"Baal, (nam) nginep aja ya disini" Susah payah Rike membujuk anak dan menantunya untuk menginap dirumahnya sejak Iqbaal dan (nk) berpamitan untuk pulang karena hari sudah menunjukan sisi gelapnya
"Nanti aja ya bun" Tolak (Nk) halus sambil mengusap bahu mertuanya
"Besok Iqbaal harus kerja bunda. Next time Iqbaal janji nanti Iqbaal sama (nk) pasti nginep disini" Tambah Iqbaal
"Udah. Masih ada waktu lain kok" Ucap Heri memberi pengertian pada Istrinya
"Yaudah. Padahal bunda masih kangen sama kalian, tapi janji ya next time kalian nginep disini" Ucap Rike pasrah
"Iya bunda. Besok (nk) main lagi deh kesini" Ucap (nk) "Tapi kalo di ijinin" Lanjutnya sambil melirik ke arah Iqbaal
"Harus. Wajib. Awas aja kalo ga di ijinin" Timpal Rike
"Iya bunda iya, nanti Iqbaal ijinin kok. Janji deh" Ucap Iqbaal
"Beneran ya?" Tanya Rike memastikan
"Iya bundaku sayang. Cintaku, hidupku, segalanya untukku" Ucap Iqbaal sambil memeluk Rike dengan gemas
"Udah ah jangan meluk meluk, ayah cemburu nih Udah punya Istri juga" Ucap Heri sambil berusaha mengurai pelukan Iqbaal pada Rike
"Ih ayah pelit banget si" Gerutu Iqbaal "Yaudah Iqbaal peluk (nk) aja" Iqbaal memeluk istrinya dengan erat
"Udah sana pulang. Mesra mesraannya nanti aja di rumah, jangan buat ayah ngiler, bunda kamu lagu ada tamu bulanan" Usir Heri pada anaknya
"Dih ngusir" Ucap Iqbaal sambil mengerucutkan bibirnya hingga maju beberapa senti "Yaudah kita pamit, kalian baik baik ya disini" Lanjut ya
"Nih (nam) hati hati Iqbaal modus, kalo Iqbaal ngasih kode kamu pura pura ga peka aja" Bisik heri pada menantunya namun dengan nada yang sengaja di keraskan agar Iqbaal juga dapat mendengarnya
"Yeeeh, emang ayah yang suka ngode ngode. Jangan samakan Iqbaal dengan dirimu yah, jelas kita berbeda. Ayah udah tua dan Iqbaal masih muda" Jawab Iqbaal dengan santainya
"Iya yang waras mah ngalah aja dah" Celetuk Heri menimpali ucapa Iqbaal
"Udah ah kita pamit ya" Ucap Iqbaal sambil menyalami kedua orang tuanya dan diikuti oleh (nk) "Assalamu'alaikum" Ucap mereka dengan serempak tanpa diberi aba aba
"Walaikumsalam"
oOo
"(nam) mau beli sesuatu dulu ga?" Tanya Iqbaal sambil fokus menyetir memecah keheningan di antara mereka karena memang tak ada yang membuka mulut sedari tadi entah Iqbaal atau pun (nk)
"..." Tak ada jawaban dari (nk) membuat suasana kembali hening. Iqbaal menengokan kepalanya ke samping
Ia terkekeh pelan seraya menggeleng gelengkan kepalanya melihat (nk), Istrinya sudah terlelap. Mungkin ia kecapean karena seharian mereka bermain di rumah orangtua Iqbaal dengan aktifitas mereka yang tiada hentinya, becanda bergurau bersama mengundang gelak tawa. Apalagi Rike yang terus menerus mengajarkan (nk) cara berdansa padahal (nk) sudah menolaknya beberapa kali. Hingga ia menginjak kaki mertuanya sendiri. Dan sekarang mungkin ia merasa kelelahan
Sesampainya di rumah Iqbaal langsung membawa (nk) ke kamar dengan mengendongnya ala bridle style. (nk) tidak merasa terganggu sama sekali, tidurnya sangat pulas hingga ia tak sadar jika tubuhnya melayang
Iqbaal membaringkan tubuh (nk) dengan hati hati agar (nk) tidak terusik. Lalu ia melepas sanda yang masih menempel di kaki istrinya setelah itu ia melepas kerudung yang (nk) dengan gerakan perlahan karena takut (nk) akan merasa terganggu. Pandangannya beralih pada baju (nk) yang masih melekat di tubuh (nk)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Solehah [Completed]
FanfictionSeorang Iqbaal Dhiafakhri yang terjerumus dalam dunia hitam karena merasa bersalah atas kebodohannya di masa lalu membuat seorang gadis berumur sembilan belas tahun harus merelakan masa remajanya hanya untuk menuntun dirinya kembali ke jalan yang be...