"Bi kau sudah sadar??"
"Oppa? Dimana aku?" Tanya SinB.
"Klinik kampus. Kau pingsan tadi. Temanmu menelfon ibumu, tapi beliau sedang ada rapat penting dengan klien jadi oppa yang menjemputmu. Apa yang sebenarnya terjadi?"
SinB yang masih tampak bingung tidak menjawab.
"Seseorang menabrak mu? Siapa dia? Kau mengenalnya?"
Sontak kedua mata SinB melebar. Ingatannya yang samar-samar kini menjadi jelas dengan sendirinya.
"Ahh keuge.. ehmm a-aku aku tidak mengenalnya oppa."
"Kau berbohong." Ucapan Jin yang benar-benar tepat sasaran membuat SinB makin gelisah. SinB memang tidak pandai berbohong dan Jin paham betul bagaimana gelagat SinB saat ia berbohong.
SinB menggigit bibir bawahnya. Ia bingung setengah mati. Tidak mungkin bukan SinB harus memberitau jika yang menabraknya adalah Jungkook, teman ilusinya.
"Eh??" SinB baru saja tersadar akan sesuatu.
"Oppa tau dari mana aku ditabrak seseorang?"
"Temanmu memberitahuku. Kim Yewon. Dia temanmu kan?"
"Heh???"
🎈🎈🎈
"SinB-ah, jigeumeun otte??"
"Hm nan gwaenchana." SinB mendaratkan bokongnya di kursi meja belajarnya dimana pemandangan langit biru berawan di luar jendela menyambut kedua bola matanya.
"Ahh syukurlah, aku benar-benar terkejut melihatmu pingsan seperti itu? Kau tidak menderita suatu penyakit yang parah kan?"
Pertanyaan Yewon membuat SinB terdiam. Ia mengeratkan genggamannya pada ponsel di telinganya.
"Bi??" Panggil Yewon karena SinB tak kunjung menjawab.
"Aniya. Mungkin aku hanya terkejut saat itu."
"Ohh aku bisa mengerti kalau kau terkejut. Jika aku yang di tabrak Jungkook sunbae aku mungkin juga akan pingsan sepertimu." Terdengar suara kikikan temannya itu di telinga SinB.
"Ha?? Siapa?"
"Aku! Aku! Ku bilang aku mungkin juga akan pingsan sepertimu jika ditabrak oleh pria tampan."
"Bukan bukan! Maksudku siapa yang menabrakku??"
"Jungkook sunbae. Wae??"
SinB sukses menjatuhkan ponselnya yang belum berusia satu tahun itu ke lantai.
🎈🎈🎈
Apa yang sebenarnya sedang aku hadapi?? Penyakit mental? Kebohongan?? Ilusi yang sangat kejam? Atau apa?? Apa?? Aku hampir gila memikirkan ini!
Tapi bolehkah aku sedikit berharap?? Berharap bahwa semua yang kurasakan saat ini adalah nyata?
Aku kembali ke kampus pagi ini. Kejadian kemarin tidak melukaiku secara fisik, jadi aku masih bisa berjalan dan beraktifitas. Namun tidak bisa kupungkiri, pikiranku masih belum benar-benar jernih. Semua masih tampak abu dan aku perlu memastikannya sendiri, hari ini.
"Hai!"
Suara ini...
'Andwae andwae! Apa aku sedang berhalusinasi?? Lagi?? Sepagi ini?? SinB-ah sadarlah!!!'
"Hei, kau baik-baik saja?"
Aku menutup mataku rapat-rapat mencoba menepis segala pikiran-pikiran tak logis yang mulai memenuhi otakku. Ini gila! Aku benar-benar penderita skizofrenia! Lagi! Dan-
KAMU SEDANG MEMBACA
Manito ✔
Aktuelle LiteraturSaat semua orang tau tentang kita, mereka akan berusaha memisahkan kita. Dan saat itu terjadi aku ingin kau tau bahwa aku tidak menyesal telah mengenalmu. Terimakasih telah menjadi temanku. Aku bahagia meski hanya sesaat. Ketahuilah, aku menyayangim...