16. No Exit

46 9 0
                                    

I thought we had it all but it seems like God has His own plans.
I hope we will be able to get through this someday
Thank you for being ‘us’
I will always treasure our memories in my heart

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

Panas sinar matahari yang cukup terik kala itu tidak menghalangi langkah kaki seorang gadis di jalan setapak. Sesekali ia membenarkan tudung jaket warna babyblue nya yang ingin terjatuh. Ia semakin mempercepat langkah ketika sampai di tempat tujuan. Sebuah rumah yang lumayan besar dengan pagar kayu mengelilingi sekitar rumah itu.

TING TONG

“Hyerin-a

“Oh, Hai Minji. Silahkan masuk."

Minji pun memasuki rumah Hyerin dan melepas sepatunya. Minji menghembuskan napas panjang dan duduk di sofa. Setidaknya ia telah sampai di rumah Hyerin dengan selamat dan aman.

“Apa kau menunggu lama tadi diluar?” Hyerin memberikan sekotak tisu pada Minji untuk mengelap keringat.

“Tidak. Aku baru saja tiba.” Minji tersenyum.

“Syukurlah. Kau ingin minum apa, Minji?”

“Eumm terserah kau saja.”

“Baiklah. Tunggu sebentar, ya.” Hyerin pergi menuju ke dapur dan meninggalkan Minji di ruang tamu.

“Ini minumannya. Ayo Minji, dihabiskan. Aku tahu, sekarang kau pasti haus.” Hyerin memberikan dua gelas Cinnamon Punch pada Minji.

“Ini terlalu banyak, Hyerin. Kau minum yang satunya, ya.” Minji menyodorkan satu gelas Cinnamon Punch pada temannya itu.

“Tidak usah. Aku sudah sering minum itu. Kau kan tamu ku jadi wajar saja aku memberikan lebih untukmu.” Ucap Hyerin

Aish, kau ini ya.”

“Aku benar, kan? Tamu itu seperti raja jadi harus dihormati.”

“Ya baiklah, Hyerin. Aku minum, ya.”

“Silahkan.”

“Hyerin, kau tinggal disini bersama siapa?”

“Bersama Ayah ku.”

“Ibu mu?”

Hyerin menghela napas.
“Kami tinggal berpisah semenjak orangtuaku bercerai.”

“Maaf. Seharusnya aku tidak bertanya hal ini.” Minji memegang lengan Hyerin.

“Tidak apa-apa. Sejujurnya, aku sangat merindukan Ibu dan juga kakak ku. Tapi aku tidak bisa bertemu mereka lagi sejak lima tahun terakhir.”

“Kenapa?”

“Aku tidak tahu mereka sekarang ada dimana. Aku juga tidak bisa menghubungi mereka karena lost contact. Kabar terakhir yang ku dengar mereka tinggal di San Fransisco.”

“Hyerin, bersabarlah. Aku yakin mereka disana juga merasakan hal yang sama denganmu. Doakan saja yang terbaik untuk mereka. Semoga mereka baik-baik saja.”

“Hmm iya."

TING TONG

Suara bel pintu yang kembali berbunyi membuat Hyerin dan Minji tersentak. Hyerin pun berdiri dan berjalan membuka knop pintu. Hampi saja ia terjatuh karena kaget melihat siapa yang ada didepan pintu.

“Shownu?”

“Maaf menggangumu, Hyerin. Aku kesini ingin mengantar pesananmu.” Namja yang memakai topi hitam itu lalu memberikan sebuah amplop putih pada Hyerin.

Extraordinary Means ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang