"Yerin-ah, jangan terlalu memanjakan SinB. Dia itu sudah besar."
Yerin menghentikan gerakan tangannya lalu tersenyum pada wanita cantik yang masih belum menunjukan tanda-tanda penuaan, "Aniyo eomma."
"Lalu untuk apa kau kerjakan itu semua? Itu tugas SinB." Jessica menaruh cangkir teh yang ia pegang ke atas meja. Ia duduk tepat di depan Yerin.
"Aku hanya merangkum, supaya SinB bisa belajar dengan mudah." Jawabnya dengan eye smile.
Jessica ikut tersenyum melihat Yerin.
"Ohya, kemarin ada pencurian di rumah Bibi Choi."
"Jinjjayo??" Yerin segera meletakan bulpennya dan berfokus sepenuhnya pada Jessica.
"Hm. Maka itu penting sekali menjaga keamanan rumah. Untung saja ada CCTV di lampu jalan." Lalu ia menyesap kembali tehnya.
Yerin melirik ke jendela dan pintu rumah yang memang selalu "aman". Semua jendela dilapisi teralis besi, pintu dengan password yang rutin diganti dua minggu sekali. Juga CCTV yang di pasang di depan rumah. Benar-benar aman bukan?
Ah, jendela kamar SinB, itu hasil dari memohon sebulan penuh. SinB merasa seperti dipenjara saat melihat besi-besi itu. Alhasil ia ingin ibunya melepas teralis besi itu supaya setidaknya SinB bisa menghirup udara bebas dari sana.
"Pelakunya tertangkap??"
"Tidak. Ah mungkin belum. Sudah ditangani polisi."
"Ahh begitu. Kasian sekali.." Yerin memberengutkan bibirnya memikirkan bibi baik hati yang tinggal di sebelah.
"Hm. Perhiasaan, laptop, dan uang tunai lenyap dalam sekejap. Ck, benar-benar, dunia memang sangat kejam."
Perkataan Jessica entah kenapa membuat Yerin tertegun.
'Dunia memang sangat kejam.'
"Yerin-ah? Waegeure?"
Yerin tersadar dari lamunannya kemudian menggeleng cepat.
"Aniyo eomma."
"Eomma, aku ke kamar SinB dulu." Yerin segera menutup buku-buku nya lalu beranjak dari sana menuju ke kamar SinB.
'Dunia memang sangat kejam.'
Kalimat itu kembali berdengung di benak Yerin.
"Iya, dunia memang sangat kejam. Dan tak kan kubiarkan SinB terluka. Gadisku itu sungguh tidak pantas untuk dilukai." Yerin bermonolog pelan.
Yerin menarik nafas dalam, memantapkan hatinya untuk apa yang akan ia lakukan terhadap SinB. Setelah berulang kali menarik nafas berat akhirnya Yerin mengetuk pintu.
"SinB-ah??"
"Ne! Masuk saja eonni!" Terdengar teriakan SinB dari dalam.
Yerin memasuki kamar SinB dengan langkah mantap.
"Aku ingin bicara padamu."
SinB yang awalnya berfokus pada novel Harry Potter tiba-tiba saja menoleh mendengar nada serius Yerin.
Yerin duduk di ujung tempat tidur SinB lalu menepuk tempat di samping kanannya. Tanpa berpikir lama SinB pun beranjak dari kursi nya dan duduk disana.
"Berhenti bertemu Jungkook. Jangan biarkan Jungkook masuk kesini lagi." Ucap Yerin to the point.
SinB sontak melebarkan matanya dan perlahan cairan bening mulai mengisi ruang di matanya. Tak percaya hal yang begitu ia takutkan akhirnya terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manito ✔
Fiksi UmumSaat semua orang tau tentang kita, mereka akan berusaha memisahkan kita. Dan saat itu terjadi aku ingin kau tau bahwa aku tidak menyesal telah mengenalmu. Terimakasih telah menjadi temanku. Aku bahagia meski hanya sesaat. Ketahuilah, aku menyayangim...