Sixteen

3.4K 176 3
                                    

"Kenapa berangkat duluan?" Tanya Adit begitu memasuki kelas dan mendapati Nabilla yang sudah duduk manis di bangkunya sambil berbincang dengan Amel dan Ridho.

Pagi ini mereka berdua tak berangkat bersama, karena saat Adit ke rumah Nabilla, Bi Inah bilang kalau Nabilla sudah berangkat menggunakan taksi.

Nabilla yang ditanya Adit dengan ekspresi datar hanya menjawab dengan enteng.

"Lagi pengen berangkat lebih pagi aja." Jawab Nabilla sekenanya.

"Kenapa gak kabarin gue?" Tanya Adit dengan ekspresi yang masih sama datarnya serta posisi berdiri disamping meja Nabilla dengan tas yang diselempang di bahu kanan.

"Lo kan gak pernah datang pagi, jad-"

"Tapi kalo Lo kabarin gue, gue bisa aja jemput Lo dan berangkat lebih pagi dari biasanya."

Baik Ridho maupun Amel sama-sama bingung dengan Adit yang datang-datang langsung debat dengan Nabilla.

"Kalian berdua kenapa sih? Pagi-pagi gini udah ribut? " Tanya Amel.

"Kalo urusan rumah tangga mah, jangan dibawa-bawa ke sekolah." Tambah Ridho dengan lelucon.

"Gak lucu! " Hardik Adit berlalu ke bangkunya.

Amel kemudian menatap Nabilla untuk meminta penjelasan.

"Ada apa sih? "

"Dia lagi kesel, soalnya gue tinggal. "

"Emang Lo kenapa gak berangkat bareng Adit? Biasanya juga barengan mulu." Tanya Ridho.

"Ya, gimana yah? Gue sih juga gak enak sama Adit. Tapi ya mau gimana lagi? Gue harus sedikit menjauh dan terbiasa tanpa Adit." Jelas Nabilla.

"Lah? Kok gitu? " Tanya Ridho yang semakin penasaran.

"Seperti yang kalian tahu, Adit naksir sama si Mona. Terus gue juga dari awalkan udah bilang, kalo gue bakal bantu Adit buat jadian sama Mona. Nah untuk itu gue harus sedikit menjaga jarak sama Adit. Gue gak mau kalo sampe Mona maupun yang lainnya beranggapan bahwa Adit hanya mainin Mona."

"Situasinya kok ribet gini yah?" Tanya Amel yang tidak tahu harus memberikan solusi apa dalam masalah Nabilla.

"Tapi jujur gue gak suka kondisi seperti ini. Gue udah kenal Lo sama Adit tuh dari SMP, gue tahu banget kalo kalian berdua saling melengkapi dan saling membutuhkan satu sama lain. Gue gak suka jika hubungan persahabatan kalian berdua yang menurut gue begitu sempurna, harus renggang hanya karena orang baru. Gue gak suka itu Bill, kalo gue harus jujur."

Ini yang disukai Nabilla, Adit, Amel dan yang lainnya tentang Ridho. Sekonyol-konyolnya ia,sebandel-bandelnya ia, Ridho akan selalu jadi penengah dan penasehat yang bijak jika sahabatnya menghadapi masalah.

"Sebutuh-butuhnya gue, akan ada orang yang lebih-lebih butuh lagi sama Adit. Gue juga tahu, selama ini, selama 11 tahun Adit selalu manjain gue. Adit yang selalu ngingetin gue dari hal yang terkecil sekalipun dan sekarang gue harus menjauh dan terbiasa tanpa bantuan dia. Sulit, memang sangat sulit. Tapi gue harus belajar Mel, Dho."

Amel yang mendengar Nabilla yang begitu rapuh hanya mampu mengusap bahu sahabatnya untuk menenangkan dan menguatkannya.

"Jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan sama kita-kita Bill. Selama ini mungkin Lo gak pernah mau berbagi kesedihan dengan kita, karena ada Adit di sisi Lo. Tapi Lo harus inget Bill, bukan cuma Adit yang ada di sisi Lo. Ada gue, Amel, Cindy sama Niko yang bakal siap bantu dan juga mendengar keluh kesah Lo."Nasehat Ridho.

"Yang dibilang Ridho bener Bill. Jangan nanggung beban ini seorang diri. Lo juga harus berbagi sama kita. Selama ini Lo hanya berbagi kebahagiaan sama kita, gue harap lain kali Lo juga mau berbagi kesedihan yang Lo alami."Tambah Amel.

Bersyukur. Hanya itu yang bisa Nabilla lakukan sekarang. Menemukan manusia yang kemudian menjadi sahabatnya, yang selalu ada disaat ia butuh dan selalu menjadi penopangnya kala ia tengah rapuh.

Ditengah situasi yang mengharukan, tiba-tiba saja Niko datang dengan teriakan merdu miliknya yang mampu merusak dunia.

"Wihh lagi pada pelukan nih.gue ikutan dong."kata Niko lalu mempercepat langkahnya.

"Gak ada. Gue gak mau pelukan sama orang kayak Lo! "Teriak Nabilla dengan suara cempreng miliknya.

Adit yang mendengar teriakan Nabilla melirik ke arah depan tapi hanya sekilas, karena ia kembali menatap ponsel miliknya dan melanjutkan game mobile lagend yang tadi sempat ia pause.

"Lo pikir gue punya penyakit menular apa? "hardik Niko.

"Iya punya."jawab Ridho.

"Apa? "Tanya Niko yang tidak mengetahui penyakit yang dimaksud oleh Ridho dan yang lain.

"PENYAKIT BEGO! "Teriak Nabilla, Ridho dan Amel bersamaan tepat di telinga Niko.

Niko yang dikerjai pun hanya mencebikkan mulutnya dan berlalu ke arah Adit, apalagi jika ia tidak mau mengaduh.

Nabilla, Amel dan Ridho menengok ke belakang untuk melihat seorang makhluk alay bernama Niko yang tengah mengaduh ke Adit.

Nabilla Cs tak kuasa menahan tawa tatkala melihat ekspresi Niko yang sedari tadi memanyunkan bibirnya karena tak mendapat respon apapun dari Adit yang tengah sibuk memainkan gamenya tak lupa juga Adit memakai earphone ketika melihat Niko berjalan ke arahnya, dan tentu saja suara bising dari Niko akan membuat gendang telinganya terganggu.

"Hey! Tuan Radhitya Dhefin Airlangga! Di sini ada seorang pria tamvan yang tengah meraung-raung meminta pertolonganmu, tapi engkau malah lebih memilih game tak berguna macam ini? Sahabat macam apa kau ini? "Jerit Niko frustasi yang tak kunjung mendapat respon.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

"KACANG! KACANG! Ada kacang nih yang sedari tadi dianggurin. Semuanya pada tega, tega banget ngacangin cowok keren anti badai kayak gue. Ada yang mau sama gue gak sih? "Niko kembali berteriak dengan suara yang lebih nyaring 2 kali lipat dari yang tadi yang pastinya bakal kedengeran sampe gedung sebelah.

Siswa yang tengah berlalu-lalang bergidik ngeri mendengar penuturan Niko yang dianggap udah gak waras.

"Tega emang. Kenapa sih kalian tuh gak ada yang bisa ngertiin perasaan gue? Asal kalian tahu aja ya, kalian-kalian semua udah nyia-nyiain pria tampan se jakarta yang stoknya terbatas, tinggal atu-atunya nih!"Gerutu Niko sambil berjalan lalu menarik sebuah kursi dan duduk di sebelah Ridho.

Nabilla dan kawan-kawan tak henti-hentinya tertawa sampai tanpa mereka sadari setetes air bening telah keluar dari mata masing-masing karena kelewat ketawa.

Niko tersenyum simpul ketika melihat Nabilla tertawa lepas. Sebenarnya ia sengaja melakukan drama sinting kayak tadi buat menghibur Nabilla, karena tadi ia tidak sengaja mendengar pembicaraan Nabilla dan Ridho juga Amel. Mengingat Nabilla duduk paling depan di deretan meja dekat pintu,membuat ia lebih leluasa mendengarkan  pembicaraan mereka tanpa ketahuan.

"Thanks Nik."Ucap Nabilla tulus. Karena ia tahu Niko sengaja melakukan aksi ini untuk menghiburnya.

Udah liatkan Bill? Persahabatan itu sangat indah. Apa kamu mau kehilangan suasana hangat seperti ini? Gak kan? Kalau begitu belajarlah untuk melupakan rasa cinta untuk sahabatmu, dan jalinlah persahabatan dengannya seperti sedia kala. Sahabat yang selalu membuatmu tersenyum, bukan seperti rasa cinta yang kamu rasakan saat ini yang justru membuatmu menangis, menangis dan menangis.

--------------------------------------------------


Vote and coment dong,biar nulisnya juga semangat.

Dan yang udah vote terus udah coment,thanks.I love you 😘

Friendzone [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang