-Part 6-

1K 161 1
                                    

"Lalu apa lagi oppa??" Tanya SinB sambil mengayun-ayunkan kedua kakinya.

Seok Jin menatap heran murid cantiknya ini. Tidak biasanya SinB seperti ini. Ia tampak bahagia dan lebih bersemangat dari biasanya.

"Apa terjadi sesuatu?"

"Nde??" SinB yang sadar sedang diperhatikan menghentikan ayunan kakinya.

"Aniyo." Matanya kembali ia fokuskan pada buku Sejarah yang terbuka di halaman 142.

Jin masih menatap SinB dengan heran. Ia yakin SinB hari ini berbeda dengan SinB kemarin-kemarin.

"Ayo oppa lanjutkan ceritamu. Aku tidak mengerti meski membaca bab ini berulang-ulang." Keluh SinB.

Jin menggeleng pelan sebelum akhirnya kembali melanjutkan dongeng sejarahnya.

🎈🎈🎈

"Hwang??" Jin membuka pintu kamar SinB setelah mengetuknya 3 kali namun tidak ada jawaban.

"Ah dia tidur rupanya.." Jin melangkah masuk mendekati tempat SinB berbaring.

Ia menaikan letak selimut SinB dengan perlahan.

"Kau belum makan malam kenapa buru-buru tidur?" Ucapnya pelan takut membangunkan SinB.

Jin mengamati wajah SinB lamat-lamat. Dengan senyum tipis di bibirnya, ia mengelus puncak kepala SinB. Dan setelahnya ia keluar untuk menunggu Ny. Hwang datang, baru setelah itu ia bisa pulang ke rumahnya. Seperti itulah yang Jin lakukan setiap hari sejak tidak adanya Yerin. Memang sedikit melelahkan, ah bahkan tidak sedikit, pagi-pagi sebelum Ny. Hwang berangkat bekerja Jin harus sudah ada disana. Ia menjadi guru, kakak, sekaligus penjaga SinB. Malam hari setelah Ny. Hwang pulang, barulah Jin bisa meninggalkan SinB.

Tapi sekali lagi, Jin tidak keberatan. Dan fakta bahwa Ny. Hwang berani mempercayakan SinB pada Jin, itu membuktikan seberapa dekat hubungan mereka.

SinB membuka matanya perlahan. Ia terbangun sekitar pukul 10 malam. Ia mengucek kedua matanya bak bayi yang baru bangun.

"Ah baegopa~"

SinB menurunkan kedua kakinya hendak keluar dari kamar untuk memakan sesuatu.

Namun baru 2 langkah SinB berhenti. Matanya yang terbuka setengah kini terbuka sepenuhnya. Kesadarannya benar-benar telah sepenuhnya kembali saat ia melihat seorang pria dengan pakaian casual nya duduk di kursi belajarnya.

Masih dengan tatapan terkejut, SinB melirik ke arah jendela. Jendela itu terbuka.

"Jungkook-ah! Kau membuatku terkejut setengah mati!" SinB menghampiri Jungkook dengan cepat lalu memukul lengannya.

"Shhtt! Jangan teriak-teriak. Nanti ibu mu dengar bagaimana?"

"Ah matda. Sebentar, ku kunci dulu pintunya."

SinB hendak melewati Jungkook namun Jungkook menahan tangan SinB.

"Sudah ku kunci tadi."

SinB lantas mendengus kesal menatap Jungkook.

"Sebenarnya sejak kapan kau disini? Masuk ke kamar wanita seenaknya!" SinB berlagak marah dengan menghentakan kakinya.

Namun Jungkook justru membalasnya dengan senyuman hangat.

"Bogoshiposeo, Hwang Eunbi."

🎈🎈🎈

Senangnya jika setiap saat bisa seperti ini. Ada seseorang yang selalu bersedia menjadi sandaranku. Tertawa bersamaku, bermain bersamaku, bahkan tidur bersama. Seperti yang kami lakukan sekarang ini.

Jungkook mengelus lembut kepalaku. Dekapan dan sentuhannya sungguh membuatku seperti melayang. Aku menyukainya. Membuatku merasa begitu dicintai dan dilindungi.

Meski awalnya kami sedikit canggung untuk memulai kegiatan cuddling ini, tapi sekarang tidak lagi. Rasa canggung dan malu kami lenyap tergantikan oleh kenyamanan dan kehangatan.

Sungguh! Ini kali pertama bagiku merasakan perasaan semacam ini.

Kehadiran Jungkook benar-benar sebuah anugerah bagiku. Bahkan ketakutanku pada eomma hilang saat aku bersamanya. Aku benar-benar merasa bebas dan terlindungi.

"Jungkook-ah.."

"Hm?"

"Jeon Jungkook,"

"Apa Bi?" Suaranya terdengar begitu lembut ditelingaku. Ia menjauhkan wajahku dari dadanya.

"Geunyang.. hanya ingin memanggil namamu."

Ia menatapku tepat di mata. Membuatku tertarik ke dalam dunianya dan aku tidak bisa melihat hal lain selain dirinya.

Ia tersenyum lalu membenamkan wajahku kembali di dadanya.

"Jungkook-ah.. terimakasih su-"

"Sudah mau menjadi temanmu." Ia menyela perkataanku.

"Kau sudah mengatakan itu ribuan kali Bi. Jadi berhenti berterimakasih."

Tanpa sadar aku tertawa pelan.

'Benarkah sudah ribuan kali?'

"Iya iya.."

"Tidurlah.."

Karena aku memang sudah mengantuk akhirnya aku hanya menganggukan kepalaku sebagai jawaban. Dan aku mulai tertidur, dengan harapan saat aku bangun nanti ia masih tetap disisiku.

TBC!!

Tunggu terus kelanjutannya ya!
Thanks for reading!

Saranghae 💓

Eskey Squad
~Beagle 🐶

Manito ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang