25

18K 685 22
                                    

Rike membuka kamar Iqbaal. Sudah jam tujuh lebih namun Iqbaal dan (nk) tak kunjung turun. Apakah mereka kesiangan? padahal Rike dan Heri sudah pulang dari jam lima pagi. Tidak seperti biasanya (nk) telat bangun. Padahal sebelumnya jam lima saja (nk) sudah menyiapkan makanan untuk sarapan. Tapi kali ini?

Rike membulatkan matanya dan langsung menutup kembali pintu kamar Iqbaal, ia tercengang! Ia mengintip sedikit untuk memastikan apa yang ia lihat. Benar! Ia tak salah lihat. Iqbaal dan (nk) masih tertidur. Namun bukan itu masalahnya. Mereka tertidur dengan posisi saling berpelukan dan tak menggunakan sehelai benang pun, terbukti dengan baju yang berserakan di bawah. Untung saja tubuh mereka tertutup oleh selimut. Dan untung saja yang datang itu Rike bukan Heri

Rike menarik nafasnya dalam dalam lalu membuangnya kembali. Ia mengetuk pintu kamar Iqbaal. Ia bersikap seolah tak tahu apa apa

"Baal, (nam). Udah bangun belum? Udah siang nih. Udah jam 7 lebih" Teriaknya agar dapat membangunkan keduanya

Iqbaal yang merasa terganggu dengan suara gedoran pintu dari luar akhirnya membuka mata secara perlahan

"Iqbaak udah tengah delapan kamu ga kerja?" Teriak Rike lagi

"Iya bun. Iqbaal udah bangun" Sahut Iqba dengan suara yang serak basah

"Yaudah Bunda tunggu dibawah" Ucap Rike lalu pergi ke bawah untuk menemui Heri dan menceritakan apa yang ia lihat tadi

Iqbaal baru sadar. Ketika ia melihat (nk) dan dirinya sendiri yang telanjang bulat hanya tertutup selimut sampai dada saja. Bukan kah ia dan (nk) semalam baru saja melakukan adegan 21++? Masih teringat jelas wajah (nk) yang sangat menikmati permainan mereka dengan (nk) yang terus mendesah dan menggigit bibirnya sendiri membuat Iqbaal semakin bernafsu

Tapi tunggu? Bukankah Iqbaal tak mengunci pintu kamarnya? sangat mustahil jika Bundanya, Rike tak membuka pintu kamar terlebih dahulu jika ingin membangunkan Iqbaal. Pasti Rike sudah melihat semuanya. Pasti Rike berpura pura tak tahu apa apa. Biarkan saja

Iqbaal mengguncang tubuh (nk) berniat membungankan wanitanya itu

"(Namakamu) bangun sayang" Bisik Iqbaal lembut tepat di telinga (nk)

"Enghh" (Nk) menggeliat lalu tak lama matanya terbuka, walau hanya sedikit

"Gimana? masih sakit ga? Tapi kayanya engga deh ya. Kamu malah keenakan kan? Mau di reka ulang adegan semalem?" (Nk) yang kesadarannya belum terkumpul sempurna menautkan alisnya, bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Iqbaal. Ia juga merasa aneh dengan tubuhnya yang terasa lengket

Ketika sudah sadar sepenuhnya. Dan mengerti arah pembicaraan Iqbaal (nk) langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang Iqbaal membuat Iqbaal terkekeh geli melihatnya

"Kenapa hm? Kok malah ngumpet si?" Tanya Iqbaal

"Malu" Sahut (nk) seperti anak kecil membuat Iqbaal gemas ingin segera menerkam kembali wanita ini

"Aku udah liat semuanya sayang. Kenapa harus malu?" (Nk) menggelengkan kepalanya, lalu ia berbaring dengan membelakangi Iqbaal lalu ia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya hingga leher "Kamu mandi duluan sana" Titahnya pada Iqbaal

"Bareng aja gimana? Menghemat waktu sayang, ini udah siang. Nanti aku telat ke kantornya. Kamu juga kan harus pakein aku dasi sama kemeja. Terus aku juga sarapannya pengen di suapin sama kamu. Tangan aku pegel soalnya" Alibi Iqbaal lalu Ia memeluk tubuh (nk) dari belakang "Nanti kamu mandiin aku ya" Bisik Iqbaal tepat di telinga (nk) membuat (nk) merinding mendengarnya "Tapi jangan sekalian di kafanin terus di shalatin. Aku bukan mayit loh ya" Lanjutnya

"Udah sana kamu mandi duluan. Nanti aku siapin baju kamu" Ucap (nk) lembut

"Aku maunya bareng sama kamu" Ucap Iqbaal manja sambil menelusupkan wajahnya ke lekuk leher (nk) mencumbunya di sana

Istri Solehah [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang