3 Juni 2013
"Sojung-ah, ibumu menelpon."
"Ah ne saem."
Gadis cantik berambut panjang itu berjalan hati-hati ke ruang guru. Ia menahan senyum selama kakinya bergerak lincah. Tumben-tumbennya ibunya menelpon.
"Yeoboseyo eomma?"
"Anakku, hari ini SinB ulang tahun kau ingat kan?"
"Tentu saja eomma!" Jawabnya semangat.
"Baguslah. Ibu ingin minta tolong sesuatu padamu, tolong beli kue ulang tahun sepulang kau sekolah. Ibu sibuk memasak di rumah mungkin tidak akan sempat membeli kue. Bagaimana?"
"Ne eomma. Tenang saja!"
"Baiklah. Eomma tutup dulu ya sepertinya air di dapur sudah mendidih. Annyeong nae aegi!"
Hwang Sojung tersenyum geli mendengar ibunya memanggilnya aegi. Bahkan telponnya sudah ditutup sebelum Sojung menjawab.
Akhirnya ia menaruh gagang telponnya dan kembali ke kelas.
Saat kedua kaki jenjangnya melewati pintu kelas, senyumnya menghilang. Pemandangan di depannya membuat luka di hatinya bertambah. Bangkunya dipenuhi sampah makanan. Tas dan buku-bukunya berserakan.
Sojung yang awalnya merupakan gadis famous ini melangkah perlahan menuju bangkunya. Menatap nanar beberapa buku dengan noda tinta tak berbentuk karena terkena tumpahan cola.
Beberapa pria yang dulu menyukainya menatap kasian. Mereka tak bisa membantu tiap kali Sojung diperlakukan seperti itu. Bukan tidak bisa, lebih tepatnya dilarang.
Dunia memang kejam. Uang bisa mengalahkan segalanya. Dan sayangnya, Sojung tidak memiliki itu. Yang Sojung punya hanya kecantikan, kebaikan, dan otak yang cerdas. Namun apa daya, semua itu justru semakin membuat Sojung di benci dan berakhir menjadi bahan bully-an.
Miris bukan?
Sojung berjongkok mengambil tasnya yang kotor lalu mulai memasukan satu demi satu buku tulisnya yang kotor dan basah.
Ia mendesah pelan lalu mencoba tersenyum.
Namun seorang gadis berambut sebahu tiba-tiba menendangnya. Sojung terjatuh. Tangan dan bibir nya mulai bergetar.
"Dasar tidak tau malu! Mati saja sana!"
"Sudah diperlakukan begini masih saja tidak tau diri!" Sahut gadis lain berambut panjang dengan pita berwarna pink yang mencolok.
Sojung berusaha tidak menghiraukan mereka. Ia kembali memungut buku-buku serta alat tulisnya.
"Kami bicara denganmu! Kau dengar tidak!" Kini gadis berpita pink itu menarik rambut Sojung hingga kepala Sojung mendongak kuat ke atas.
Sojung menatap mata gadis yang menarik rambutnya dengan berani. Ia mati-matian menahan dirinya untuk tidak menangis sekarang.
"B*tch! Kau selalu membuatku ingin merusak wajahmu!"
"Wae? Kau iri padaku?" Ini kali pertamanya Sojung melawan sejak 1 setengah tahun diperlakukan seperti itu.
"Wah sudah berani melawan? Kau pikir siapa dirimu hah?!" Ia semakin keras menarik rambut Sojung.
Dengan sekuat tenaga Sojung mendorong tubuh gadis yang menjambaknya. Air mata berhasil lolos dari mata kanannya. Dadanya bergemuruh seperti akan meledak. Menahan selama 1 setengah tahun membuat Sojung seperti hampir mati.
"Apa salahku?!" Teriak Sojung.
Seluruh murid terlihat terkejut termasuk kedua gadis yang sedang berdiri itu.
"Aku bahkan tidak pernah menyakiti siapapun. Tapi kenapa kalian selalu menyakitiku!" Sojung berteriak sekuat tenaganya. Ia menangis. Ia marah. Seluruh emosi yang ia tahan selama ini akhirnya ia keluarkan sekarang.
Mereka semua terdiam. Tak menyangka Sojung si gadis pendiam mampu melawan dan berteriak sekeras itu.
Tak tahan berlama-lama menatap manusia-manusia keji, Sojung berlari keluar dari kelas yang mungkin lebih cocok untuk disebut neraka.
🎈🎈🎈
Aku menjalani hidup yang berbeda. Tersenyum dan menangis hampir tak ada bedanya bagiku. Bahkan saat aku mencoba tersenyum air mataku tidak bisa berhenti keluar.
Apa salah ku?
Tubuhku terus menerima luka. Telingaku terus mendengar kata-kata yang menyakitkan. Hatiku bahkan selalu terasa sakit oleh luka yang tak terlihat.
Apa salah ku?
Eomma, aku takut. Tubuhku gemetar tiap kali mereka menatapku.
Aku mencoba kuat dan tersenyum. Namun siksaan ini terus datang tanpa henti.
Appa, aku tak sanggup. Ini terlalu berat bagiku.
Diantara ratusan sekolah, kenapa aku harus sekolah disana? Diantara ribuan anak seusiaku, kenapa aku harus dipertemukan dengan mereka?
Aku membenci mereka. Aku membenci sekolah ini.
Tak ada seorangpun disekolah ini yang berada di pihakku. Siapa aku?? Siapa mereka?? Kenapa kami berbeda??
Aku hanya seorang murid biasa yang ingin belajar. Mereka juga sama. Lalu kenapa kami berbeda??
Eomma, appa, nae dongsaeng SinB, maafkan aku..
Hwang Sojung.
🎈🎈🎈
Setelah itu..
Sojung melompat dari atap gedung sekolahnya.
Dan meninggal seketika.
Tepat di hari ulang tahun SinB.
TBC!
Saranghae readersnim 💙Eskey Squad
~Beagle 🐶
KAMU SEDANG MEMBACA
Manito ✔
General FictionSaat semua orang tau tentang kita, mereka akan berusaha memisahkan kita. Dan saat itu terjadi aku ingin kau tau bahwa aku tidak menyesal telah mengenalmu. Terimakasih telah menjadi temanku. Aku bahagia meski hanya sesaat. Ketahuilah, aku menyayangim...