Extra Chapter

63 6 2
                                    

Author POV

"Hyejin, ayo makan dulu ya, sayang."

Anak kecil itu menggelengkan kepala.
"Tidak. Hyejin tidak mau makan bubul."

Gadis kecil yang berusia dua tahun itu belum fasih mengucapkan kata 'r' sehingga berubah menjadi 'l'.

"Kamu akan sakit nanti jadi tidak bisa main. Ayo, makan sedikit saja, ya." Bujuk Minji pada anak pertamanya itu.

Hyejin justru berlari mengitari sofa dan mengindari sang Bunda.

"Ada apa dengan putri Ayah ini?"

Wonho yang baru saja tiba setelah pulang bekerja langsung disambut hangat oleh Hyejin. Sedangkan Minji membantu suaminya itu melepas jaket karena Hyejin yang merengek minta gendong.

"Ayah...." Gadis kecil itu memeluk kaki sang Ayah.

Wonho pun menggendong putrinya itu.

"Minji, apa yang baru saja terjadi?"

Minji menghela napas.
"Hyejin tidak mau makan sejak pagi tadi. Dia hanya minum susu saja."

"Benarkah? Kenapa anak Ayah tidak mau makan, hm? Lihat, Ibu kan jadi khawatir."
Wonho mencubit dengan pelan pipi gembul putri kecilnya itu.

"Hyejin tidak mau." Ia memanyunkan bibir dan membuat Wonho tertawa.

"Baiklah. Ayah saja yang suapi, ya? Hyejin adalah putri yang cantik jadi harus makan."

Perlahan namun pasti, anak kecil itu mau makan karena disuapi oleh Wonho.

"Wonho, kau tidak mandi dulu? Setelah ini kita pergi lagi, kan?" Tanya Minji.

"Ah, benar." Wonho mengambil tisu dan membersihkan sisa makanan di mulut anaknya.

"Hyejin, Ayah mau mandi. Hyejin tidak boleh nakal. Janji sama Ayah, hm?"

Gadis kecil itu menautkan jari kelingkingnya pada Wonho. Lelaki itu mencium puncak kepala anaknya dan pergi masuk ke dalam kamar.

"Nah, Hyejin sudah kenyang. Sekarang bermain sama Ibu, ya."

Minji mengajak putri kecilnya bermain di ruang khusus yang dibuatkan untuk Hyejin bermain.

"Kemana mereka?"

Wonho mencari ke sekeliling rumah dimana keberadaan istri dan anaknya itu dan menghentikan langkah ketika melihat Minji susah payah mengejar Hyejin karena tidak mau dipasangkan kaos kaki.

"Hyejin sayang, kita pakai kaos kaki dulu supaya kakinya tidak kedinginan."

Hyejin menggelengkan kepala dan terus berlari tanpa henti.

"Sini. Aku saja."
Wonho mengambil kaos kaki itu dari tangan Minji.

"Lebih baik kau bersiap." Lanjutnya.

"Hmm. Baiklah."

Setelah selesai berdandan dan mempersiapkan diri, Minji kembali menghampiri suami dan anaknya yang sudah siap berangkat itu.

"Ikut Ibu saja ya, Hyejin. Ayah mau menyetir." Kata Minji ingin mengambil alih putri kecilnya dari Wonho.

Gadis kecil itu tetap menggeleng dan membuat Minji menghela napas.

"Tidak apa-apa, sayang. Ikutlah dengan Ibu."

"Tidak. Hyejin maunya dengan Ayah saja."

Wonho mengelus rambut anak pertamanya itu.
"Hyejin kan anak baik jadi harus menurut dengan Ayah dan juga Ibu. Hyejin tidak mau melihat Ibu sedih, kan?"

Extraordinary Means ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang