Yerin memaksa kedua kakinya untuk melangkah. Langkahnya begitu berat seperti ada rantai yang mengikat kuat di kedua kakinya. Pandangannya entah sejak kapan telah kembali mengabur. Perjalanan dari rumah bibi Choi ke rumah SinB yang sebenarnya dekat terasa begitu jauh.
(Tanda ❌ itu posisi jendela kamar SinB, dan lingkaran kuning itu lampu jalan ber-CCTV)
Yerin berhenti tepat di depan jendela kamar SinB yang tertutup. Ia membayangkan dirinya sebagai Jungkook yang melihat ke arah SinB di jendela. Dadanya tiba-tiba menjadi begitu sesak. Bayangan wajah SinB yang tersenyum membuat Yerin semakin terisak dalam tangisnya.
Yerin tak sanggup, kakinya lemah hingga akhirnya ia berjongkok sambil menutup mulutnya. Menahan isak tangisnya agar tak terdengar.
"Yerin-ah?!" Suara seorang pria. Yerin mengenali suara itu, ia berusaha meredakan tangisnya namun tidak menoleh.
"Ada apa denganmu? Kenapa menangis??" Akhirnya Jin sampai di depan Yerin. Memegang bahunya dengan wajah khawatir.
Yerin menghapus sisa-sisa air matanya kemudian mendongak menatap Jin, guru SinB sekaligus orang kepercayaan Ny. Hwang.
"Op-pa.. hiks!"
"Ada apa? Kau sakit?? Apa yang sakit??"
"Neomu apaseo, oppa!" Yerin kembali terisak sedang tangannya menekan-nekan kuat dadanya.
"Apa yang sakit?? Katakan padaku?!" Jin tampak semakin khawatir.
Yerin menggeleng kuat. Tangannya masih terus menekan dadanya bahkan sesekali memukul.
Merasa ada yang tidak beres, Jin akhirnya memutuskan membawa Yerin ke rumahnya. Tujuannya untuk ke rumah SinB untuk mengajar ia tunda terlebih dulu.
Jin menuntun Yerin yang masih menangis hebat. Tangannya memegang kuat bahu Yerin takut gadis itu tiba-tiba merosot.
🎈🎈🎈
Senja telah berlalu, langit telah gelap namun bintang dan bulan tampak enggan menampakkan wujudnya.
Yerin dan Jin berjalan beriringan menuju ke rumah SinB. Yerin tak lagi menangis, namun ekspresinya masih terlihat sedih. Begitu juga dengan Jin, kesedihan dan kekhawatiran terlihat jelas di wajahnya.
"Masuklah, bicaralah pada SinB. Aku akan bicara pada ibunya."
Yerin mengangguk lemah lalu masuk ke dalam rumah disusul Jin di belakangnya. Namun sebelumnya, Jin melihat jalanan dimana ia tadi menemukan Yerin menangis disana. Menatapnya lama, lalu beralih ke lampu jalan ber-CCTV itu sambil mengingat cerita Yerin yang terdengar tak masuk akal namun terlihat cukup nyata melihat bagaimana Yerin menangis hebat.
Yerin mengetuk pintu kamar SinB setelah lolos dari pertanyaan-pertanyaan Jessica. Ia mencoba tersenyum lalu membuka pintu kamar SinB.
Ternyata SinB sedang mendengarkan musik dengan headphone. Ia bahkan tak menyadari kehadiran Yerin di kamarnya.
Yerin menyentuh pundak SinB pelan hingga SinB menoleh.
"Eoh, eonni??" SinB meletakkan novel Harry Potter yang sebelumnya ia baca lalu melepas headphonenya.
"Kau sibuk hm?" Tanya Yerin sambil tersenyum.
"Aniyo eonni. Wae? Eonni habis menangis??" SinB melihat kedua mata Yerin yang bengkak.
Yerin menatap kedua mata SinB, berharap tatapan matanya bisa mewakili rentetan kalimat yang ingin ia keluarkan.
"Ada apa, eonni?" Tanya SinB ragu.
Sesak yang sempat tenggelam kini naik lagi ke permukaan. Membuat Yerin tidak bisa menahan tangisnya. Ia memeluk SinB dan terus menangis.
"Eonni ada apa? Katakan padaku.. Aku akan selalu mendengarkanmu.." ujar SinB seraya menepuk-nepuk punggung Yerin.
"SinB-ah.."
"Hmm?"
"Benar kau akan mendengarkan ku?" Susah payah Yerin bicara karena sesak didadanya benar-benar telah menguras oksigen yang ia hirup.
"Hm. Tentu saja."
"Lupakan Jungkook." Ucap Yerin akhirnya. Gerakan tangan SinB dipunggungnya mendadak berhenti. Yerin melepas pelukannya dengan SinB dan menatapnya dengan wajah putus asa dan mata memerah.
"Jungkook itu tidak ada SinB-ah hiks! Ia tidak ada!" Yerin menggoncang-goncangkan bahu SinB. SinB masih tak bergeming dengan pandangan tak percaya.
"A-pa yang yang eonni bi-bicarakan? Jungkook ada, ia temanku.. temanku. Aku akan mengenalkannya padamu. Aku janji!" Kristalan bening mulai terlihat di kedua mata SinB.
"Tapi ia tidak ada. Aku tidak bisa melihatnya!"
SinB menoleh pelan ke arah jendela. "Dia ada.. Jungkook ada..."
Yerin ikut melihat kemana arah SinB melihat, namun tak ada siapapun di sana.
"SinB lihat aku!" Ia menggoncangkan bahu SinB agar menoleh padanya. Namun SinB justru tersenyum sambil menatap jendela. Ada Jungkook sedang melambaikan tangan disana.
"SinB-ah!!" Teriak Yerin. Dan teriakan itu berhasil menarik perhatian SinB.
"Eonni, apa yang kau bicarakan. Jungkook ada, disana." SinB menunjuk ke luar jendelanya.
"Tidak ada! Aku tak bisa melihatnya SinB-ah.. hiks!" Yerin semakin menangis putus asa. Ia tak tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi yang ia tau pasti,
Jungkook tidak nyata,
dan SinB sakit.
TBC!!
Ada yang menunggu cerita ini?
Saranghae readers and siders-nim 💜
Untuk siders, semoga hatinya tergerak utk ngasih vote dan komen yaa
Terimakasih 😊Eskey Squad
~Beagle 🐶
KAMU SEDANG MEMBACA
Manito ✔
General FictionSaat semua orang tau tentang kita, mereka akan berusaha memisahkan kita. Dan saat itu terjadi aku ingin kau tau bahwa aku tidak menyesal telah mengenalmu. Terimakasih telah menjadi temanku. Aku bahagia meski hanya sesaat. Ketahuilah, aku menyayangim...