Setelah lelah melompat diatas kasur aku terduduk mencerna kejadian barusan, dengan keras aku menghempaskan tubuh ku kekasur dan tersenyum lebar.
"ARGGHHHHH" teriak ku sambil menaikan selimut sampai batas kepala.
Aku mencoba tidur, tapi nihil. Tidak bisa juga, aku mencoba memejamkan mata sambil menghitung domba seperti apa yang diajarkan mama dulu padaku ketika tidak bisa tidur. Tapi tidak bisa juga! Aku kembali terduduk memeluk kedua lutut ku menghela nafas panjang memutuskan untuk tidak tidur toh sekarang sudah jam 4 pagi.
Aku terduduk Berjam jam sampai matahari muncul dari balik tirai menusuk ke dalam. Putri yang terusik dengan terang nya matahari yang masuk ke dalam kamar dari balik tirai segera mendudukkan dirinya dan merenggang kan otot otot nya.
"Kara"
"Kara!"
"KARAMEL SETAN!" teriak nya sambil melempar guling ke arah ku.
"Apa?" Tanya ku tak peduli dengan guling yang di lemparkan nya, aku masih tetap memandang ke depan dan memasang senyum lebar.
"Disini susah nyari ustadz kalau Lo kesurupan kar" ucap putri panik dan mengambil posisi di depan ku.
"Gua lagi bahagia banget put"
"Hah?"
"Gua bahagia" ulang ku dan membalas tatapan nya.
"Lo gak tidur semalam?" Tanya putri memastikan, aku hanya menggeleng menjawab pertanyaan nya dan semakin melebarkan senyuman ku.
"Sinting lo!" Ketus nya sambil beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
"Aaaargghhhh jadi gila gua cuma gara satu cowo" aku menggigit selimut dengan gemas, putri yang baru saja menyelesaikan mandi nya keluar dari kamar mandi dan langsung berlari ke arah ku lalu menarik ku dari tempat tidur.
"Lo benar benar kesurupan setan lapar kar" ucap putri sok mistis aku menatap nya kesal.
"Cepat mandi dan kita turun ke bawah untuk sarapan" sambung nya lagi sambil mendorong ku untuk masuk ke kamar mandi.
Aku berendam di bathtub selama setengah jam dan tidak henti henti nya tersenyum memikirkan kejadian tadi malam.
"KARAMEL! LO NGAPAIN DI DALAM GUA LAPER NYET! BODO AMAT! GUA DULUAN AJA KE BAWAH" aku tidak menggubris teriakan putri dari arah kamar dan mendengar pintu dibuka lalu tertutup, seperti nya putri sudah pergi.
Setelah setengah jam berendam aku keluar dari kamar mandi, segar sekali rasanya namun rasa kantuk masih menyelimuti mata ku. Aku memutuskan untuk memakai baju santai hari ini dan tidak menggunakan make up lalu mengering kan rambut ku dengan hair dryer. Terdengar ketukan dari arah luar pintu kamar, aku dengan sedikit kesal menuju pintu untuk membuka nya, siapa lagi kalau bukan putri.
"Gua sebentar lagi turun cerew-" aku mematung berdiri di ambang pintu setelah melihat siapa yang tengah berdiri di depan ku.
"Morning tuan putri" ucap nya sambil mengecup pipi ku.
"Morning too" ucap ku gugup.
"Udah siap? Yuk ke bawah sarapan!" Ajak nya.
"Udah kok" jawab ku dan segera keluar kamar menuju lantai bawah menyusul manusia manusia yang tengah menikmati sarapan mereka di pagi hari.
"Kata putri kamu gak tidur?" Aku membisu mendengar pertanyaan Reyhan.
"Kamu senyum terus dari tadi malam sampai pagi" sambung nya dengan polosnya.
"Terus kata putri lagi kamu kesur-"
"Gausah kamu dengarin deh kata putri, dia gila" celetuk ku kesal dan segera menarik tangan Reyhan untuk cepat sampai di lantai bawah karena perut ku sudah meronta. Reyhan hanya terkekeh melihat ku.
Setelah sampai di meja makan aku langsung menatap putri dengan tatapan membunuh, yang di tatap hanya cengengesan.
"Karamellll! Akhirnya gua dapet satu bule bohay banget anjir! Main nya juga enak banget lagi" ucap Vito dengan mata berbinar.
"Dasar otak Lo terbuat dari spon!" Celetuk Kevin kesal mendengar perkataan sahabat nya itu.
"Wahh keren tuh, pacarin aja!" Respon ku.
"Gak deh, gua masih selera sama cewe indo asli" jawab nya dan aku hanya manggut manggut mendengar nya lalu kembali menyantap sarapan ku.
"Jadi Lo sama kara udah pacaran nih bro?" Tanya Kevin.
"Wahhh anjir berarti cuma gua dong yang jomblo disini? Parah Lo Rey gak bilang bilang!" Ketus Vito sambil membanting garpu nya.
"Lagian gua sayang banget sama kara" jawab Reyhan seadanya sambil tetap melanjutkan sarapan nya dan mengedipkan sebelah matanya ke arah ku yang berhasil membuat nafas ku tertahan.
"Akhirnya teman gua berhasil" ucap Kevin sambil menepuk nepuk pucuk kepala reyhan.
"Gaasik Lo monyet!" Timpal Vito sambil menoyor kepala Reyhan tanpa merasa bersalah yang langsung mendapat tatapan membunuh dari Reyhan.
"Gak terasa ya 2 hari lagi kita udah balik aja ke Jakarta" ujar putri.
"Gak terasa banget, padahal gua baru dapet satu bule" sambung Vito, aku yang mendengar nya hanya menggeleng heran.
"Gimana kalau ntar malem kita semua main di pantai? Untuk merayakan hari terakhir kita disini, sambil buat pesta kecil" saran Kevin.
"SETUJU BANGET SAMA AA KEPIN" teriak putri bersemangat.
"Gua juga" sambung Vito sambil menambah semangkuk salad ke dalam piring nya.
"Emang harus banget ya di pantai?" Tanya ku.
"Harus lah kar, pasti seru nanti" Kevin menyakinkan ku.
"Kamu takut?" Tanya Reyhan sambil menggenggam sebelah tangan ku, aku yang memang sedikit phobia dengan pantai sedari dulu.
"Sedikit" jawab ku sambil memandangi wajah tampan itu dengan tersenyum.
"Tenang aja, kan ada aku" balas Reyhan. Aku hanya mengangguk mendengar nya.
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
GUY FROM THE PAST
Romance•DON'T COPY PASTE• My stories REAL My imagination!!! ... Kau sangat dekat tapi tidak dapat ku raih Kita bersama tapi merasa jauh Masa lalu yang dicari dari awal ternyata di depan mata. Apa aku yang terlalu sibuk dengan mu atau kamu yang terlalu tid...