5

39 5 0
                                    


Reyhan mulai melaju dengan mobil suv putih nya.

"Kar, kalau gua boleh nanya, emang orang tua lu dimana?" Tanya Reyhan penuh dengan hati hati.

Aku menghela nafas sejenak.

"Di Bali, bokap gua CEO di industri jasa sedangkan nyokap gua sekretaris bokap, mereka belum pulang udah dua bulan terakhir, sejak pertama pergi gaada nelpon kerumah. Nanya kabar gua juga gaada" aku berusaha menahan sesak.

"Tapi lo kuat ya kar, walaupun orang tua Lo gaada di sisi Lo tapi Lo bisa setegar ini" jawab Reyhan yang membuat aku mulai kembali tegar.

"Tapi lebih sakit kalo terlihat bahagia diluar tapi di dalam hancur Rey" balas ku.

"Lu masih enak ada bahagia nya, gua udah hancur luar dalam kar. Tapi semenjak ketemu Lo entah kenapa gua kuat lagi"

"Kenapa hancur? Kenapa karna gua?"
Tanya ku terheran heran, aku masih tidak mengerti dengan apa yang Reyhan ucapkan.

"Bokap gua meninggal, ibu dari ayah gua ngusir gua sama bunda dari rumah kami sendiri, gatau kenapa hasrat buat hidup gaada lagi bagi gua. Tapi setelah pindah kesini dan ketemu Lo semangat gua ada lagi"

Aku tidak tau mau membalas apa, seorang Reyhan ternyata sudah ditinggal oleh ayah nya di usia yang masih semuda ini.
Tiba tiba tanganku memegang tangannya.

"Gua yakin Lo kuat kok" dengan senyum yang aku paksa se indah mungkin.
Dia hanya mengangguk.

Tiba tiba handphone ku berdering.

'hallo put?'

'kar mobil Lo udah gua balikin kunci nya gua titip sama satpam rumah Lo kar, makasi banyak ya kar'

'bokap Lo gimana put?'

'alhamdulillah udah baikan, tapi gua baru bisa masuk sekolah besok kar'

'iya put gapapa, fokus ke bokap lo dulu aja'

'iya kar makasi ya, bay lav'

'bay'

"Kenapa bokap putri?"
Tanya Reyhan.

"Sakit jantung nya kambuh"

Reyhan terdiam kembali dan fokus menyetir menuju sekolah.

Aku gak habis pikir, Reyhan jadikan aku alasan kenapa semangat hidup dia ada lagi. Tapi disini aku malah menyia nyiakan hidup dan hanya semakin menyakiti diri sendiri.

Tiba tiba Reyhan belok ke arah yang berlawanan dari sekolah.

"Salah rey, aturan nya belok kanan. Kenapa malah belok kiri?"

"Kita gak usah sekolah hari ini, main aja" ucap nya enteng

"Maksud Lo cabut?"
Yang dibalas dengan anggukan Reyhan.

"Gila Lo! Gua gamau cabut, gua gapernah cabut seumur hidup gua tau gak?! Cepat belok lagi balik kesekolah Reyhan!!" Murka ku.

Dia mengambil ear bluetooth nya dan memasang nya.

Aku hanya pasrah, kemana dia akan membawa ku terserah. Tidak peduli.

"Kar, bunda bilang tadi pagi kalau bisa gua nikah nya sama Lo aja"

"Rey, Lo mau gua bunuh disini, nyetir yang bener gausah ngomong yang enggak enggak" bentak ku.

Dan Reyhan tertawa terbahak bahak melihat reaksi ku.

Gila ya ni cowo semakin hari semakin beda banget.

Sampai lah kami di taman lavender yang indah nya bukan main, di pinggir taman terdapat danau hijau, di samping kiri terdapat pohon yang besar diatas nya ada pondok kecil.
Setelah memakirkan mobil, aku langsung turun dan berlari ke taman itu.

GUY FROM THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang