2

32.1K 990 25
                                    

'Bruk' (NK) terperanjat kaget karena Pintu utama rumah mewah yang ia tempati terbuka secara paksa oleh ulah seorang lelaki tampan yang berjalan sempoyongan

"Astagfirullah mas, kamu mabuk lagi?" ucap (Nk) saat melihat suaminya seperti orang yang kehilangan akal. Ia langsung menutup kembali pintu yang terbuka

Iqbaal berjalan sempoyongan ke arah kamarnya untuk tidur. (Nk) mengekori Iqbaal di belakang karena takut suaminya nanti terjatuh ataupun pingsan karena Iqbaal sedang dalam keadaan Mabuk

Sesampainya dikamar Iqbaal langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan tak butuh waktu lama ia langsung terlelap, (Nk) yang melihat itu menghembuskan nafas lelah pasalnya ini bukan sekali dua kali

Pernikahannya dengan Iqbaal sudah berusia hampir 3 bulan dan asal kalian tau Iqbaal hampir setiap hari seperti ini, Ah ralat bukan hampir tapi memang setiap hari seperti ini. Kalau (Nk) menasehatinya, Iqbaal Pasti akan sangat marah dan malah melakukan kekerasan terhadap (Nk)

"Sampe kapan kamu bakal kaya gini mas?" Lirih (Nk) meneteskan Air mata, (Nk) sudah lelah ia merasa sudah tak sanggup lagi menghadapi sikap suaminya ini, namun di satu sisi ia merasa kasihan kepada mertuanya yang sangat berharap kepada (Nk) agar ia bisa merubah Anak semata wayangnya itu

'Aku gaboleh nyerah, aku bisa. Kamu bisa (nam), kamu pasti bisa. Jangan nyerah semuanya akan berakhir indah' suara batin (Nk) menyemangati dirinya sendiri

💢💢💢

Suara Adzan berkumandang dengan Indah memperingati setiap umat muslim untuk melaksakan kewajiban shalat subuh, (Nk) yang mendengar adzan itupun langsung membuka matanya, Hal Pertama yang ia lihat ketika membuka mata yaitu Suami nya sendiri karena ia tidur sambil menghadap suaminya

"Wajah kamu damai banget ya mas, coba aja kalo kamu kaya gini disaat kamu sadar" Gumam (Nk) merasa sedih dengan apa yang harus ia jalani

(Nk) bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu ia pun melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Muslim ia berdoa Agar suaminya cepat disadarkan

"Ya allah, aku berlindung kepadamu. Hanya engkau satu satunya tempatku mengadu. Aku mohon berkatilah, Ridhoi Rumah tangga kami, berilah aku kesabaran yang tiada batas agar aku bisa menghadapi suamiku dengan hati yang damai tanpa melawannya, Aku Lelah ya Allah, tapi aku tak boleh menyerah. Jadi aku mohon bantu aku untuk menuntunnya kembali ke jalan-Mu ya Allah" Tanpa di sadari Airmatanya lolos begitu saja dari pelupuk mata Tasya "Aku memohon kepadamu ya Allah, jangan biarkan Hambamu terus berada di jalan yang salah. Aamiin" ia mengusap wajahnya secara perlahan seraya mengucap 'Aamiin'

Setelah ia membereskan mukena dan sajadah yang ia pakainya untuk beribadah tadi, ia pun menghampiri tempat tidurnya dan berniat untuk membangunkan suaminya walaupun ia tau suaminya tak akan bangun

"Mas, Bangun. Shalat subuh dulu" ucap (Nk) sambil menggoyangkan tubuh suaminya

"Ck apaan si, gua masih ngantuk"

"Shalat dulu mas"

"Lo aja sana"

"Aku udah mas tadi, sekarang mas mandi gih shalat dulu" ucap (Nk) secara lembut dan hati-hati

"Udah ah jangan ganggu gua, gua masih ngantuk pengen tidur. Ganggu orang tidur aja lo"

"Astagfirullahal azim" Lirih (Nk) sambil mengelus dadanya yang merasa sesak dan hampir meneteskan air mata

Ia merasa jengah, akhirnya ia memutuskan untuk kebawah menyiapkan sarapan untuk di makan nanti olehnya dan suaminya

(Nk) menjalani perannya sebagai Istri dengan sangat baik walaupun lawan perannya tak pernah peduli terhadapnya

Percayalah walaupun (Nk) terpaksa menikah dengan Iqbaal, tapi ia tidak akan keberatan jikalau Iqbaal mengambil 'Mahkota' berharga miliknya. Dengan begitu Iqbaal pasti berhenti mencari Jalang di luaran sana, itulah pikiran (Nk)

Namun tidak sepeti yang (Nk) pikirkan, jangankan untuk mengambil 'Mahkota'nya, bahkan untuk menyentuh (Nk)pun Iqbaal terlihat enggan. (Nk) hanya bisa pasrah menghadapi kenyataan pahit yang menimpa dirinya

***

Tap Tap Tap

Suara Langkah kaki yang menuruni anak tangga. Itu adalah suara kaki Iqbaal, Ia terelihat sedikit segar, mungkin baru selesai mandi

"Mas kamu udah mandi?" Tanya (Nk)

"Hmm" iqbaal hanya berdehem. Selalu seperti itu, Iqbaal selalu bersikap seolah (Nk) tak ada. (Nk) pun tak tau apakah dirinya dianggap atau tidak oleh Iqbaal. Biarkan itu menjadi rahasia Allah

"Mas kamu hari ini ada acara ga?" Tanya (Nk) di sela sela kegiatan sarapan mereka

"ada" jawab Iqbaal singkat

"Penting ga?" Tanya (Nk) hati-hati

"Mau penting ga penting itu bukan urusan lo" ucap Iqbaal dengan suara dingin

"Bukan gitu mas, Bunda kamu nyuruh kita buat kerumahnya hari ini. Katanya Bunda kangen sama kamu, pengen ketemu sama kamu, dia juga butuh bantuan aku buat acara nanti malem so-"

"Lo bisa kan bilang sama Bunda kalo gue lagi sibuk? Gue banyak urusan. Dan bilang sama Bunda urusan gue ini penting ga bisa di tunda tunda" Potong iqbaal

(Nk) menundukan kepalanya, menahan rasa sesak yang ada di dalam dadanya. Ia ingin sekali membujuk Iqbaal, tapi ia tau ia takkan pernah bisa membantah Iqbaal, ia juga takut ini semua berujung pada kekerasan, Luka yang ada di sekujur tubuhnya pun belum sembuh total, ia tak ingin menambah lukanya.

Setelah selesai sarapan Iqbaal bangkit dari tempat duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan (Nk) di Meja makan tanpa sepatah katapun

(Nk) membereskan Meja makan dan mencuci piring yang kotor. Sehari hari ia hanya menghabiskan waktunya di rumah, ia tak berkuliah karena percuma ia tau nasibnya pasti akan menjadi ibu rumah tangga setinggi apapun pendidikannya. Ditambah lagi kenyataan yang memaksanya untuk menikah

Setelah beres membersihkan piring, (Nk) pun buru buru menelpon mertuanya

"Hallo. Assalamu'alaikum Bunda" Ucap (Nk) pada seseorang di sebrang sana

"Hallo walaikumsalam sayang? Kamu jadi kan kesini?" Tanya Rike Ibunda Iqbaal

"Mm aku ga bisa Bun, Maaf banget Bun aku gabisa bantuin Bunda. Soalnya mas Iqbaal lagi sibuk dan gabisa ninggalin kerjaannya Bun. Aku bener bener minta maaf banget sama Bunda" mohon (Nk)

"oh gitu iya gapapa sayang kamu gausah minta maaf jangan merasa bersalah gitu. Nanti bilangin aja ke Iqbaal kapan-kapan main ke rumah gitu ya, kapan aja dia bisanya"

"Iya Bun, sekali lagi aku minta maaf ya sama Bunda"

"iya gapapa sayang. Yaudah kalo gitu telponnya Bunda tutup ya. Assalamuaikum"

"Walaikumsalam"

Istri Solehah [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang