20. Incomparable

63 7 0
                                    


Hidup adalah pilihan, kecuali tentang kapan jatuh cinta atau kehilangan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

"Kau darimana?" Tanya Jennie pada seorang gadis.

Gadis Kim itu masih dengan pandangan lurus menatap majalah fashion yang dipegangnya. Ia tidak memalingkan wajah sedikitpun pada orang yang membuka pintu dan masuk dengan langkah tergesa.

"Siapa lagi kali ini lelaki yang menjadi korban mu?" Sinbi tersenyum sinis.

Lisa mendecak sebal. "Diamlah, brengsek! Atau mulut mu yang sialan itu ku jejal dengan sampah."

Sinbi hanya tertawa.

"Kau tadi pergi kemana, Lisa?" Seola menghampiri Lisa dan memberikan segelas minuman padanya.

"Ada urusan penting. Lihatlah ini!" Lisa memberikan handphone nya menunjukkan sebuah foto pada ketiga temannya. Mereka saling berpandangan satu sama lain.

"Dasar jalang! Aku sangat benci dengan gadis itu! Mudah sekali ia mendekati Jungkook."

"Tenangkan dirimu, Lisa. Mungkin saja gadis itu adalah temannya." Ujar Seola.

Lisa menghela napas sambil berkacak pinggang. "Teman katamu, huh? Dengar ya Seola yang baik dan bijak. Dia itu bukan hanya ingin mengambil Jungkook. Bahkan ia ingin merebut kekasih mu sendiri! Kau pasti tidak tahu itu, kan?"

Jennie tertawa lalu bangkit dari duduknya berdiri menghampiri Lisa. "Its right. Seorang pengganggu tidak bisa dibiarkan untuk terus bertahan hidup karena hanya mengacaukan saja. Ah iya, ku dengar Minji itu sepupunya Jooheon, kan?"

"Iya. Maka dari itu kita harus bergerak dari sekarang." Desis Sinbi pelan. "Aku tidak rela sampai lelaki yang ku perjuangkan selama ini malah jatuh pada Minji yang menjijikkan itu!" Sahut Sinbi dengan tatapan tajam.

Lisa menepuk pundak Seola. "Kau pasti terkejut karena hal ini kan, Seola? Aku memang baru saja memberitahu mu karena mengingat masa pacaran mu itu baru saja."

Seola hanya diam. Jarinya meremas ujung baju. Badannya gemetaran. Matanya menatap lurus ke depan. Ia tidak menghiraukan suara percakapan dari teman-temannya. Pikirannya hanya berpusat pada satu hal.

"Cih! Ternyata benar. Lihat saja nanti kau, Jung Minji!"

~~~~~

Other's Side

"Minji, tunggu sebentar." Sooyoung ssaem memanggil gadis yang ingin melangkah keluar dari ruang guru.

Dengan cepat, Minji berbalik. "Ada apa, ssaem?"

"Bisakah aku meminta tolong sesuatu?" Ujar guru yang mengampu mata pelajaran bahasa Jepang itu sambil menyerahkan map berwarna hijau pada Minji.

"I-iya."

"Tolong berikan ini pada Jeon Jungkook siswa kelas 2-2. Dan sekarang dia ada di ruang musik. Kau tidak keberatan, kan?"

Minji menarik napas pelan.
"Tidak. Saya permisi dulu."

Lalu ia membungkukkan badan dan melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu.

.

.

.

Denting suara merdu dari piano mengalun merdu bahkan terdengar hingga ke seluruh ruangan. Minji yang awalnya tidak ingin bertemu dengan Jungkook hanya karena satu map saja tiba-tiba mengurungkan niatnya. Dengan langkah pelan ia masuk ke dalam ruang musik. Pandangannya tertuju pada seorang lelaki yang tengah asyik memainkan piano. Matanya terpejam menikmati setiap alunan nada. Jari-jarinya dengan lihai bermain di atas tuts.

Extraordinary Means ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang