27

29 6 0
                                    

Keesokan paginya aku bangun dengan penuh semangat tidak sabar untuk mengerjakan ujian hari ini.

Aku segera berlari ke kamar mandi dan membersihkan tubuh lalu segera memakai seragam sekolah dengan rapi. Setelah merasa semuanya siap aku turun kebawah untuk sarapan, karna bi inem sedang pulang kampung dan orang tua ku sedang tidak ada dirumah.

Saat aku ingin berjalan menuruni tangga aku mendengar suara berisik dari arah dapur, tanpa pikir panjang aku segera mengambil stik golf milik papa dengan jantung ku yang berdetak cepat dan keringat yang mulai bercucuran membasahi pelipis ku dengan hati hati aku menuruni tangga dan segera memukul dengan sekuat tenaga orang yang sedang berada di dapur.

"AWWW KARAA INI AKU!" Reyhan teriak meringis kesakitan, aku mematung dan langsung menjatuhkan stik golf yang aku pegang dengan mata membelalak.

"Rey" ucap ku lirih.

Dia hanya diam menatap ku marah dan menarik tangan ku untuk duduk di meja makan.

"Makan" ucap nya sambil menyodorkan dua potong sandwich yang dia buatkan sedari tadi untuk ku.

"Aku gatau kalau itu kam-"

"Gausah banyak omong, makan!" Ucap Reyhan ketus yang membuat nyali ku menciut dan langsung memakan sandwich yang dia berikan tadi.

"Haus" Reyhan segera menyodorkan segelas susu kepada ku, setelah selesai sarapan aku dan Reyhan langsung berangkat menuju sekolah.

"Maaf Rey" ucap ku yang hampir menangis melihat ekspresi Reyhan menahan sakit di punggung nya. Reyhan hanya diam tidak menjawab ucapan ku.

Aku dengan berani mengelus punggung reyhan pelan berharap rasa sakit itu akan hilang, tapi Reyhan hanya terdiam fokus dengan jalanan di depan nya. Setelah sampai di parkiran sekolah aku dan Reyhan langsung keluar dari mobil. Tanpa mengeluarkan satu patah kata pun Reyhan berjalan duluan meninggalkan ku di parkiran sendirian.

Di ruang ujian hari ini aku sekelas dengan Reyhan dan Vito lagi, Reyhan duduk disamping kanan ku agak jauh karna memang berjarak, sedangkan Vito duduk di paling belakang satu kelas berisikan delapan orang murid.

Ujian berlangsung dengan hening, ujian di hari pertama kali ini adalah mata pelajaran matematika terdengar dari arah belakang pengawas ujian menegur Vito berkali kali.

Setelah dua jam berlalu ujian hari ini selesai, Kevin dan putri langsung memasuki kelas ku.

"Gimana ujian tadi kar?" Tanya putri.

"Lumayan, cuma tiga soal yang gak bisa gua jawab" jawab ku.

"Gimana ujian lo bro" ucap Kevin semangat sambil memukul bahu Vito.

"Sama kek kara lah?" Kami terkejut bukan main mendengar ucapan Vito.

"Cuma tiga soal yang bisa gua jawab" jawab Vito santai dengan penuh percaya diri dan langsung mendapat jitakan dari Kevin.

"Itu namanya kebalikan nya tolol!" Ketus Kevin.

"Di otak Lo cuma ada bikini bottom dan seisinya doang sih, belajar makanya!" cerca putri.

"Lo gimana Rey?" Tanya Vito sambil mengambil duduk disamping Reyhan. Yang ditanya tidak bergeming dan langsung membereskan alat tulisnya lalu berlalu keluar dari kelas.

"Lah ayang beb gua kenapa?" Tanya Vito bingung dan menatap punggung reyhan yang mulai berlalu keluar dari kelas.

"Kar! Si Reyhan kenapa tuh?" Tanya Kevin penasaran. Dan aku mulai menjelaskan semua kejadian tadi pagi dengan rinci tanpa meninggalkan satu moment sekalipun. Setelah mendengar cerita dari ku Kevin, putri, dan Vito tertawa terbahak bahak mendengar cerita ku. Aku menatap mereka dengan kesal.

"Ah sama aja Lo pada, bukannya dukung gua atau kasih gua saran apa kek biar Reyhan gak marah lagi" ucap ku kesal dan segera membereskan alat tulis ku lalu setengah berlari keluar kelas menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil Reyhan. Setelah duduk di samping kemudi Reyhan menyalakan mobil nya dan melaju menuju rumah ku.

"Jangan cuekin aku terus ish"

"Rey"

"REYHANNNN" teriak ku sambil menyenggol lengannya.

"Kamu beneran marah?"

"Maaf"

"Aku kan gak tau kalau itu kamu"

"Jangan marah dong"

"Kamu juga gak bilang kalau kamu bakal kerumah sepagi itu"

"Rey, aku cape ngomong terus" omel ku. Tak terasa mobil Reyhan sudah terparkir di pekarangan rumah ku.

"Turun" titah nya.

"Gak mau"

Reyhan segera keluar dari mobil dan berjalan ke sisi samping mobil lalu menarik ku keluar. Aku yang sudah kehilangan kesabaran langsung menarik tangan Reyhan untuk masuk ke dalam rumah dan mendudukkan nya di sofabed ruang tamu.

Dengan menarik nafas dalam aku menatap Reyhan sekilas dan langsung membuka kancing kemeja nya dan menggantung kemeja pria itu di sandaran sofabed.

Reyhan hanya terdiam dan tidak bereaksi apapun, jantung ku sudah berdetak tidak karuan melihat dengan jelas otot tubuh bagian atas Reyhan yang tersekspos jelas dihadapan ku.











































TBC~

GUY FROM THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang