. "Dimana dia?"
"Di belakang lapangan lama sekolah." Jawab Seungkwan.
Tanpa ba-bi-bu Vernon pergi ke tempat itu meninggalkan Seungkwan. Vernon berlari mencari keberadaan orang yang bisa mengancamnya. Ia melihat samar-samar seorang siswi duduk di bangku kayu.
"Hi Vern... Long time no see huh?"
"Ck! Lo lagi? Mau lo apa si?" Vernon menatap perempuan itu dengan tajam.
"Duduk dulu, ada banyak hal yang harus aku kasih tau." Kata Yeonwoo sambil tersenyum.
"Gua ga butuh basa-basi." Tegas Vernon.
"Oh ya? Well, kalo gitu to the point kamu sukakan sama cewek putih itu?"
"Cewek putih?"
Yeonwoo tersenyum miring, bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri Vernon.
"Kim Dahyun. Pasti ga asingkan?" Jelas Yeonwoo.
Vernon berusaha menyembunyikan rasa kagetnya dengan tetap menatap Yeonwoo datar. Darimana perempuan ini tahu?
"Ga. Siapa bilang?"
"Masa sih? Ga suka tapi kamu bela dia di depan Nayeon dan jagain dia sampe rela dipukulin Wonu?"
Vernon mendengus kesal, ia lupa kalau Yeonwoo punya banyak mata.
"Sayangnya dia sudah sepasang..." Lanjutnya.
Vernon sudah mencium bau busuk dari maksud perkataan Yeonwoo.
"Mereka harus dipisahkan bukan?" Ujar Yeonwoo tepat pada telinga Vernon dan menusuknya.
Vernon memang menyukai Dahyun. Sangat menyukainya. Tapi memisahkannya dengan orang yang ia sayangi bukan cara untuk memenangkan Dahyun.
"Cih! Apa yang lo lakuin itu cara paling rendahan, dan jangan pikir gua akan bersukarela berjongkok-jongkok buat jadi kaki tangan lo!" Vernon menunjuk tepat pada wajah Yeonwoo penuh kemarahan.
Yeonwoo sempat terkejut lalu kemudian senyum kembali pada wajahnya lagi.
"Apa semua orang harus tau ibu kandungmu wanita penghibur?" Tanya Yeonwoo membuat Vernon semakin ingin meninjunya.
"Don't you dare!" Bentak Vernon namun tertahan.
"Yes, i do!" Balas Yeonwoo melebarkan matanya lalu menurunkan tangan Vernon.
Vernon mengeraskan rahangnya, ia benar-benar tidak habis pikir dengan perempuan gila dihadapannya ini. Ia merasa marah sekaligus kasihan pada seorang yang disayanginya namun apa boleh buat? Ia menghela nafas sebelum memulai menghancurkan kebahagiaan orang lain.
"Apapun tapi jangan buat dia luka..." Lirih Vernon, menyerah karena ia tidak akan menang.
Senyum kemenangan menghiasi wajah Yeonwoo melihat Vernon menunduk penuh rasa sesal.
"Dia gaakan luka kalau dia tau peraturannya..." Ujar Yeonwoo sambil menepuk bahu Vernon.
Yeonwoo berjalan menjauh tetapi sekitar satu meter ia berhenti lalu menoleh sedikit.
"Vern, kamu ga cuma jongkok."
Vernon mengadah dengan tatapan sendu.
"Tapi kamu jatuh dan kalah."
•Mine•
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
FanfictionCinta bisa menjadi menyeramkan jika itu menjadi sebuah obsesi KDHxJWW was : #1 dahyun 170719