-Part 22-

881 137 18
                                    

SinB akhirnya menapakan kembali kakinya di dunia kecil miliknya. Semua masih tetap sama seperti dulu. Kurang lebih 3 bulan ia meninggalkan tempat itu namun rasanya tidak ada yang berubah.

SinB menyentuh meja belajarnya untuk melihat apa ada debu disana. Namun nihil, meja itu bersih. Semuanya bersih tanpa debu sedikitpun. SinB tersenyum haru melihat kamarnya.

"Aku membersihkannya setiap hari."

SinB menoleh ke sumber suara. Yerin berdiri di depan pintu kamar yang memang tidak ia tutup.

SinB tersenyum menahan tangisnya. Ia benar-benar merindukan semua waktu yang ia habiskan sebelum ia di rumah sakit. Yerin, ibunya, rumah, dan kamarnya. Saat ini bisa bersama kembali dengan mereka membuat SinB merasa begitu bahagia.

"Saat aku merindukanmu, aku selalu kesini. Eomma juga.."

SinB tiba-tiba memeluk Yerin dengan erat.

"Eonni hentikan! Kurasa aku akan menangis."

Yerin tersenyum kecil lalu membalas pelukan SinB. Mengelus sayang punggung adiknya itu.

"Arraseo."

🎈🎈🎈

Malam itu, keluarga kecil yang baru saja menikmati kebahagiaan mereka berkumpul bersama dalam satu meja makan yang penuh dengan hidangan korea.

Malam itu, keluarga kecil yang baru saja menikmati kebahagiaan mereka berkumpul bersama dalam satu meja makan yang penuh dengan hidangan korea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wuahh rasanya aku ingin menghabiskan semuanya!" Seru SinB senang. Berbulan-bulan menyantap menu makanan rumah sakit membuat lidahnya berliur melihat berbagai macam makanan di depan matanya.

"Geurae? Kalau begitu kau harus menghabiskan semuanya! Arrachi?" Sahut Jessica. Yerin menatap keduanya dengan mata penuh binar kebahagiaan. Sudah lama sekali, pikirnya. Meski ini belum akhir dari semuanya, melihat SinB benar-benar tersenyum begitu lebar dan makan dengan lahap membuatnya sangat bersyukur.

"Eomma, aku ingin mengunjungi eonni." Ucap SinB ditengah acara makannya. Yerin sontak menoleh pada SinB.

"Sowon eonni." Lanjut SinB.

Yerin mengangguk-anggukan kepalanya lalu melahap kembali potongan ayam terakhirnya.

"Ehmm.. mungkin lain kali saja. Bagaimana? Kau baru keluar dari rumah sakit, bukankah lebih bagus kalau diam di rumah? Benarkan Yerin-ah?"

Yerin melirik Jessica. Setelah bertemu tatap dengan Jessica barulah Yerin sadar. Ah iya! Tulisan-tulisan itu belum dihapus. Namun jika SinB dilarang keluar ia pasti akan menganggap dirinya masih dikurung seperti dulu.

SinB terdiam untuk beberapa saat sebelum tersenyum paksa, "Ne kurasa di rumah akan lebih menyenangkan."

Ia menghela nafas lalu mulai melanjutkan makannya.

Jessica dan Yerin saling berpandangan dengan raut wajah sedih, dan iba. Jessica sudah bertekad untuk tidak lagi mengurung SinB, namun untuk saat ini hal itu belum bisa ia lakukan. Ia hanya tidak ingin melihat hati putrinya terluka.

Manito ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang