21. Dramarama

64 8 0
                                    


Selalu ada alasan mengapa seseorang dipertemukan, didekatkan, lalu kemudian dipisahkan.

-Unknown

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

“Kak Changkyun.”

Lelaki yang sedang mengikat tali sepatu itu terkesiap dan menghela napas setelah melihat Minji yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

“A-apa?” Changkyun belum terbiasa dengan panggilan 'Kak' dari adik sepupunya sendiri karena satu kata itu terdengar asing di telinganya.

Tetapi beberapa waktu yang lalu terjadi suatu insiden yang dimana Changkyun kalah taruhan dengan Minji saat bermain badminton. Jika Changkyun kalah maka laki-laki itu harus setuju saat dipanggil Kakak. Ia pun hanya mengangguk pasrah.

“Tolong ya berikan ini pada wali kelas ku.” Minji menyodorkan sebuah amplop putih yang berisi surat pada Changkyun.

“Apa kau sakit?”

“Tadi malam aku demam, Kak. Kau tidak tahu karena saat itu masih belum pulang.”

Changkyun menyentuh kening Minji dengan tangan nya. “Suhu badan mu normal saja.”

“Hari ini aku ingin istirahat. Dan Samchon juga mengizinkan. Ku mohon antarkan surat itu ya, Kak Changkyun.”

“Hmm, iya.” Changkyun mengangguk dan mengambil tasnya.

“Terimakasih, Kak.”

“Iya. Minji, apa kau ingin menitip sesuatu?”

“Maksud mu?”

“Biasanya orang sakit akan cepat sembuh kalau dia dibelikan makanan kesukaannya.”
Changkyun menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

“Eumm apa kau tidak kerepotan, Kak?”

“Tidak. Asalkan kau tau batasan dalam menitip suatu barang.”

“Aku tahu. Aku ingin eumm…” Minji berpikir sebentar. “Salad buah.” Lanjutnya.

“Itu saja?”

“Iya."

“Baiklah. Aku pergi dulu.” Changkyun melangkahkan kaki menuju anak tangga.

“Tapi belikan di tempat Bibi Han. Aku tidak mau salad buah di tempat lain.”

“Kenapa memangnya? Menurut ku semua tempat yang menjual salad buah sama saja rasanya.”

“Di tempat Bibi Han berbeda. Selain rasanya enak, kalau beli dua maka dapat bonus satu.”

“Terserah. Nanti aku terlambat lagi kalau mendengar ocehan mu.”

Bye bye, Kak. Semangat belajarnya.”

Setelah menutup pintu kamar, Minji merebahkan diri di atas kasur. Ia masih merasa pusing. Bahkan kemarin saat Jungkook mengantarnya pulang ia langsung pingsan. Imo bilang Jungkook yang menggendongnya ke kamar dengan ala bridal style. Minji tertawa ketika mendengar wanita paruh baya itu bercerita. Lalu Imo memanggil dokter dan setelah memeriksa keadaan Minji dan dokter bilang bahwa dirinya terkena demam.

Ia memejamkan mata lalu memeluk guling disampingnya. Saat ini pikirannya berkecamuk. Apalagi ketika memikirkan tentang ketiga gadis yang tiba-tiba melakukan pembullyan padanya membuat kepala Minji makin terasa sakit. Ia memutuskan tidak ke sekolah hari ini bukan karena takut dengan mereka namun keadaan fisiknya yang tidak mendukung untuk beraktivitas.

Jika saat ini ia baik-baik saja, sudah pasti ia akan mencari tahu tentang ketiga gadis yang sudah berbuat keterlaluan padanya.

Baru saja ia terlelap, handphone nya bergetar di atas nakas. Diambilnya benda itu lalu menggeser layar kunci dan sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal.





Extraordinary Means ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang