39

30 4 0
                                    

Pagi nya aku terbangun dan segera duduk lalu merenggangkan otot otot ku yang kaku. Aku melihat kearah jam dinding sudah jam 8 pagi.

"Tumben banget gua bangun jam segini?" Tanya ku heran.

Aku melirik layar ponsel ku dan tidak ada juga panggilan atau sekedar sms dari Reyhan, aku menatap layar ponsel ku kesal dan melempar nya asal agar menjauh dari hadapan ku.
Aku segera mandi dan memakai kaos dan celana jeans aku memutuskan untuk menguncir satu rambut ku ke belakangan karna pagi ini aku akan kerumah Reyhan untuk mengantarkan cupcake permintaan mama tadi malam.

"Pas banget kamu turunnya, baru aja mau mama panggil ke atas"

"Pagi mama sayang" ucap ku sambil mencium kedua pipi mama dan mengabaikan ucapan mama tadi.

"Kenapa anak mama pagi pagi udah cemberut?"

"Gapapa kok, mana papa?" Tanya ku heran karna tidak melihat sosok papa, biasanya jika mama membuat kue papa akan segera menghabiskan nya.

"Papa udah berangkat dari tadi ada masalah sedikit dikantor, nih antar kerumah Reyhan" ucap mama sambil menyodorkan kotak ala bungkusan kado.

"Kok kado?" Tanya ku heran.

"Itu kotak kado kue di dalam nya ada cupcake biar terkesan cantik" jawab mama.

"Aduuh mam-"

"Udah jangan protes cepat antar sana!" Ucap mama. Aku hanya menggeleng melihat tingkah mama lalu segera mengambil kunci mobil di atas meja dekat tv dan segera melaju menuju rumah Reyhan.

Sampai di dalam pekarangan rumah Reyhan aku terkejut melihat pagar yang terbuka lebar tidak biasanya seperti ini dan melihat satu mobil sport terbaru keluaran Jerman di area pekarangan. Aku keluar dari mobil dan menatap heran mobil asing yang terparkir disana, lalu aku menuju pintu rumah Reyhan pintu nya terbuka begitu saja.

"Permisi" ucap ku.

"Permisi" tapi tidak kunjung ada yang menyahut, aku memutuskan untuk masuk kedalam rumah Reyhan dan mata ku langsung menangkap bunda Reyhan yang tengah menangis terisak di bangku ruang tamu. Aku terkejut melihat nya dan segera berlari kecil menuju bunda Reyhan. Dan meletakkan kotak cupcake diatas meja.

"Tante kenapa?" Tanya ku penuh dengan rasa khawatir dan iba melihat keadaan bunda Reyhan yang berantakan. Bunda Reyhan sedikit terkejut melihat kehadiran ku yang tiba tiba, tapi kemudian dia segera merubah ekspresi terkejut nya dengan sedikit senyum yang dipaksakan.

"Reyhan marah sama Tante kar" jawab bunda Reyhan dengan masih terisak.

Aku langsung mengerti dengan apa maksud dari perkataan bunda reyhan. Reyhan marah karna bunda nya menikah lagi.

"Dia marah karna Tante sudah menikah tanpa mengabari dia, Tante takut Reyhan akan semakin membenci Tante nanti nya" sambung bunda Reyhan.

"Reyhan gak mungkin marah sama Tante" ucap ku sambil mengelus punggung bunda Reyhan berharap bisa sedikit menenangkan wanita paruh baya yang masih sangat terlihat cantik ini.

"Reyhan dimana Tante?" Tanya ku lembut.

"Dia dikamar nya"

"Kara bakal coba bujuk reyhan ya Tante"

"Jangan kara, nanti kamu bisa dikasarin sama dia" jawab bunda Reyhan sambil menahan tangan ku.

"Itu gak bakal terjadi Tante, Tante jangan nangis lagi ya. Kara mau nemui Reyhan sebentar" ucap ku dan segera menuju kamar Reyhan.

Aku membelalakkan mataku melihat pecahan kaca, gucci, dan vas bunga berserakan dimana mana. Tanpa pikir panjang lagi aku berlari menaiki tangga menuju kamar Reyhan.

GUY FROM THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang