Setelah sampai di taman, aku memakirkan mobil ku dan segera keluar dari mobil dengan membanting pintu mobil ku dengan keras. Aku berjalan gontai menuju pinggir danau dan duduk di bawah rerumputan.
Aku menelepon supir ku untuk menjemput mobil ku kesini, aku ingin menginap di pondok ini tidak berniat pulang malam ini. Rasanya ingin menenangkan hati ku malam ini tanpa siapapun.
"Non kara yakin gak pulang malam ini?" Tanya supir pribadi rumah ku saat sampai di taman.
"Iya pak, bilang sama mama kara nginap dirumah putri"
"Non kara bawa ponsel?"
"Enggak, putri udah tau kok kara disini nanti dia jemput" jawab ku berbohong.
Lalu supir itu pergi dari hadapan dengan membawa mobil ku pulang. Aku memandang langit yang begitu teduh hari ini tanpa sadar air mata ku kembali menetes aku memeluk kedua lutut ku erat dan terisak.
"Tuhan kara gak minta banyak kok, kara hari ini cuma mau minta supaya Reyhan gak benci sama bunda nya dan menerima semuanya" doa ku sambil menatap langit dengan penuh harap agar Tuhan mengabulkan doa ku hari ini.
Sudah hampir gelap tapi aku masih enggan beranjak dari taman ini, aku tidak memperdulikan rasa lapar yang sudah menyerang perut ku dari tadi siang. Aku hanya ingin disini lebih lama lagi, tubuh ku terasa letih mata ku nyeri karna menangis tak henti.
"Pulang" tiba tiba muncul suara yang sangat aku kenal dari hadapan ku. Aku mendongak ke atas melihat siapa pemilik suara itu dan segera mengalihkan pandangan ku dengan kesal.
"Tadi mama kamu nelpon, dia cemas" ya itu suara Reyhan.
Aku masih tetap diam tidak ingin menjawab perkataan Reyhan saat ini, rasanya masih terasa sangat sakit bagaimana tadi pagi dia mengusir dan membentak ku.
"Kara pulang" ucap nya lembut sangat lembut dan berjongkok di hadapan ku.
Dan lagi lagi air mata ku keluar, aku menenggelamkan wajahku di antara lutut ku dan mulai menangis tersedu sedu.
"Maaf" ucap Reyhan lirih dan merengkuh tubuh ku erat.
"Aku gak nyangka udah berucap kasar sama kamu" sambung nya.
Aku masih enggan melihat dan menjawab perkataan nya, terdengar helaan nafas berat dari Reyhan.
"Sayang ayo pulang mama kamu khawatir" bujuk reyhan lagi.
"Bunda kamu?" Tanya aku tanpa basa basi dan menatap lekat Reyhan tidak peduli dengan wajah ku yang sudah sangat berantakan.
"Tadi siang aku udah mikirin semua nya dan bicara sama bunda, aku putusin untuk Nerima semua nya pelan pelan walaupun susah rasanya perkataan kamu tadi pagi ada benar nya dan buat aku sadar" jawab Reyhan yang membuat hati ku lega, aku menatap matanya nya mencari kebohongan di mata nya tapi tidak ku temukan Disana, dan dia tidak sedang berbohong sekarang.aku segera mengucap syukur di dalam hati karna Tuhan sudah mengabulkan doa ku secepat ini.
"Masih marah?" Tanya nya.
Aku hanya mengangguk dan menatap ke arah lain. Dia menggenggam tangan ku dan melihat pergelangan tangan ku yang masih memerah karena Cengkraman nya tadi pagi di pergelangan tangan ku, dia mengelus nya pelan berusaha menghilangkan rasa sakit yang dia ciptakan tadi pagi.
Aku menepis tangan nya kasar dari tangan ku. "Gausah sok khawatir" ketus ku.
"Tadi pagi aku benar benar di luar kendali kar" jawab Reyhan penuh dengan nada menyesal.
"Aku sedih Rey kamu bentak aku seakan akan aku ngelakuin kesalahan besar sama kamu, aku cuma mencoba membantu karna aku gak tega ngeliat seorang ibu menangis. Apalagi itu bunda kamu yang udah aku anggap seperti mama aku sendiri" tegas ku.
"Aku minta maaf kar, terserah kamu mau pukul aku, maki aku atau lempar aku ke danau sekarang juga tapi kamu pulang ya"
"Aku mau disini sampai besok! Kamu pergi sana"
"Sayang" panggil Reyhan, ya tuhan mendengar dia memanggil aku seperti itu saja aku sudah sangat luluh.
"Dua hari lagi kelulusan aku gak mau kamu sampai sakit terus gak bisa datang di kelulusan nanti" sambung nya.
"Gausah sok peduli" jawab ku dan segera berdiri lalu berjalan menjauh dari nya.
Reyhan menyusul ku dan menarik kedua bahu ku berbalik menghadap nya lalu tanpa persetujuan menggendong ku masuk ke dalam mobil nya dan langsung melaju menuju rumah ku.
"Aku gak mau pulang!" Protes ku.
Reyhan tidak menjawab perkataan ku dan terus fokus menyetir, aku mendengus kesal melihat nya lalu mengalihkan pandangan ke samping jendela melihat keadaan luar jalan yang sangat ramai.
"Aku lapar" ucap ku lagi dan memang benar saat ini aku sangat lapar.
Reyhan membuka dashboard dan mengambil beberapa roti dari sana.
"Makan" ucap nya.
Aku langsung memakan roti yang dia berikan dengan kesal, aku pikir dia akan mengajak ku makan diluar.
"Nanti dirumah makan nasi, kita gaada waktu buat makan diluar mama kamh udah khawatir banget" ucap nya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. Aku tersenyum mendengar nya.
Setelah sampai di depan rumah. "Turun" suruh reyhan.
"Bukain pintu nya" pinta ku.
"Gausah manja kar"
"Tangan aku sakit rasanya mau putus karna kamu tadi pagi" dia mendengus kesal mendengar perkataan ku dan segera keluar dari kursi kemudi menuju sisi samping ku untuk membukakan pintu.
Aku keluar dari mobil tanpa mengucapkan satu patah kata pun pada Reyhan dan segera berjalan masuk, saat hendak melangkah tangan ku di tahan oleh Reyhan.
"Sayang"
"Maafin aku"
"Aku benar benar minta maaf" terdengar jelas di telinga ku Reyhan sangat menyesal dengan kejadian tadi pagi.
"Boleh peluk?" Tanya ku tanpa memedulikan perkataan nya tadi.
Reyhan hanya terdiam menatap ku tidak mengerti, tanpa persetujuan Reyhan aku segera memeluk tubuh nya erat sangat erat.
"Aku sayang banget sama kamu kar, maafin aku udah nyakitin kamu, udah buat kamu nangis" bisik Reyhan tepat di telinga ku.
Aku melepas pelukan nya dan tersenyum ke arah nya. "Aku lebih sayang sama kamu" ucap ku sambil mencium pipi nya sekilas dan segera berlari masuk kedalam rumah.
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
GUY FROM THE PAST
Romance•DON'T COPY PASTE• My stories REAL My imagination!!! ... Kau sangat dekat tapi tidak dapat ku raih Kita bersama tapi merasa jauh Masa lalu yang dicari dari awal ternyata di depan mata. Apa aku yang terlalu sibuk dengan mu atau kamu yang terlalu tid...