"Kamu cantik. Tapi, aku diam. Aku tahu, banyak yang menyukaimu."
*****
Mungkin ini terdengar sedikit lucu, tapi asal kamu tahu. Bahwa sebenarnya aku mencintainya dalam diam. Namun itu dulu, waktu aku masih kelas 5 SD. Dia memang berantakan waktu itu, tapi dia cowok yang baik.
Bayangkan, tiap hari ia rela berangkat dan berjalan ke sekolah bersamaan denganku. Maklum, namanya juga tetanggaan. Tapi, lupakan rasa itu. Lebih baik ku simpan rasa itu disana, sebagai rasa yang dulu pernah ada.
Di masa itu, aku berada di suatu titik yang membuatku berfikir dua kali. Jadian atau menyimpan rasa itu. Intinya sih, jadian (aku akan kehilangan sahabat) atau menyimpan rasa (dia akan menjadi sahabatku selamanya). Dan aku memilih yang kedua.
***
Ku hidupkan televisi, sembari memperhatikan ponselku. Atau, paling tidak menunggu notifikasi dari De Khya. Tapi, hasilnya benar-benar nihil. Ku letakkan ponsel tersebut di sampingku, dan aku malah kaget ketika menoleh ke samping.
Aku benar-benar tidak tahu kalau Dion berada di sampingku.
"Eh, Dion. Sudah dari tadi duduk disini?" ku tanya dengan nada menahan grogi."Sudah 23 menit koma 19 detik." ucapnya dengan penuh senyum.
"Aku kira kamu sudah tidur, kan sudah pukul 21.29 Wita." ucapku sembari melihat jam dinding.
"Belum, aku masih rindu Bali. Terakhir kesini, kapan ya? Sudah lama. Jadi lupa. Hehe."
Matanya sipit, juga memiliki kumis tipis. Hal itu malah membuatku semakin mencemaskan keadaan De Khya. Aku tahu, dia baik-baik saja disana. Tapi, aku gak bisa bohong. Kalau ternyata, aku malah merindukannya.
"Itu kenapa?" tanyanya dengan ekspresi serius
"Apanya?"
"Ponselnya."
"Ya, lowbat. Hehe. Ya sudah, aku tidur dulu ya. Sudah malam, bye."
"Bye" ucapnya sambil tersenyum.
Ku tinggalkan Dion di Ruang Keluarga. Entahlah, mungkin ini yang dinamakan ujian cinta. Lupakan itu, lebih baik aku tidur. Dan mengucapkan Selamat Tidur, untuk De Khya disana.
***
Hari ini hari Senin, aku pun membuka mataku perlahan. Berusaha menyadarkan diri, bahwa Minggu ceria telah usai. Ku tatap jam dinding, sambil mengucek mata. Dan ku lihat, sudah pukul 07.15 Wita. What?
Aku berlari ke kamar mandi, menyiapkan diriku. Aku hanya punya waktu 5 menit untuk mempersiapkan segalanya. Ku ikat satu rambutku, ku buka ranselku untuk memeriksa buku. Aku segera turun, karena sepatuku berada di dekat gudang.
Ku berlari dengan cepat, dan tak sadar menabrak Dion yang sedang menatap ponselnya dan mengunyah apel hijau yang dibawanya.
"Hy Yna. Kok lari? Kenapa?" ucapnya
"Ini sudah siang, bentar lagi aku terlambat." ucapku sambil berlari
"Sejak kapan ada sekolah mulai pukul 06.00 Wita." tanyanya
KAMU SEDANG MEMBACA
D'ErSa : Dear De Er Sa [Revisi] ✔
Teen Fiction(PROSES REVISI) Yna, gadis asli Bali yang sangat mencintai Tom. Tersesat di sebuah jalan, di wilayah Kuta. Hingga bertemu dengan seorang pelukis, De Khya. Semua berubah ketika dirinya harus menjadi pacar bohongan seorang De Khya. Ditambah kehadira...