"Eonni!!"
Yerin membuka matanya cepat-cepat. "Wae? Wae??"
"Kue kita!!" SinB memekik kencang.
"Ommo ommo!" Yerin langsung berlari menuju dapur. SinB ikut berlari setelahnya.
Dan setelah sampai Yerin membuka mesin panggangannya. Keduanya tak dapat berkata-kata apa lagi sekarang. Setelah menatap horor kue yang mereka buat susah payah, keduanya saling menatap.
"Hahahahahaha!!" Yerin dan SinB berakhir tertawa bersama.
"Yah sayang sekalii.." SinB menatap kue 'hitam' nya sekali lagi.
"Aku beli saja ya?"
"Tidak usah eonni. Gwaenchana. Aku tidak terlalu menginginkannya."
"Hm gotjimal! Masuk ke kamar mu, aku beli dulu." Yerin mendorong SinB untuk menuju ke kamarnya. SinB pun hanya menurut karena sesungguhnya ia memang sedang ingin makan kue. Dan ia pikir ia bisa sekaligus bersenang-senang dengan Yerin, karena itu ia menyarankan membuat sendiri kuenya. Tapi kue itu justru berubah menjadi mengerikan dan tidak layak untuk dikonsumsi.
"Tunggu disini, arraseo? Aku tidak akan lama."
"Uhm. Hati-hati eonni!"
"Ne!"
Yerin kembali ke dapur untuk membersihkan jejak kegagalan mereka. Setelahnya baru ia keluar untuk membeli kue. Tak lupa ia menutup semua jendela dan mengunci semua pintu masuk, pintu depan dan pintu belakang.
🎈🎈🎈
"Haii Bi!"
SinB menolehkan wajahnya ke arah pintu kamarnya dimana Yerin menyembulkan kepalanya disana.
"Eoh eonni?" SinB tersenyum menyambut Yerin.
"Sedang apa?" Yerin melangkah masuk setelah menutup kembali pintu kamar SinB.
SinB tidak menjawab. Ia hanya terus menatap layar komputernya dengan senyum terpatri di wajahnya.
Yerin ikut melihat apa yang SinB lihat. Lalu ia tersenyum tipis.
"Kau ingin kesana?"
"Kalau boleh jujur, iya. Tapi aku tau itu tidak mungkin." Lengkungan bibirnya perlahan menghilang.
Yerin menyentuh pundak SinB dan meremasnya pelan seakan memberi kekuatan.
"Maaf tak bisa membantumu." Sesal Yerin.
"Hm. Aku mengerti." Eunbi tersenyum. Lebih tepatnya mencoba tersenyum.
"Mana kuenya?" Tanya Eunbi dengan senyum merekah mencoba mencairkan suasana.
Lagi-lagi hati Yerin terasa nyeri melihat senyum Eunbi.
Ia menghela nafas pelan lalu tersenyum.
"Ayo ke meja makan."
🎈🎈🎈
Wanita paruh baya dengan pakaian santainya memasuki tempat yang telah menjadi saksi bisu dari segala hal yang telah ia alami semenjak pernikahannya. Ia melangkah gontai memasuki lebih dalam kamarnya yang remang karena hanya bermodalkan lampu tidur.
Wanita yang akrab di sapa Jessica ini duduk di tepi ranjang. Menatap sendu sebuah foto yang tidak pernah berpindah dari tempatnya.
Jessica mengambil pigura foto itu. Menatapnya dalam hingga tanpa sadar matanya telah berair.
Isakan-isakan kecil akhirnya terdengar ketika memori masa lalu berputar di otaknya. Memaksanya untuk mengingat kembali kesakitan dan kepahitan yang ia alami dulu.
Dua gadis kecil nan cantik tampak tersenyum bahagia di foto itu. Seakan tak menghiraukan betapa sakit hati ibunya melihat mereka tersenyum.
"Hiks! Maafkan eomma..."
TBC!
Masih permulaan
Masih awal
Masih selow
HeheheheTunggu part selanjutnya!
Vomentnya ditunggu ya!Saranghae readers-nim 💖
Eskey Squad
~Beagle 🐶
KAMU SEDANG MEMBACA
Manito ✔
Fiksi UmumSaat semua orang tau tentang kita, mereka akan berusaha memisahkan kita. Dan saat itu terjadi aku ingin kau tau bahwa aku tidak menyesal telah mengenalmu. Terimakasih telah menjadi temanku. Aku bahagia meski hanya sesaat. Ketahuilah, aku menyayangim...