Extraordinary Means ✔

15. Ex-Girl?

I can only tell you that once in my lifetime I have come across a person that I love and hate.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seola POV

Aku berjalan menyusuri lorong sekolah menuju loker.  Pagi ini lorong sekolah yang masih sepi terlihat luas karena belum banyak murid yang tiba di sekolah.

Sesekali aku bersenandung kecil menikmati suasana pagi hari yang cukup menyenangkan. Namun langkah ku terhenti ketika suara seseorang memanggil nama ku.

“Seola.”

Aku berbalik dan memicingkan mata agar lebih jelas melihat siapa yang telah memanggil ku.

“Dia lagi?”

Tanpa membalas panggilan itu aku pun makin mempercepat langkah agar ia tidak dapat menemui ku.

Tetapi

Gagal

Langkahnya lebih cepat dari yang ku kira.

“Seola, daritadi aku memanggil mu. Kenapa kau diam saja?”

Aku hanya diam dan melanjutkan langkah kaki ku kembali.

“Ada apa denga mu, Seola? Biasanya kau menjawab pertanyaan ku.”

Damn it!

Kenapa dia mengikuti ku terus, sih?

“Seola.”

“Apa?"

"Aku hanya ingin bertanya. Kenapa dari kemarin kau mengabaikan ku terus? Apa aku melakukan suatu kesalahan?”

“Sialan! Sudah tahu masih bertanya. Merepotkan!"

“Menurut mu?”

“Aku tidak tahu. Justru itu aku bertanya pada mu.”

“Pikirkan saja sendiri. Aku pusing.”

“Kalau memang benar, aku minta maaf. Jujur, aku merasa sedih jika kamu mengabaikan ku.” Kepalanya tertunduk sambil memegang lengan ku.

“Lepaskan!”

“Apa kau sedang badmood, Seola?”

“Iya. Aku ingin pergi.”

“Seola, tunggu dulu.”

“Apalagi, huh?’

“Boleh aku bertanya pada mu lagi?”

“Cepat. Katakan saja!”

“Apa kau menyukai Wonho sunbae?”

“Kalau iya kenapa?”

“Tidak. Eumm, bukan apa-apa."

“Kalau begitu, jauhilah dia jika kau tidak ingin hidup mu dalam bahaya.”

“Apa maksud mu?”

“Tidak.”

Aku pergi meninggalkan gadis yang tengah kebingungan itu. Aku tertawa karena tingkah polosnya yang terlalu naif itu.

“Dasar tidak tahu diri! Lihat saja nanti. Aku tidak akan menyerahkan dia untuk mu.”

~~~~~

Other’s Side

Jennie memegang kepala Jungkook dan langsung ditepis oleh lelaki itu.
“Jungkook, otak mu baik-baik saja, kan?”

“Tentu. Bukannya otak mu itu yang harusnya dipertanyakan?” Ledek Jungkook.

“Cih! Apa kau tidak salah memilih sekolah? Lalu apa Ayah mu setuju?”