"Entah kemana aku harus pergi, setelah senja berhasil membawaku sampai disini."
*****
Hujan kembali turun dengan derasnya, aroma tanah basah pun tercium kembali. Bulan pun tenggelam, ditutupi awan hitam. Sepi dan sunyi. Hanya ada riak-riak air disitu. Bintang pun seakan enggan untuk kembali terlihat menghiasi malam. Jalanan pun lengang, namun aku tidak mungkin melanjutkan perjalananku. Aku berhenti sejenak, di depan emper galeri lukisan. Entah kemana aku harus pergi, setelah senja berhasil membawaku sampai disini.
Aku duduk mematung di emper galeri lukisan itu, hingga semuanya berubah. Ada seseorang lelaki tampan membawakanku sebuah payung. Lelaki itu tidak terlalu tinggi, namun nampaknya ia sangat ramah. Terlihat jelas bahwa ia juga sangat mencintai hujan. Sama sepertiku, namun tidak untuk malam yang segelap ini. Aku hanya bisa menjawab seadanya ketika ia menanyaiku. Percayalah, aku sedang tersesat di sebuah jalan yang tidak pernah ku lalui sebelumnya.
"Siapa namamu? Kenapa kau terlihat cemas sekali?"
"Aku Yunitha, panggil saja Yna."
Hanya itu yang dapat ku katakan.Tidak ada suara lain yang menghiasi pertemuan kami. Hanya terdengar riak-riak air yang saling bersahutan, mungkin itulah musik terbaik untuk didengarkan saat ini. Malam semakin larut, hanya ada sinar lampu jalanan yang redup. Kami masih saja terdiam. Kami masih saja seperti dua orang asing. Aku tidak tau, pertanyaan macam apa yang tepat untuk membalasnya. Tidak ada sedikit pun kata-kata yang terbesit dalam benakku. Otakku beku, lidahku kelu, dan aku merasa menjadi gadis paling bodoh malam ini.
Setelah beberapa lama kami saling bungkam. Mau tidak mau, aku harus memberanikan diri untuk sedikit bertanya padanya. Dan, inilah satu-satunya pilihan terbaik.
"Siapa namamu? Apakah kau orang asli sini?"
"Aku Samkhya, kau bisa memanggilku Khya. Tentu saja, Kuta memang tanah kelahiranku. Mengapa kau bertanya begitu?"
"Aku tidak tau, dimana aku sekarang. Aku tersesat, aku hanya ingin pulang."
Ia hanya bisa memandangiku. Aku pun hanya bisa menunduk malu. Bagaimana seorang gadis seusiaku bisa sampai tersesat di tempat yang sangat populer di Bali? Tapi, itulah kenyataannya. Aku memang tidak terlalu suka berjalan-jalan, semenjak aku pindah kesini. Aku lebih suka menghabiskan waktu untuk menulis, dan menyimpan kenangan apikku tentang Bandung. Kalau tidak sekolah, ya diam di rumah. Aku hanya bisa berdoa, semoga keajaiban segera datang.
"Apakah kamu tidak kedinginan disini, Yna? Mari masuk ke toko lukisanku, akan ku kenalkan kau dengan ayah dan ibuku." Khya berusaha membujukku.
"Tapi...."
Tiba-tiba datanglah seorang lelaki menyapa kami. Ia sedikit tua, bertubuh gempal, tapi masih saja terlihat awet muda. Ya kurang lebih begitulah lelaki tua ini. Meskipun ia pendek, namun percayalah ia tidak kalah ramahnya dengan Khya.
"Lho, ada temenya De Khya, ajak temanmu masuk. Suruh Metut buatkan teh hangat di dalam." Lengkap dengan dialek Bali yang kental.
"Sudah, Poyan. Tapi, Yna tidak mau. Yna hanya ingin diam disini." Jawab Khya dengan dialek yang sama.
"Oh, namanya Yna, panggil saja Poyan. Apa yang bisa PoYan bantu?"
"Cukup izinkan saya meminta sedikit listrik agar saya bisa menelepon orang tua saya."
"Baiklah, silahkan masuk Yna."
Aku pun masuk ke galeri itu. Aku hanya bisa melihat satu persatu lukisan yang terpampang apik disetiap dinding. Ya, aku semakin ingin kembali ke Bandung. Melihat seluruh koleksi lukisan orang tuaku. Dan, sebuah lukisan yang sangat kusayangi. Tapi, ini Bali tepatnya Kuta. Bukan Bandung. Keduanya jelas berbeda, bukan bermaksud membandingkan. Hanya saja, ketika aku memasuki galeri ini aku merasa berada di tempat yang sama. Aku merasa pernah kemari sebelumnya. Tidak, mungkin aku hanya terbawa suasana.
Seorang wanita dengan kamen pantainya tersenyum ramah. Sambil membawakan beberapa cangkir teh dan jajanan tradisional. Aku pun duduk di dekat stop kontak untuk mengisi baterai teleponku. Banyak hal yang kami bicarakan, sembari menunggu baterai teleponku terisi.
Aku tidak dapat memalingkan wajahku untuk...
🐳💦💦💦
Gimana kesannya?😂
.
.
Happy Reading 😉
Jangan lupa klik tanda ☆
Tinggalkan 👣Tertanda, Adiknya Alien ⚠️
KAMU SEDANG MEMBACA
D'ErSa : Dear De Er Sa [Revisi] ✔
Teen Fiction(PROSES REVISI) Yna, gadis asli Bali yang sangat mencintai Tom. Tersesat di sebuah jalan, di wilayah Kuta. Hingga bertemu dengan seorang pelukis, De Khya. Semua berubah ketika dirinya harus menjadi pacar bohongan seorang De Khya. Ditambah kehadira...