Part 18 terkoyak

577 65 8
                                    



Sepanjang perjalanan di dalam taxi ...

Jodha hanya bisa berdiam diri sambil membayangkan semua kenangan kenangan indah bersama Jalal, semua rayuan-rayuan mautnya hingga kata-kata Jalal yang menggoda yang kadang sering membuatnya geli. 

Namun, tiba-tiba bayangan Labonita dan Jalal datang silih berganti dalam benaknya membuat Jodha kembali menangis.

Sopir taxi yang membawanya berkeliling kota sampai kebingungan dengan sikap penumpangnyanya kali ini, entah sudah berapa lembar ratusan ribu yang harus Jodha keluarkan untuk menangis dan tersenyum di dalam taxi. 

Setiap kali sopir taxi itu bertanya atau mengingatkan tentang argonya, Jodha hanya bilang kemana saja Jodha nggak peduli.

Hingga akhirnya ketika matahari sudah semakin tinggi di atas, hari sudah semakin siang dan panas, Jodha memutuskan untuk pulang ke kost-kostannya.

Jodha hanya terdiam ketika memasuki kost-kostannya, Moti yang saat itu sedang berada di depan kamar bersama Rukayah, merasa lega begitu melihat Jodha, Moti pun menyeringai senang.

"Ruku, Jodha pulang!" Rukayah menoleh ke arah sebrang kamar Moti, dilihatnya Jodha sedang membuka pintu kamar.

"Tapi kenapa dia diam saja? Nggak kayak biasanya. Biasanya begitu melihat kita berdua, dia selalu ikut gabung, ada apa dengan Jodha?" Rukayah jadi penasaran dengan perubahan sikap Jodha.

"Ayoo kita ke sana!" Moti segera berdiri dan menuju ke kamar Jodha. Begitu sampai di sana dilihatnya Jodha sedang mengemasi beberapa benda.

"Jodha, kenapa barang-barang itu? Heiii bukannya benda-benda ini yang di kasih sama Jalal? Kenapa kamu kemasi?" Moti dan Rukayah terperangah dan saling berpandangan satu sama lain. Rukayah lalu menyikut lengan Moti. Namun,  Moti hanya geleng-geleng kepala.

"Semuanya sudah berakhir, Moti ..." Moti dan Rukayah semakin tidak mengerti.

"Apa maksudmu, Jo?"

"Jodha, kamu sudah pulang?" Belum juga Jodha menjawab pertanyaan kedua sahabatnya ini, tiba-tiba Jalal sudah masuk ke dalam kamar kost Jodha dengan suaranya yang riang. 

Moti dan Rukayah hanya tersenyum getir melihat Jalal, sementara Jodha duduk di tepi tempat tidur membelakangi mereka.

"Heiii ... ada apa ini? Kenapa semuanya terdiam? Jodha? Moti, Ruku ada apa?" Moti dan Rukayah hanya geleng-geleng kepala.

"Moti, Ruku ... tinggalkan kami berdua dan tolong tutup pintunya, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan berdua sama Jalal." 

Rukayah dan Moti hanya mengangguk kemudian segera meninggalkan mereka berdua sambil menutup pintu kamar Jodha.

Sepeninggal kedua sahabat Jodha, Jalal segera menghampiri Jodha dan duduk di tepi ranjang dibelakang Jodha sambil memeluknya erat.

"Ada apa, sayang? Aku kangen sekali sama kamu," ujar Jalal sambil mencium rambut Jodha.

Jodha tersentak kaget. "Lepaskan! Jangan sentuh aku!" suara Jodha terdengar ketus.

"Heiii ,,, ada apa ini ? Nggak biasanya kamu seperti ini ? Biasanya kamu selalu malu malu manja kalau aku cium rambutmu, hmmm ...?" ujar Jalal lagi sambil mencium rambut Jodha

"Jalal, aku mohon! Jangan sentuh aku!" Jodha segera berdiri dan menjauh dari Jalal. 

Sesaat Jalal terhenyak tidak percaya dengan perubahan sikap Jodha, sementara Jodha merasa jijik di perlakukan seperti itu oleh Jalal. Bayangan Jalal dan Labonita yang bercumbu kembali melintas dalam benaknya.

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang