Part 33 cemburu

1.2K 80 7
                                    


Di rumah sakit ...

"Mau apa Nyonya Salima sore-sore datang ke rumah sakit, Jallal?" 

Tiba-tiba suara Jodha mulai terdengar, Jallal pun mendongak dan merasa heran dengan pertanyaan Jodha.

"Hanya konsultasi biasa, memangnya kenapa?" Jodha dan Jalal saling menatap satu sama lain. Jallal merasa aneh dengan pertanyaan Jodha, tidak biasanya Jodha seperti ini.

"Konsultasi biasa? Di sore-sore seperti ini? Apa nggak ada hari lain? Sampai sore-sore begini dia menemui kamu? Apa penyakitnya begitu parah, sehingga dia harus datang sore ini juga?" Jallal semakin tidak mengerti dengan pertanyaan Jodha.

"Jodha, kamu ini kenapa? Nyonya Salima itu pasienku, selama ini aku selalu mengobati luka-lukanya karena KDRT yang dilakukan suaminya! Ya kami berdua memang sering ngobrol tentang hal ini, tapi itu cuma percakapan antara dokter dan pasiennya, Jo ... nggak lebih! Apa kamu cemburu?" Suara Jalal mulai meninggi.

"Ya! Aku cemburu!" 

Suara Jodha terdengar menggelegar di telinga Jallal, Jallal terperangah tidak percaya dengan apa yang didengarnya, sesaat mereka berdua terdiam dengan pikiran mereka masing-masing. Jodha juga jadi salah tingkah.

"Apa kamu bilang? Kamu cemburu? Apa aku nggak salah dengar?" tanya Jallal sinis dengan senyumnya yang nakal, sementara Jodha jadi kikuk dan semakin salah tingkah di depan Jallal, apalagi ketika Jallal mendekat ke arah Jodha dan mengangkat dagu Jodha yang sedikit tertunduk.

"Bisa kamu ulangi lagi, Dokter Jodha? Kamu bilang kamu cemburu?" Jodha hanya terdiam sambil memalingkan mukanya dan berkata lirih hingga nyaris hampir tidak terdengar.

"Ya ,,, aku cemburu ..." sahut Jodha sambil memalingkan wajahnya ke arah yang lain, Jallal semakin penasaran dengan ucapan Jodha, Jalal tertawa nakal dan berusaha menggoda Jodha lagi sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Bisa kamu ulangi lagi, Dokter Jodha?" Kedua bolamata Jodha membulat dan terbelalak menatap Jallal.

"Bukannya aku sudah bilang dari tadi, Dokter Jallal? Kamu sudah dengar kan? Jadi buat apa harus aku ulangi lagi?" Jallal kembali ketawa nakal dan menempelkan dahinya di dahi Jodha, Jodha hanya terdiam dan tidak melawan.

"Aku hanya ingin memastikan saja, apa ini hanya mimpi? Tiba-tiba saja kamu datang dari India dan mengatakan kalau kamu cemburu sama pasienku? Bukannya selama ini kamu selalu nggak peduli sama aku? Bahkan kamu selalu bilang kalau kamu ingin cerai dariku, iya kan?" ujar Jallal dengan posisinya yang masih menempelkan dahinya di dahi Jodha.

"Bukankah setiap orang selalu mempunyai kesempatan kedua dalam hidupnya, bukan begitu, Dokter Jallal?" Jallal segera mengangkat kepalanya dan memperhatikan Jodha dengan tatapan matanya yang tajam, mata mereka saling berbicara.

"Maksudmu?" pertanyaan Jalal cukup memojokkan Jodha. 

Sesaat mereka berdua terdiam dan saling memandang satu sama lain dengan pikiran mereka masing-masing, Jodha menghela nafas dalam dan mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan semuanya ke Jallal.

"Aku sudah tahu semuanya tentang Labonita ... kamu ingat malam dimana kamu menginap di apartemen Labonita?" Jallal menganggukkan kepala. "Tatiana menceritakan semuanya kemarin, dia bahkan memberikan copy CD rekaman kalian, aku belum melihatnya, aku nggak mau karena itu pasti sangat menyakitkan, kalau kamu mau melihatnya, copy CD nya ada di tasku ini." balas Jodha dengan kedua bola matanya yang berkaca-kaca.

"Jadi Tatiana bilang seperti itu? Dan kamu percaya sama Tatiana?" Jodha mengangguk, Jallal menyeka pipi Jodha yang basah, Jallal terharu dengan cerita Jodha.

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang