Iqbaal memarkirkan mobilnya lalu ia berjalan menuju kantornya. Ia menaiki lift untuk naik ke lantas paling atas dimana ruangannya berada
"Cacha?" Iqbaal menghentikan langkahnya ketika melihat Vanesha berada di depan ruangannya
"Hai Baal. Apa kabar?" Tanya wanita yang Iqbaal sebut Cacha itu sambil berdiri dan menghampiri Iqbaal
"Baik" jawab Iqbaal singkat sambil menunjukan wajah datarnya
"Mmm kamu abis dari mana Baal? Aku nungguin kamu dari tadi loh" Tanya Cacha sambil bergelayut manja di lengan Iqbaal
"Bukan urusan lo. Mending sekarang lo pergi. Gue banyak kerjaan" Ucap Iqbaal dengan nada Dingin
"Kok kamu gitu sih? Aku nungguin kamu dari tadi Baal, baru aja ketemu masa kamu tega si ngusir aku"
"Gue banyak kerjaan Cha"
"Yaudah aku Cuma mau ketemu kamu doang, mau liat kamu. Aku kangen sama kamu Baal. Biarin aku temenin kamu ya. Aku janji ga bakal ganggu"
"Terserah" Bukan karena takut di ganggu, ia hanya muak melihat wajah Cacha yang sok polos tanpa dosa. Namun ia juga malas untuk berdebat dengan Cacha
oOo
2 jam berlalu
Cacha masih setia dengan posisinya. Ia berada di hadapan Iqbaal, duduk di bangku yang ada di sebrang meja Iqbaal. Ia menjadikan tangannya untuk menumpu kepalanya sendiri. Matanya terus menatap wajah Iqbaal sambil tersenyum tipis
Iqbaal merasa tak nyaman. Bahkan ia tidak fokus pada kerjaannya. Cacha memang tak mengganggunya, namun ia sangat terganggu dengan tatapan Cacha
"Kamu cape ya?" Tanya Cacha ketika melihat Iqbaal menghela nafas. Namun Iqbaal tak berniat menjawabnya sama sekali, iqbaal berusaha fokus pada kerjaannya
"Baal. Kok ga jawab si?"
"Mending lo keluar deh Cha"
"Kamu ngusir aku?"
"Keluar. SE KA RANG!!"
"Fine. Oke aku bakal pergi. Tapi nanti aku bakal datang lagi. Aku pamit ya, bye" Ucap Cacha sambil mencolek dagu Iqbaal
Iqbaal membuang pandangannya ke sembarang arah karena ia sangat enggan menatap Cacha
"Huft, Ngapain coba dia kesini" Ucap Iqbaal bertanya pada dirinya sendiri ketika Cacha sudah pergi dari ruangannya. Ia menjambak rambutnya sendiri yang terasa pusing, lalu ia kembali fokus pada kerjaannya
Iqbaal menyelesaikan pekerjaannya dengan terburu-buru. Karena sedang mengejar waktu, bagaimana caranya sebelum adzan magrib ia sudah harus di apartemen
Karena di rasa ia tak akan bisa mengejar waktu, akhirnya ia memutuskan untuk menyerahkan pekerjaan pentingnya itu pada orang kepercayaannya di kantor tersebut. Lalu setelah itu ia pulang
Jam sudah menunjukan pukul 04:45 butuh waktu kurang lebih 40 menitan untuk sampai ke apartemennya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Tak peduli dengan sekelilingnya, Ia terus melajukan mobilnya
Iqbaal menginjak rem secara mendadak karena hampir saja ia akan bertabrakan dengan mobil yang muncul tiba tiba di arah kirinya. Begitu juga dengan mobil itu yang mungkin sama kagetnya dengan Iqbaal. Keduanya turun dari mobil masing-masing dan saling menghampiri
"Loh? Elo? Lo Iqbaal kan?" tanya orang itu
"Karel? Lo Karel kan?" Iqbaal bertanya balik
"Iya gue Karel. Eh lo gapapa kan? Kenapa lo ngebut? Sampe kaget gue. Hati-hati Baal ini jalanannya rame" Ucap Orang itu yang ternyata karel
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Solehah [Completed]
FanfictionSeorang Iqbaal Dhiafakhri yang terjerumus dalam dunia hitam karena merasa bersalah atas kebodohannya di masa lalu membuat seorang gadis berumur sembilan belas tahun harus merelakan masa remajanya hanya untuk menuntun dirinya kembali ke jalan yang be...