Life would be meaningless, if we have a meaning for others.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Minji POV
"Ayolah, Minji. Kau harus cepat!" Changkyun berseru sembari memukul pintu kamarku berkali-kali.
"Aish, dia tidak sabaran sekali." Umpat ku dalam hati.
"Iya, tunggu sebentar."
"Lima menit lagi. Kalau kau tidak keluar, berangkat sendiri sana."
Ku dengar suara derap langkah kakinya menjauh dari pintu kamar ku. Dia sangat menyebalkan. Dan lelaki itu tidak mengerti keadaanku sekarang.
Aku hampir saja bangun kesiangan kalau saja alarm tidak berbunyi. Keran air di kamar mandi ku tersumbat lalu aku harus turun ke kamar mandi di lantai bawah. Tetapi dia lebih dulu berada disana dan menghabiskan waktu satu jam lebih hanya untuk mandi. Aku sempat berpikir. Dia itu sedang bermeditasi atau ingin mendapatkan pencerahan atau semacamnya sampai menghabiskan waktu selama itu di dalam kamar mandi.
Setelah selesai berpakaian, aku langsung keluar kamar sambil memasang tas. Sejujurnya, aku gugup sekali hari ini. Aku gugup karena ini adalah hari pertama ku di sekolah baru. Hari pertamaku sebagai siswi tingkat dua di SMA. Namun aku berusaha santai dan tidak gugup. Walaupun itu sulit.
"Imo, aku berangkat dulu ya."
"Iya. Hati-hati, Minji. Semoga harimu menyenangkan di sekolah baru." Ujar Imo sambil memberikan kotak bekal padaku.
"Ini apa?"
"Kimbap. Jangan lupa dimakan, ya."
"Hmm. Terimakasih, Imo."
"Iya."
~~~~~
Other's Side
Sang mentari dipagi ini mulai menampakkan dirinya. Burung-burung berkicauan. Dan orang-orang yang beraktivitas untuk memulai hari.
Seorang lelaki terlihat santai melangkahkan kaki di jalan setapak sambil mendengarkan lagu lewat earphone nya. Sesekali ia bersiul sambil menikmati pemandangan.
"Sunbae."
Jooheon pun berbalik ketika seseorang memanggilnya.
"A-anu, apakah kau berangkat sendiri saja?" Tanya seorang gadis yang sekarang ada dihadapan Jooheon.
"Hm. Kenapa?"
"Eumm apakah aku boleh berangkat bersama mu? Ibu ku tidak bisa mengantar ke sekolah karena sedang sakit dan aku tidak biasa berangkat sendiri." Ucap gadis itu sedikit gugup.
"Iya." Jawab Jooheon seadanya lalu kembali berjalan. Gadis itu pun berjalan cepat agar langkah kakinya selaras dengan Jooheon.
"Sunbae."
"Hm?"
"Apakah saat pulang sekolah nanti kau ada waktu?"
"Sepertinya tidak. Aku latihan basket. Kenapa?"
"Ah, tidak. Aku hanya ingin bertanya saja."
"Kau ingin mengajak ku jalan, kan?" Ujar Jooheon dengan ekspresi datar.
Gadis itu menggelengkan kepala. "Aku hanya---" Perkataan nya terpotong ketika Jooheon kembali bicara.
"Cih! Sebuah alasan klasik, Sinbi."
Si pemilik nama pun langsung terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Lebih baik kau cari saja sana lelaki lain. Ah iya, sampaikan salam ku pada Ibu mu, ya. Semoga beliau cepat sembuh." Ucap Jooheon berlalu meninggalkan gadis itu ketika sudah tiba di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Means ✔
FanfictionKadang mencintai itu seperti membaca buku. Kau lupa menikmati setiap lembarnya karena sibuk menebak-nebak akhir cerita. ~~~~~ Start : 29/11/2017 End : 07/07/2018 Copyright © YongHoon11 2017