Part 4 tuan angry bird berkicau

702 61 5
                                    

Kedua bola manik-manik mata Jalal dan Jodha masih saling berpandang-pandangan cukup lama dan tangan mereka juga masih saling terkait erat satu sama lain. Kalau saja Rukayah tidak memberikan kode dengan dehemannya, mungkin tatapan mereka yang bagaikan magnet itu akan berlangsung cukup lama. Jodha segera melepas genggaman tangannya di tangan Jalal yang menggenggamnya erat, kemudian Jodha segera bergeser ke arah Rukayah sambil menundukkan kepalanya. Jalal hanya tertawa nakal sambil tetap berdiri pada posisinya dan membantu mahasiswa yang lain. 

Sepanjang perjalanan Jodha dan Rukayah memilih posisi paling pojok depan, mereka terduduk di sana, sementara anggota Mapala yang lain yang berjumlah 25 orang plus 10 orang senior ada yang berdiri, ada juga yang duduk, sementara Jalal yang saat itu mengenakan topi rajut warna hitam plus kaca mata hitamnya yang bertengger di hidungnya yang mancung nampak berdiri sambil bersandar di pintu bak truk dan sibuk dengan ponselnya. Rukayah menyenggol siku Jodha dan memberikan kode untuk melihat Jalal, Jodha tersenyum masam.

"Dia lagi ngabarin pacarnya kali ya, kalau untuk sementara waktu pacarannya off dulu." Jodha tertawa kecil mendengar suara Rukayah yang setengah berbisik. "Emang kamu tahu siapa pacarnya kali ini?" nada suara Jodha terdengar penasaran.

"Kenapa? Kepo nih?" Rukayah menyenggol bahu Jodha.

"Aku tahu kalau kamu ada rasa sama dia, iya kan? Udah bilang aja! Ngaku aja!" Jodha langsung salah tingkah di depan Rukayah.

"Iiiiisssshhh ... siapa juga yang suka sama dia, kamu salah alamat Ruku!" Jodha mencoba membela dirinya.

"Aaah nggak percaya, tadi waktu naik truk ini, ngapain coba pandang-pandangan lama banget ama dia?" bisik Rukayah sambil memainkan kedua tangannya di depan dada.

"Lho itu tadi kan karena aku di tarik sama dia jadi otomatis ..." Rukayah langsung menyela omongan Jodha.

"Kok sama aku nggak? Aku juga tadi di tarik sama dia tapi kok nggak seperti kamu? Kalau kamu kan di tariknya itu paaas banget! Pas di depan muka dia." Jodha melambaikan sebelah tangannya ke depan Rukayah, sebagai tanda ucapannya keliru.

"Mulai deh, sukanya ngegosip, entar kalau ketahuan pacarnya, berabe lho!" ujar Jodha sambil memalingkan mukanya ke arah lain, pas pada saat itu matanya bersiborok dengan kedua bola mata Jalal yang ternyata sedari tadi memperhatikan mereka berdua dari tempatnya berdiri, sepertinya Jalal punya indra ke enam dan bisa mengetahui kalau dirinya sedang jadi trending topik antara Jodha dan Rukayah. Rukayah sekilas juga melihat tatapan mereka berdua yang kemudian sama-sama mengalihkan pandangannya ke arah yang lain, Jalal kembali tertunduk memainkan gadgednya sedangkan Jodha menelungkupkan wajahnya kedalam lutut.

"Kenapa tatapan lagi?" Rukayah tertawa kecil sambil menggoda Jodha. "Pandangan matamu menarik hati, lirikan matamu ..." belum juga Rukayah selesai menyanyi lagu A. Rafiq, Jodha langsung membekap mulut Rukayah dengan tangannya.

"Bisa diem nggak? Kalau kamu bawel terus, mending aku turun di sini dan balik ke Jakarta!" Rukayah menganggukkan kepalanya sambil menunjukkan angka dua dengan jarinya, Jodha segera membuka bekapan tangannya di mulut Rukayah.

"Iyaa ... iya aku janji, aku nggak godain lagi, swear!" Jodha tersenyum senang seraya berkata "Kalau kamu mau, ambil saja dia! Semuanya sah dalam cinta dan perang!" Rukayah memonyongkan bibirnya ke Jodha.

"Aku nggak mau kayak cewek-cewek yang ada didekatnya itu, yang sukanya nguber-nguber dia, aku penginnya kayak kamu" dahi Jodha berkerut mendengar ucapan Rukayah.

"Iya, kayak kamu, stay cool ... keep calm n waiting for the love, kalau emang dia jodoh kita, nggak akan kemana, dia pasti akan mendekat ke arah kita. Seperti ibuku bilang laki-laki itu lebih suka memilih, sedangkan perempuan lebih suka dipilih!" Jodha mengacungkan kedua jempolnya ke arah Rukayah kemudian mereka berdua saling menepukkan salah satu tangan mereka satu sama lain.

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang