“ Bill, jangan diemin gue dong.”
“ Bill... Nabilla! NABILLA AKIRRA TYSON!” teriak Adit tepat di telinga Nabilla.
“Ck, lo mau buat gue budeg apa?!” protes Nabilla sambil melototkan matanya ke arah Adit. Adit yang dipelototi hanya nyegir sambil garuk-garuk kepala.
“ Sorry, sorry. Abis lo dipanggil dari tadi nggak nyaut-nyaut, sih.” kata Adit dengan manja dan bibir yang dimanyunkan.
Andai saja Nabilla tidak sedang merajuk. Pasti ia sudah mencubit pipi Adit dengan gemas karena melihat ekspresinya saat ini. Tapi nyatanya gengsinya terlalu tinggi untuk melakukan hal itu.
Tahu kenapa ia merajuk dengan Adit?
Ya. Karena ia tidak jadi makan gratis sepuasnya hari ini. Mendengarkan curhatan Adit ternyata menyita waktu yang cukup lama, terlebih ia juga menangis di toilet entah berapa lama. Yang pasti begitu bokongnya mendarat di bangku kantin, bel masuk juga sudah berbunyi dengan nyaringnya. Apalagi jam pelajaran selanjutnya adalah Fisika. Mata pelajaran yang menguras banyak tenaga dan pikiran+ ketemu guru paling membosankan sepanjang masa.
Ia memang dikenal akan kecerdasannya di sekolah. Namun ia tetap manusia biasa, bukan? Manusia yang kapan saja bisa merasa lelah dan bosan.
Dengan langkah seribu,Nabilla dan kawan-kawan bergegas ke kelas agar tidak mendapat omelan panjang lebar dari Bu Susi— si guru fisika. Guru yang sepertinya tak pernah kehabisan kosa kata jika sudah terlanjur bicara.
Dan dengan nafas yang masih terengah-engah, Dito sang ketua kelas mengumumkan bahwa Bu Susi berhalangan masuk karena adanya urusan dadakan.
Pernah nggak,sih kalian ngerasain hari tersial sepanjang kalian bernapas? Kalau bagi Nabilla, inilah harinya.
“Bisakah doraemon meminjamkan pintu kemana saja miliknya,biar gue bisa lari dari dunia yang fana ini.”
Begitulah kata-kata Niko begitu mendengar pengumuman dari Dito.kata-kata yang dibuat sedramatis mungkin dan selebay mungkin.namun anehnya,sebagian siswa yang merasa kesal ikut-ikutan dengan Niko dengan cara mendramatiskan suasana.
Amel dan Ridho pun turut serta dalam kekonyolan itu.dan Nabilla hanya menatap sahabatnya itu dengan tatapan lelahnya.
Disaat yang lain sedang sibuk-sibuknya mendrama,Nabilla justru hanya duduk diam di bangkunya dengan tangannya yang menopang dagu.
Sementara itu Adit ikut duduk disamping Nabilla dan membujuknya.ia tahu kalau saat ini Nabilla sedang bad mood.dan salah satu penyebabnya ya,gara-gara gagal makan gratis dan itu karena dirinya.
"Bill.. "
Nabilla tetap diam dengan posisi yang sama,tanpa berniat sedikit pun untuk menjawab panggilan Adit.
"Jangan ngambek lagi dong.janji deh,gue bakal turutin apapun yang Lo mau."kata Adit dengan menatap Nabilla lekat-lekat.
Nabilla yang risih dengan tatapan Adit pun menjawab Adit dengan judes.
"Jangan liatin gue kayak gitu.tatapan Lo seolah-olah mau nerkam gue hidup-hidup."kata Nabilla dengan judes.
Adit hanya nyengir kuda.setidaknya sekarang Nabilla sudah buka suara walaupun masih judes.
"Hehhh...gue gak setega itu juga kali Bill.paling cuma... "Adit sengaja menggantungkan kalimatnya agar Nabilla penasaran.
Dan berhasil. Nabilla mengubah posisinya menjadi menghadap ke Adit dengan kening berkerut.
Adit menaik turunkan alisnya untuk menggoda Nabilla yang tengah dilanda rasa penasaran.
"Cuma apa? "tanya Nabilla kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [Sudah Terbit]
Teen Fiction"Sebelas tahun bersahabat, yang membuatku nyaman dan berujung pada cinta. Ya, aku mencintaimu, tapi tak ku ungkapkan karena takut kehilanganmu. Aku takut kamu menjauh, dan tak mau berhubungan denganku bahkan walau hanya sekedar bersahabat." Nabilla...