Author POVBunyi suara dari bola basket terdengar jelas dari luar gedung olahraga. Terlihat sekumpulan pemuda sedang asyik bermain basket disana. Hingga derap langkah kaki seseorang berhasil mencuri perhatian dan menghentikan aktivitas mereka.
"Kau terlambat lagi." Ucap salah seorang lelaki yang berdiri disisi lapangan.
Lelaki yang baru saja sampai di gedung olahraga itu mencoba beralasan sambil menggaruk tengkuk lehernya yang sebenarnya tidak gatal. "Sorry. Tadi aku bangun kesiangan."
"Kau kapan berubahnya, huh? Apakah kalau sudah berkeluarga nanti kau masih saja bangun kesiangan?" Timpal lelaki jangkung yang menghampiri mereka.
"Ini hidupku! Tidak usah ikut campur!"
"Calm down, bro. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."
"Berhentilah berdebat yang tidak penting, kawan. Kalian seperti anak kecil." Kata lelaki yang merupakan kapten tim basket dan sedari tadi hanya diam.
"Bagaimana keadaan Changkyun? Apakah sudah membaik?" Lanjutnya lagi.
"Iya. Tapi dia masih belum bisa berlatih."
"Hmm baiklah. Hei kalian, beristirahatlah dahulu. Ada hal penting yang ingin aku sampaikan." Seru lelaki itu pada teman-temannya yang bermain basket.
"Pertandingan nasional akan diadakan satu bulan lagi. Tapi sebelum itu, kita melewati babak penyelisihan antar sekolah agar kita bisa lolos dan masuk nasional. Tahap demi tahap telah kita lewati dan berhasil. Lusa adalah tahap terakhir kita. Meskipun pelatih dan salah satu anggota kita tidak bisa hadir saat ini tapi kalian tidak perlu khawatir. Dan juga untuk kekalahan karena kalah atau menang adalah sportivitas. Tetap berlatih dan fokus dalam pertandingan. Kalian selalu mendapat semangat dan dukungan orang banyak. FIGHTING!"
"FIGHTING!"
"Bagus. Tepuk tangan untuk kita semua."
Semua orang yang ada disana pun bertepuk tangan dan saling melempar senyum satu sama lain.
"Terimakasih teman-teman. Kalian semua luar biasa."
"Ini semua berkat bantuanmu, Hyung. Jika tidak, mungkin kami tidak akan berada disini."
"Benar, Hyung. Kau juga luar biasa."
"Bukan aku. Tapi kita semua disini luar biasa." Ia mengacungkan kedua jempolnya pada semua rekan satu timnya itu.
"Latihan hari ini kita akhiri dulu. Besok kita lanjutkan kembali.""Baik." Jawab mereka serempak.
"Jooheon, saat pulang nanti aku ingin menjenguk Changkyun. Apa kau ingin ikut?"
"Okay, Hyung. Aku juga ingin menjenguknya."
"Baiklah."
.
.
.
Minji POV
Lima jam di perjalanan telah berlalu akhirnya aku sampai di rumah Samchon dan Imo. Rumah tingkat dua yang besar dan mewah ini terlihat berbeda dari rumah disekitarnya. Mungkin karena cat warna rumah ini yang terlihat mencolok. Biru muda. Warna kesukaan ku.
Selama beberapa tahun ke depan aku akan tinggal disini. Aku sungguh tidak menyangka bisa tinggal di Seoul dan di rumah besar ini.
"Mari masuk." Ucap Imo yang membuka pintu rumah dan terlebih dahulu masuk.
"Wow.. rumah Imo bagus sekali."
"Kau menyukainya?"
"Iya, Imo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Means ✔
FanficKadang mencintai itu seperti membaca buku. Kau lupa menikmati setiap lembarnya karena sibuk menebak-nebak akhir cerita. ~~~~~ Start : 29/11/2017 End : 07/07/2018 Copyright © YongHoon11 2017