Eight

3.6K 187 6
                                    

Setelah sampai di sekolah Adit nyuruh gue masuk kelas duluan. Katanya, sih dia ada perlu.

Gue pun berjalan menyusuri koridor sekolah sampai gue gak sengaja ngeliat ke arah kelas XI IPS 1.

"kelas XI IPS1? Kalo gak salah ini kelasnya Mona."

Gue yang terlalu penasaran dengan sosok Mona pun memberanikan diri untuk bertanya ke siswa yang sedang duduk di ambang pintu.

"Hy, Joh."

Gue menyapa salah satu cowok yang sedang ngobrol dengan temannya itu.

Namanya Johan. Gue bisa kenal sama dia, karena dia salah satu anggota tim basketnya Adit.

"Iya Bill, kenapa? Tumben banget ke kelas gue?"

"Gak kenapa-napa sih, cuma kebetulan lewat aja, terus gue ngeliat Lo. Makanya gue mampir. Soalnya kemarin-kemarin gue gak sempat gabung sama anak-anak basket yang lain."

Gue emang lumayan dekat dengan anak-anak basket,. karena gue selalu nemenin Adit latihan. Oleh karena itu banyak yang menganggap gue sama Adit pacaran. Abis nempel terus, kayak prangko katanya.

"Ohh...kirain ada perlu."

"Gak, kok."

Saat gue lagi ngobrol sama Johan, pandangan gue menangkap sosok cewek yang menurut gue jarang terlihat di sekolah ini.

Apa mungkin dia...

"Selamat pagi Mona Angelista."sapa seorang cowok yang berada di samping Johan.

"Selamat pagi,"kata Mona sambil tersenyum.

Dan ternyata dia beneran Mona. Mona yang ditaksir sama Adit.

"jadi dia orangnya? Cantik. Pantes aja Adit suka."   Nabilla membatin.

Gak tahu kenapa saat gue bilang kek gitu,hati kecil gue kayak gak terima.rasanya... Sakit?

"Ada apa ya? "Tanya Mona yang membuyarkan lamunan gue.

Awalnya gue gak nyadar kalo Mona lagi nanya ke gue.tapi saat gue liat arah pandangan Mona dan yang lainnya kearah gue.gue pun mencoba untuk memastikan.

"Nanya gue? "

Mona hanya mengangguk ragu saat mendengar pertanyaan gue.

"Gak papa.cuma... Kayak baru ngeliat Lo aja.murid baru ya? "

Gue ngeliat dia menghembuskan nafas kasar.lalu setelahnya terukir senyuman manis dibibirnya itu.

"Iya gue murid baru."

"Kenalin gue Nabilla Akirra Tyson.panggil aja Nabilla."

"Gue Mona Angelista."

"Iya gue udah denger dari Deddy tadi."

Deddy itu yang duduk disamping Johan.yang tadi nyapa Mona.

"Ohhh iya.pacarnya Johan ya? "

Gue dan Johan pun melotot mendengar tebakannya yang terlalu melenceng jauh.

"Bukan.. Bukan.Nabilla ini pacarnya Adit."Elak Johan.

"Pacarnya Adit yang kapten basket itu ya? "tanya Mona.

Ya ampun apa-apaan ini.mereka bilang gue pacarnya Adit? mereka gak tahu bahwa justru yang dihadapan gue saat ini adalah gebetannya Adit.

Dengan cepat gue mengklarifikasi segalanya sebelum terjadi kesalah pahaman.

"Bukan.gue bukan pacarnya Johan ataupun Adit.GUE BUKAN PACAR SIAPAPUN."kata gue dengan penuh penekanan.

"Terus yang Johan bilang-"

"Gak usah didengerin.gue,Adit sama Johan sahabatan,gak lebih."

Setelah mengatakan itu,gue pun pamit untuk ke kelas.

Setelah berjalan beberapa langkah dari posisi gue tadi.gue menoleh kearah Mona.

"Mona Angelista.Dapat salam dari Radithya Dhefin Airlangga."

Setelahnya gue pergi meninggalkan tempat itu.tempat yang buat gue harus merelakan seseorang untuk kebahagiaannya.

Gue tahu apa dampak dari perkataan gue tadi.gue,Adit dan Mona akan jadi bahan pembicaraan mulut-mulut gatal di sekolah ini.

Tapi gue gak peduli.karena saat ini gue bakal bantu sahabat gue,sodara gue dan cinta gue buat mendapatkan cinta yang ia inginkan.

Cinta? Yah,gue sadar penyebab dari kegelisahan dan sakit yang gue rasain kemarin bukanlah tanpa sebab.tapi karena cinta.

Gue juga gak tahu kapan perasaan itu hadir.tapi yang pasti orang yang ku cintai tak mungkin mencintaiku,karena ia telah mencintai orang lain.baginya gue adalah sahabat bahkan sodaranya.

Dan gue harus bisa menerima semua itu.

*****
Benar dugaanku.saat di kantin banyak siswa yang selalu memperhatikan gue dan Adit.

Gue yakin yang gue ucapkan di kelas XI IPS1 pasti sudah tersebar disegala sudut sekolah ini.

Tak bisa dipungkuri gue dan Adit yang notabennya murid berprestasi,disegani,dan diidolakan sebagian siswa pasti akan sangat tertarik dengan kabar ini.

Apalagi mereka yang mendukung gue dan Adit untuk berpacaran tiba-tiba mendengar kabar hadirnya Mona dalam hubungan kami.

Entah apa yang akan terjadi setelah ini.

"Dit,Lo beneran suka sama si Mona? "tanya Niko yang mulai risih dengan tatapan siswa lain ke arah meja kami.

"Kenapa emang? "

"Eh,gila.Lo,Nabilla sama Mona lagi jadi bahan pembicaraan hangat di sekolah.Lo gak risih apa diliatin kayak gitu? "

"Berasa Artis gue kalo diliatin kek gitu."Canda Adit.

"Masih bisa becanda aja Lo."

"Iya,Dit.Lo mikir dong Lo sama Nabilla tuh udah banyak yang kirain pacaran.terus tiba-tiba muncul berita Lo suka sama si Mona.apa kata orang nanti? "kata Ridho.

"Bener.padahal mereka tuh lagi baper-bapernya dengan hubungan kalian berdua.apaan tiba-tiba si Mona muncul kek jailangkung.datang tak dijemput pulang tak diantar."Sahut Cindy yang ikut nyemplung dalam pembahasan.

Amel hanya duduk diam melihat kami mengeluarkan unek-unek masing-masing.kebiasaan banget.

"Gue sih gak peduli sama omongan mereka.idup gue,gue yang jalanin.begitu pula Adit sama Mona.ngapain mereka yang pusing.lagian gue juga udah sering bilangkan gue sama Adit itu sahabat.CUMA SAHABAT.gue rasa itu udah cukup jelas gue katain ke semua orang."

"Liatkan? Gue sama Nabilla aja gak ambil pusing.kenapa jadi kalian yang pusing mikirin ini sih? "tambah Adit.

"Lo mungkin bisa bersikap biasa aja dan masa bodo.tapi kita sebagai sahabat yang gak suka dengan kondisi kek gini."jelas Niko.

"Kali ini gue setuju sama Niko."tambah Cindy.

"Kalo gue sih terserah kalian berdua aja.tapi kalo saran gue nih ya,Adit harus mempertegas masalah ini.Lo harus tunjukin ke semua orang siapa yang Lo suka sebenarnya. "Kata Ridho.

"Gue bakal bantu Adit sama Mona."Kata gue.

"Walau itu berarti gue sengaja nyakitin hati gue sendiri."

Senyum yang begitu manis yang saat ini terukir dibibirku.namun tak ada yang tahu,dibalik senyum itu terdapat luka yang begitu dalam.

Friendzone [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang