3. Iqbaal tidak Mabuk?

24.5K 834 5
                                    

Happy Reading

Seperti biasa Iqbaal pulang saat sudah larut. Dan (Nk) tak pernah bosan untuk menunggu kedatangan suaminya. Itu adalah tugasnya sebagai Istri. Itulah yang ada di pikirannya

(Nk) menoleh ke arah pintu utama karena pintu itu terbuka dan menunjukan seorang laki-laki tampan (Nk) akui itu namun hati dan kelakuannya tak setampan parasnya. Tunggu. Ada yang aneh. Dia terlihat 'Baik' tidak seperti biasanya. Apakah dia tidak mabuk?

Ya. Iqbaal tidak mabuk. Oh, betapa senangnya (Nk) ini pertama kalinya (Nk) melihat Iqbaal pulang bekerja tanpa berjalan Sempoyongan karena Mabuk

Ketika (Nk) ingin menyalami iqbaal dengan menyodorkan tangannya pada Iqbaal. Iqbaal malah meletakkan Tas yang ia bawa ke tangan (Nk). Apakah Iqbaal tidak mengerti maksud (Nk)? Ia melewati (Nk) begitu saja tanpa memperdulikannya langsung menaiki anak tangga dan masuk ke kamar

"Emangnya susah ya buat kamu nganggep aku ada mas?" Lirih (Nk)

Saat (Nk) membuka pintu kamar mereka –(Nk) dan Iqbaal- (Nk) tak menemukan keberadaan Iqbaal. Di mana laki-laki itu? (Nk) masuk dan mendengar suara aliran air. (Nk) pikir mungkin suami sedang Mandi

Lalu (Nk) meletakkan Tas yang iqbaal berikan tadi ke tempat khusus untuk Tas

15 menit kemudian Iqbaal keluar dari kamar Mandi. Ia sudah memakai piyama untuk tidur. Mungkin laki-laki itu membawa bajunya ke kamar mandi. Iqbaal mengayunkan kakinya ke arah ranjang

Iqbaal membaringkan tubuhnya di samping (Nk) yang masih duduk di atas ranjang sambil menyenderkan punggungnya. Iqbaal berbaring begitu saja dengan posisi membelakangi (Nk)

(Nk) sudah biasa sepeti ini. (Nk) membaringkan tubuhnya menghadap Iqbaal walau laki-laki itu membelakanginya

"Selamat malam mas. Selamat tidur. Semoga tidurmu nyenyak" Ucap (Nk) lalu ia memejamkan matanya

Setiap malam seblum tidur itu lah yang slalu (Nk) ucapan, entah iqbaal sadar atau tidak itu sudah menjadi kebiasaannya setelah menikah dengan Iqbaal

Ketika (Nk) benar-benar sudah terlelap dan nafasnya pun sudah teratur, Iqbaal yang belum benar-benar tertidurpun membalikan badannya menghadap (Nk) menatap wanita itu nanar

"Kenapa lo masih baik sama gue? Kapan lo mau nyerah huh? Ga ada cape nya ya lo ngadepin gue?" Gumam Iqbaal yang pastinya tidak akan di dengar oleh (Nk). Ia sangat berharap (Nk) akan menyerah, dan memilih pergi meninggalkan Iqbaal karena Iqbaal rasa (Nk) tidak akan pernah bisa merubahnya lagi. Apapun yang dilakukan (Nk) akan sangat sia-sia

"Lama-lama gue kasian sama lo. Kenapa lo harus sebaik ini sih? Cewek baik-baik kaya lo ga pantes bersanding sama cowok bajingan kaya gue. Tenang aja, gue bakal keluarin lo dari masalah ini. Cepat ataupun lambat" Ucap Iqbaal sambil menatap (Nk) lalu ia menyusul (Nk) ke alam mimpi

💢💢💢

(Nk) sedang membuat makanan di dapur. Seperti biasa, subuh-subuh ia bangun untuk melaksanakan kewajibannya dan membangunkan Iqbaal tapi seperti biasa pula Iqbaal tidak akan bangun kecuali dia terbangun sendiri

"Mas? Udah bangun?" Tanya (Nk) ketika melihat Iqbaal memasuki dapur untuk mengambil minuman

"Hmm" Sudah biasa bukan?

"Bentar ya, Sarapannya belum siap" Ucap (Nk) lembut

"Ga usah, gue mau makan diluar. Ada janji sama temen" Ucap Iqbaal lalu meninggalkan (NK) dengan rasa sesaknya

"Sabar (nam). Semuanya butuh proses" Ucap (Nk) pada dirinya sendiri

***

Iqbaal melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata, ia akan menemui teman-temannya seperti yang ia katakana pada (Nk), ia tak berbohong. Sampai di kafe tersebut Iqbaal mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan teman-temannya dan-- dapat, itu dia. Seseorang melambaikan tangan ke arah Iqbaal, dan Iqbaal yakin itu pasti Aldi, Alvaro Maldini Sahabatnya yang mengajaknya untuk meet up

Istri Solehah [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang