13. Tropical Night

73 11 0
                                    

It is too much for me to handle the thought of calling you mine.

Again...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

Sebuah cafe disalah satu pinggir jalan kota Seoul menjadi pilihan Minji dan kawan-kawan. Cafe itu terlihat cukup ramai karena juga dikunjungi pelajar dari sekolah yang sama dengan mereka ataupun dari sekolah lain yang berbeda karena cafe itu biasa menjadi tempat langganan kaum muda sebagai tempat bersantai dan lainnya.

 Cafe itu terlihat cukup ramai karena juga dikunjungi pelajar dari sekolah yang sama dengan mereka ataupun dari sekolah lain yang berbeda karena cafe itu biasa menjadi tempat langganan kaum muda sebagai tempat bersantai dan lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunie melangkahkan kakinya menuju salah satu meja yang ada satu kursi hitam panjang dan dua kursi putih yang diikuti oleh Minji, Soojin, dan Hyerin.

“Kalian mau pesan apa? Biar aku yang pesankan.” Ujar Hyerin.

“Aku seperti biasa. Red velvet cake dengan Ice blend coffe.” Kata Hyunie.

“Kalau aku Ice blend coffe juga dengan Cheese cake, ya.” Sahut Soojin.

“Dan kau, Minji?”

“Eumm aku Tiramisu dan Pink Lemonade saja.” Ujar Miniji sambil membaca buku daftar menu.

“Baiklah.”

“Tunggu, Hyerin. Aku ikut dengan mu.” Soojin mengikuti langkah Hyerin menuju meja pesanan.

“Minji, apa kau bisa mengajari ku ini?” Tanya Hyunie sambil menunjuk beberapa soal fisika pada buku catatannya.

“Tentu. Jadi begini caranya.” Minji pun mengambil pensil dan sebuah kertas kosong untuk mengerjakan soal yang ditanya oleh Hyuni sembari mengajarinya.

“Hanya begitu saja ya cara mengerjakannya.” Hyunie melongo menatap jawaban yang ditulis oleh Minji.

“Iya. Memang terlihat mudah tapi saat kau mengerjakan soal ujian yang sama dengan ini mungkin akan sulit karena angka yang digunakan berbeda.” Minji tersenyum melihat Hyunie.

“Argh, aku tidak suka menghitung.”

“Setidaknya berusalah. Kau itu pintar, Hyunie.”

“Pintar membuat orang marah sih iya.” Cibir Hyunie.

“Lalu bagaimana dengan ini?” Lanjut Hyunie dan menunjuk soal lain.

“Sebentar.” Minji kembali menulis. Tidak berapa lama kemudian ia menyerahkan kertas putih itu pada Hyunie.

"Sudah selesai?”

“Iya."

“Hebat! Kau keturunan Albert Einstein atau darimana, sih? Kau tahu, soal ini sangat sulit dan kau bisa menjawabnya.”

“Begitulah. Sebenarnya aku juga tidak terlalu paham dengan materi itu tapi seseorang mau berbagi ilmunya dan mengajari ku.”

"Siapa?"

Extraordinary Means ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang