Part 31 Tatiana

1K 83 7
                                    


Satu minggu kemudian ...

Ketika Jalal dan Jodha sedang menikmati sarapan pagi, tiba-tiba perut Jodha mulai mual yang tak tertahankan. Morning sick itu selalu datang setiap pagi, Jodha segera berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan semuanya di sana. Jallal sebenarnya sudah tahu kalau itu adalah gejala kehamilan Jodha.

Jallal telah mengetahuinya dari Rukayah kalau Jodha hamil. Namun Jallal hanya diam saja, Jallal ingin Jodha mengatakan sendiri ke Jallal. Namun, lama ditunggunya berita itu hingga satu minggu ini, ternyata penantiannya sia-sia, Jodha tetap bungkam soal kehamilannya.

"Jalal, ada sesuatu yang harus aku beritahukan ke kamu soal Jodha!" 

Jallal teringat ketika keesokan harinya setelah Jodha jatuh pingsan di rumah sakit tiba-tiba Rukayah muncul di ruangannya pagi-pagi begitu tiba di rumah sakit.

"Ada apa dengan Jodha, Rukayah?" Jallal nampak cemas.

"Jodha hamil, Jalal ... aku yakin mungkin dalam waktu dekat ini, dia nggak akan memberitahukannya ke kamu, oleh karena itu aku beritahukan berita ini ke kamu, aku hanya nggak mau dia berbuat yang nggak kita inginkan dengan bayinya itu, kamu tahu kan kalau saat ini Jodha masih labil? Khususnya yang berhubungan sama kamu, kamu ngerti kan?" Jallal mengangguk membenarkan ucapan Rukayah.

"Terima kasih, Rukayah ... informasimu sangat berharga sekali, aku akan memastikan kalau dia tidak akan melukai anakku!" Rukayah hanya mengangguk kemudian berlalu meninggalkan Jallal.

Dan pagi ini ketika Jallal melihat sendiri Jodha mulai kena morning sick, Jallal sudah tidak tahan lagi dengan kebungkaman Jodha, Jallal segera menghampiri Jodha di kamar mandi yang saat itu sudah keluar dari sana.

"Jodha, kamu kenapa? Kamu sakit?" 

Jodha hanya melihat Jallal sekilas sambil menggelengkan kepalanya kemudian berlalu ke meja makan lagi, Jallal membuntutinya di belakang. Jodha segera menyeka bibirnya yang mungil dengan tissue dan kembali duduk di kursi meja makan, melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda tadi.

"Jo, aku mohon bilang ke aku ... kamu hamil kan?" 

Jallal yang sudah tidak sabar dengan perilaku Jodha segera memojokkan Jodha dengan pertanyaan itu, membuat kedua bolamata Jodha membulat, Jodha segera menghentikan suapannya dan menatap Jallal ketus.

"Siapa yang bilang aku hamil?" sahut Jodha ketus dengan wajahnya yang cemberut.

"Aku bisa melihat gejalanya, Jo ... kamu morning sick tadi, kenapa kamu nggak bilang ke aku? Bagaimanapun juga dia adalah anakku!" Suara Jallal mulai terdengar meninggi.

"Ya! Dia memang anakmu! Aku memang hamil! Kamu puas?" sahut Jodha ketus sambil berdiri dari kursi makannya dan segera berlalu dari ruangan itu, sementara Jallal menyingkirkan piringnya dengan kesal dan tatapan marah.

Sesaat Jallal terdiam sambil menutupi wajanya dengan kedua tangannya yang disangganya di meja makan, sarapan pagi itu sudah tidak berselera lagi baginya. Namun, tak lama kemudian Jallal segera menyusul Jodha ke atas ke kamarnya, tepat pada saat itu Jodha sudah siap dengan tas dan blazer merah dan hendak keluar kamar untuk berangkat ke rumah sakit.

"Jo ... maafkan aku, aku mohon maafkan aku ... aku hanya ingin kamu tahu kalau aku juga berhak atas anak ini, aku adalah ayahnya, aku hanya ingin memastikan kalau anak ini baik-baik saja," ujar Jallal dengan tatapannya yang memelas, Jodha hanya menatapnya ketus. 

"Anakmu akan baik-baik saja, Dokter Jalal ... aku bisa meyakinkan itu, pikiranku nggak sepicik dan serendah seperti yang kamu duga, meskipun hubungan kita nggak baik-baik saja. Dan asal kamu tahu, setelah anak ini lahir, aku akan menyerahkannya sepenuhnya padamu lalu kita cerai! Kamu ngerti?" sahut Jodha ketus sambil hendak berlalu melewati Jallal. Namun, Jallal segera mencengkram lengan Jodha.

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang