11. Gravity

77 10 0
                                    


Let me just being a secret admirer of yours, because you seem to have it not have been possible.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

"Hyunie, Soojin, Hyerin, aku pergi dulu ya. Kalau ada tugas, tolong kabari aku, ya?" Minji memasang tas ke pundaknya dan berpamitan pada ketiga temannya.

"Iya, tenang saja."

"Aku akan mengabari mu, Minji." Sahut Soojin.

Hyerin hanya mengangguk pada Minji.

"Hati-hati di jalan."

"Iya. Bye." Minji melambaikan tangan pada Hyunie, Soojin, dan Hyerin.

Dan mereka pun juga membalas hal sama seperti yang Minji lakukan.


.

.

.


Minji berjalan melewati lorong kelas menuju ruang guru karena Imo tengah menunggu nya. Tiba-tiba ia kaget karena seseorang menarik lengannya juga membekap mulutnya.

"Emmph lepaskan aku." Minji berteriak sekuat mungkin namun tidak ada yang mendengar karena mulutnya yang ditutup.

Ia berusaha melepaskan diri dari genggaman tangan kekar yang sedang menyeret tubuh Minji ke suatu tempat.
"Hei kau! Cepat lepaskan aku!"

"Apa aku diculik? Tidak. Ini tidak mungkin.

Tuhan, tolong aku. Aku tidak ingin hidup ku berakhir tragis di tangan seorang kriminal. Aku ingin hidup lebih lama lagi. Aku ingin membanggakan dan membahagiakan keluarga ku." Ucap Minji memohon dalam hatinya.

Sampailah ia di sebuah gudang sekolah. Gudang itu terlihat hampir rubuh, barang-barang yang berserakan, sampah disana-sini. Sepertinya gudang ini memang sengaja tidak ditempati.

Setelah bisa bernapas dengan baik dilihatnya lelaki yang telah menculiknya itu sedang bermain handphone.

"Kau penculik! Aku akan melaporkan mu ke polisi." Minji menatap tajam lelaki itu.

"Siapa bilang aku penculik?" Lelaki itu berbalik dan membuat Minji kaget.

"K-kau? Kau lagi?"

"Memangnya kenapa? Kau bosan melihat wajah tampan ku ini?"




What the?

Terlalu percaya diri

Wonho.

Lelaki yang membuat Minji frustasi.




"Kenapa kau membawa ku kesini?" Tanya Minji penuh penekanan.

"Aku membawa mu kesini dengan suatu alasan." Ucap Wonho dan memasukkan tangannya ke dalam kantung celana.

"Apa maksud mu?"

"Aku perlu bantuan mu."

"Apa?"

"Bantu aku untuk mendapatkan dia." Ujar Wonho dan menunjukkan foto Seola.

"Kau bilang apa tadi?" Ulang Minji.

"Bantu aku untuk mendapatkan Seola."

"Hahaha." Minji tertawa sambil memegang perutnya.

"Apa ada yang lucu?"

"Ah, tidak. Tapi permintaan mu itu mustahil."

"Tidak ada yang mustahil bagi ku."

"Cih! Memangnya kau yakin bisa mendapatkan dia?"

Extraordinary Means ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang