Eleven

3.6K 153 1
                                    

Silau matahari dari arah jendela menyapa pagi Adit hari ini.

Tanda bahwa hari telah berganti dan suka cita menanti di depan sana.

Dengan sempoyongan Adit berjalan menuju kamar mandi.

Bagaimana tidak sempoyongan.Adit yang berniat begadang semalaman dan menanti datangnya pagi justru ketiduran pukul 03.40 dini hari.

Tertidur hanya beberapa jam saja membuat dirinya justru merasa lebih lelah.sangat lelah.bahkan berdiri pun rasanya tak sanggup.

Mending gue gak usah tidur aja sekalian.

Sepanjang langkahnya Adit hanya mampu ngedumel sendiri.tidak ada yang memperhatikannya di rumah.

Orang tua Adit emang jarang berada di Indonesia.itu karena ayah dan ibu Adit harus mengurus perusahaannya di London.

Sebenarnya orang tua Adit sudah menyarankan untuk melanjutkan pendidikannya di London.namun tak dituruti oleh Adit.alasannya simple.

Kalo Adit pindah ke London gak bakal ada yang jagain Billa nanti.

Itu alasan yang Adit katakan untuk menolak ajakan orang tuanya.

Orang tua Adit yang memang sudah sangat dekat dengan orang tua Nabilla pun menerima keputusan Adit.

Itu sebabnya ia akan sangat senang jika disuruh menemani Nabilla.dan sebenarnya tanpa disuruh pun ia akan melakukannya.

Saat bersama Nabilla,Adit merasa ada yang menyanyanginya,memperhatikannya dan membutuhkan kehadirannya.

Mengingat ia akan mengatakan keresahan yang dialaminya ke Nabilla membuat Adit mengabaikan rasa pegal ditubuhnya.

Setelah ia sudah rapi,ia mengeluarkan motor ninja kesayangannya.motor ninja merah yang menjadi saksi kebersamaan dua sahabat yang saling melengkapi.

Satu fakta lagi yang berhubungan dengan motor ninja itu.fakta bahwa sepanjang Adit memiliki motor itu,hanya Nabilla seorang yang pernah duduk di jok belakang.dan beberapa hari berikutnya entah masih sama atau akan berubah.

Adit mengendarai motornya sampai tepat dihadapan rumahnya.karena rumah yang diseberang jalan sana adalah rumah Nabilla.

Seperti biasa.ia akan menjemput Nabilla sekalian sarapan disana.bagaimana pun baiknya Nabilla dan Bunda Maya.Adit pasti akan tetap rindu dengan orang tuanya sendiri.ia rindu disaat-saat seperti ini.

Saat dimana semua anggota keluarga pada umumnya akan berkumpul di meja makan untuk  sarapan atau sekedar berbincang hangat.

"Adit kamu sakit? "tanya Bunda Maya memegang bahu Adit yang berhasil membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Eh,tante.gak kok.Adit gak papa."

Dari arah tangga Nabilla yang melihat ekspresi khawatir sang bunda menjadi penasaran.

"Kenapa Bun."

"Ini.dari tadi Adit cuma diem,gak kayak biasanya aja.bunda kira dia lagi sakit."

"Lo sakit? "

"Gak kok.cuma agak pusing aja dikit.dikiiitt banget."

"Gak usah becanda kalo sakit.mending Lo gak usah masuk sekolah,Lo istirahat aja di rumah."

"Iya nak.kalo kamu pusing,kamu istirahat saja.jangan dipaksakan."

"Ini udah agak mendingan juga kok.tante sama Nabilla gak usah khawatir.Adit mah kuat kalo cuma ke sekolah doang."

"Yakin? "tanya Bunda Maya.

Adit hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalo gue aja udah diomelin pasti.bilang gue keras kepala lah,sok kuat lah,apa lah."

"Lo beda.Lo cewek jadi gue sebagai cowok sejati,harus jagain cewek yang gue sayang."

Sayang? Sayang apa nih?

"Sayang seorang  kakak ke adiknya."tambah Adit.

"Iya gue juga tahu kali."

Padahal gue berharapnya lain,Dit.gue berharap lebih dari itu.tapi gue juga tahu diri.bukan gue yang Lo mau,tapi orang lain.

"kenapa? "tanya Adit karena Nabilla yang sedari tadi memperhatikannya dengan tatapan yang... Terluka?

"Gak papa."kata Nabilla lalu mengolesi selai kacang ke roti yang kemudian diberikan kepada Adit.

"Makasih."

"Ini jusnya."tambah Nabilla setelah menuangkan segelas jus.

Nabilla tahu bahwa Adit kurang suka dengan susu.untung saja bi Inah asisten rumah tangga di rumah Nabilla selalu menyiapkan susu dan jus di meja makan.itu juga karena Nabilla yang meminta.

Setelah sarapan,Adit dan Nabilla berpamitan untuk segera berangkat ke sekolah.

"Nih helmnya."kata Adit mengulurkan helm yang memang ia siapkan untuk Nabilla.

Nabilla yang saat itu sedang kerepotan karena membawa sebuah prakarya yang ia dan Adit kerjakan semalam pun kerepotan saat akan mengenakan helm.

Adit yang menyadari hal tersebut pun meminta helmnya kembali.

"Sini.biar gue yang pakein."

Nabilla lalu menyerahkan helm itu dan dengan sangat hati-hati Adit memakaikannya ke kepala Nabilla.

Perasaan gue sama Adit sering deketan kayak gini biasa aja.terus kenapa sekarang gue jadi dag dig dug gini? Batin Nabilla.

Saking deg degannya,Nabilla sampai menutup mata dan tak menyadari Adit yang sedari tadi memanggilnya.

"Bill.. "

Nabilla yang tersentak kaget pun menjawab dengan kebingungan.

"Hah? Kenapa? "

"Gue udah masangin helmnya dari tadi.kenapa merem sih? Kenapa diem juga? "

"Ah.. Gak papa kok.yuk mending kita berangkat aja sekarang."

"Yaudah naik."

Motor ninja Adit pun ikut bergabung di jalan raya dengan kendaraan lainnya.

Friendzone [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang