Rambut coklat yang malam ini terlihat sedikit berantakan namun tetap terlihat keren..
Wajahnya yang selalu tampan bahkan di dalam kegelapan..
Jakunnya..
Seragam sekolah yang terlihat sangat bagus di tubuhnya yang atletis..
Kakinya yang panjang dibalut potongan celana panjang yang sangat pas di kakinya..
Sepatu yang biasa ia kenakan. Begitu bersih seperti masih baru..
Deg!
🎈🎈🎈
"Saat kau bertemu Jungkook lagi, coba perhatikan baik-baik. Yakinkan dalam hatimu bahwa Jungkook hanyalah halusinasimu. Setiap ilusi pasti memiliki kontradiksi. Perhatikan baik-baik, pelan-pelan. Aku yakin kau bisa menemukannya."
SinB mengamati Jungkook dari atas ke bawah dengan hati-hati. Entah apa yang akan ia temukan tapi jujur saja ia sendiri menjadi waspada.
Jungkook masih tak menoleh saat SinB memperhatikannya. Ia berdiri tegap menghadap ke jendela dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku celana. Sangat keren. Terlebih wajahnya yang bersinar karena cahaya bulan. Membuat dirinya bak seorang malaikat yang turun dari langit.
SinB tanpa sadar tersenyum tak percaya. Disaat seperti ini ia masih saja mengagumi Jungkook. Segala yang ada pada Jungkook sekali lagi membuat SinB tak mampu mengelak dari pesonanya.
Mata SinB masih tertuju sepenuhnya pada Jungkook. Namun detik berikutnya, bola mata SinB terlihat bergetar. Ia mulai menyadari, ada yang aneh dengan Jungkook.
Keringat dingin mulai muncul di dahi dan telapak tangannya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk mengepalkan kedua tangannya.
Ia baru saja menemukan apa yang Dr. Park sebut sebagai kontradiksi sebuah ilusi. Dr. Park benar, Jungkook tidak nyata. Dan akhirnya SinB menemukan alasannya.
Dengan mata kepalanya sendiri, tepat di depannya, ia melihat Jungkook ditembus sinar bulan. Tubuh Jungkook tidak menghalangi sinar bulan itu! Sinar bulan itu masuk sepenuhnya melalui jendela kamar seolah-olah tidak ada siapapun disana.
Dengan hati berdegup kencang, SinB menggeser sedikit pandangannya ke arah lantai. Dan benar saja, sinar bulan yang diteruskan oleh kaca jendela itu utuh berbentuk kotak diatas lantai. Tidak ada bayangan Jungkook disana.
SinB menatap Jungkook lalu berbalik menatap lantai sekali lagi. Ingin memastikan bahwa yang ia lihat salah atau tidak. Namun hasilnya sama, Jungkook tidak memiliki bayangan. Tubuhnya ditembus cahaya bulan dengan begitu anehnya.
Tes!
Satu air mata berhasil lolos dari mata kanan SinB. Ia ingin percaya bahwa Jungkook adalah benar-benar teman yang nyata, namun apa yang ia temukan hari ini begitu sulit untuk dijelaskan oleh akal sehat.
Dan malam itu, SinB menangis tanpa suara.
🎈🎈🎈
Bak telah menemukan kunci utamanya, SinB mulai bisa menyimpulkan semuanya.
Dari awal Jungkook menampakan diri di hadapannya hingga sekarang ia selalu mengenakan seragam sekolah, yang sebenarnya itu adalah harapan SinB untuk bisa mengenakan seragam sekolah seperti murid normal lainnya.
Jungkook pandai, memiliki banyak teman, dan aktif di sekolah, itu juga harapan SinB.
Jungkook bebas berkeliaran bertemu teman meski di malam hari, itu juga harapan SinB.
Sepatu sekolah Jungkook, SinB akhirnya menyadari bahwa sepatu itu tidak kotor sedikitpun saat Jungkook datang padanya malam itu, berlarian di tengah hujan yang dipastikan jalanan pasti becek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manito ✔
General FictionSaat semua orang tau tentang kita, mereka akan berusaha memisahkan kita. Dan saat itu terjadi aku ingin kau tau bahwa aku tidak menyesal telah mengenalmu. Terimakasih telah menjadi temanku. Aku bahagia meski hanya sesaat. Ketahuilah, aku menyayangim...