23. In Time

53 9 6
                                    


I want this time to stop
So I can see you now
In time
In space time wait so that you can come into my arms.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

3 Maret 2014

Seorang lelaki berjalan di lobi rumah sakit. Ia ingin menjenguk seseorang yang sangat berarti bagi dirinya yaitu Neneknya. Wanita itu sudah lama menderita sakit dan sering bolak-balik masuk ke tempat itu untuk mendapatkan perawatan intensif. Langkahnya terhenti ketika ia sudah di depan meja yang biasa menjadi tempat bagi para penjenguk atau keluarga untuk menanyakan keberadaan letak ruang rawat inap si pasien. Namun tak ada seorang perawat pun disana. Ia mengedarkan pandangan ke sekitar untuk mencari seseorang yang dapat ditanyai dan pandangannya berhenti pada seorang gadis tengah duduk sendirian di kursi panjang.

“Permisi.” Ditepuknya pelan pundak gadis bersurai panjang itu.

“Siapa kau?” Tanya gadis itu dengan suara lembut yang membuat lelaki itu hampir terbuai karena ia tidak pernah mendengar suara perempuan seperti itu.

“A-aku keluarga pasien di rumah sakit ini. Bolehkah aku bertanya?”

Gadis itu mengangguk.

“Dimana letak ruangan khusus lansia?”

“Ah itu. Letaknya masih di lantai satu disamping laboratorium.”

“Aku tidak terlalu tahu tempat disini. Jika kau tidak keberatan, boleh tidak mengantarkanku kesana?” Kata lelaki itu dengan nada sesopan mungkin pada gadis asing didepannya.

Tentu.” Gadis itu bangkit dari duduknya dan memasukkan benang-benang wol yang ia gunakan untuk merajut ke dalam tas.

"Mari.” Gadis itu mengajak lelaki disampingnya untuk mengikuti kemana arahnya berjalan.

Tidak berselang waktu lama, mereka sampai di tempat tujuan. Gadis itu membungkukkan badan dan pamit pergi setelah mengantarkan lelaki tadi.

“Aku pergi dulu. Semoga keluargamu cepat sembuh.” Ia tersenyum simpul.

“Ah iya. Terimakasih sudah mengantarkan.”

“Iya.”

Lelaki itu hanya diam menatap  gadis itu yang semakin menjauh darinya. Dan ia tiba-tiba berlari setelah ingat akan satu hal. Ia belum tahu siapa nama gadis itu.

“Hei, tunggu!”

Si gadis menoleh ketika lelaki itu menghampirinya dengan napas tak teratur.

“Ada apa? Keluargamu tidak ada didalam, ya?” Wajah polos gadis itu terlihat semakin cantik ketika ia bertanya.

“Bukan.”

“Lalu?”

“Perkenalkan, Shin Hoseok imnida. Panggil saja Wonho.” Lelaki itu menawarkan jabatan tangan.

“Jung Minji imnida.” Gadis itu menyambut uluran tangan Wonho dan seulas senyum terukir diwajahnya.

“Senang bertemu denganmu.” Wonho membalas senyum gadis dihadapannya.

“Aku juga.”

Setelah saling melepas jabatan tangan, mereka kembali berjalan ke arah yang berbeda. Minji menaiki tangga dan Wonho melangkahkan kaki menuruni tangga.

“Semoga aku bisa bertemu denganmu lagi, Jung Minji.”

“Jika ada kesempatan ku harap kita bisa bertemu lagi, Wonho-ssi.”

Extraordinary Means ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang