"Hari yg unik, dan manis yg tidak hanya untukku saja, atau untuknya. Namun untuk kami!"
*****
"Duduk disitu yuk?" De Khya menunjuk ke arah bangku taman. Aku pun meng-iya-kan permintaannya. Aku mengambil posisi duduk yang berhadapan dengannya.
"Kamu bisa nyanyi?" tanyanya
"Gak tahu! Hehehe!" ucapku sembari tersenyum
"Kenapa gak tahu?"
"Entahlah!"
"Bukannya kamu jago nyanyi?" tanyanya
"Kok kamu tahu? Tahu darimana hayo?"
"Itu siapa ya? Yang berangkat ke sekolah boncengan sama aku. Eh di belakang asyik-asyik nyanyi. Sampai-sampai diliatin orang. Hayo?"
"Emang kamu dengar?"
"Dengar!"
"Suaraku bagus gak?" ku tanya lagi!
"Gak!"
"Tadi katanya aku jago nyanyi! Trus sekarang suaraku jelek! Itu maksudnya apa ya?"
"Siapa bilang suaramu jelek? Mending kita duet saja. Yna yang nyanyi, aku yang mainin gitarnya. Biar sempurna!" ucapnya sambil tersenyum dan mengangkat kedua alis dengan polos lalu berguman. "Mmm"
"Tahu dah tahu! Yang bisa main gitar!" ledekku
"Tahu dah tahu! Yang lagi ngambek!"
Aku pun menatapnya, ingin marah. Lalu ku pasang wajah sok marah. Tapi, dia malah nyengir kuda. Memperlihatkan gigi putihnya yang tersusun rapi di bagian depan, namun gingsul di bagian samping kanan. Aku pun tak bisa menahan untuk tertawa.
Ku perhatikan dari dekat. Ia memiliki kumis tipis. Dengan gigi gingsul yang berhasil membuat siapapun melihatnya ikut terpukau. Termasuk aku, memang ia sudah sangat menarik sejak pertama kali bertemu.
"Hey! Yna!" sambil menghadapkan telapak tangannya kehadapanku, melambai-lambai. "Kenapa melamun?" tanyanya lagi
"Ha? Oh enggak. Sampai dimana tadi?"
"Yang itu, kita duet!"
Aku pun meletakkan tangan di bawah dagu, sembari berfikir! "Em.. Gimana ya?"
"Ya sudah, aku nyanyi sendiri dulu. Dengarin! Jangan ngelamun! Nanti baru kita duet." ucapnya
"Ya!"
De Khya pun mulai memainkan gitarnya, memetik satu persatu senar. Aku pun mulai menerka-nerka lagu apa yang akan di mainkan. Aku memandanginya, mulai menikmati lantunan musik yang menghiasi kebersamaan kami.
Dia mulai tersenyum, dan bernyanyi
"Bidadari tak bersayap datang padaku""Dikirim Tuhan dalam wujud wajah kamu"
"Dikirim Tuhan dalam wujud diri kamu"
.....
.....
.....De Khya pun menyanyikan lagu yang berjudul Bidadari Tak Bersayap - Anji dengan melodi yang lebih lambat. Aku pun tetap memandanginya. Aku pun terlarut dalam suasana itu.
"Diam-diam aku memandangi wajahnya"
"Tuhan ku sayang sekali wanita ini"
"Tuhan ku sayang sekali wanita ini"
Langsung ku sela dengan pertanyaan,
"Apa? Bisa diulang?"De Khya pun menjawab, "Tuhan ku sayang sekali wanita ini". Lalu ia tersenyum dan melanjutkan lagunya.
"Sampai habis nyawaku, sampai habis usia"
"Maukah dirimu jadi teman hidupku"
"Kaulah satu di hati, kau yang teristimewa"
"Maukah dirimu hidup denganku"
.....
.....
.....Jujur saja, aku pun tak bisa menahan rasa malu ku. Mungkin saja sekarang wajahku berubah jadi merah jambu karena mendengar nyanyian yang De Khya lantunkan.
"Katakan yes, I do"
"Jadi teman hidupku"
"Katakan yes, I do"
"Hiduplah denganku"
"Jadi teman hidupku"
Lagu yang dinyanyikannya pun usai, langsung ku jawab "Yes, I do!" sambil tersenyum.
"Yes, I do?"
"Ya!"
"Aku gak bawa bunga. Gak ada kertas juga!"
"Buat?"
"Nembak kamu!"
"Kan kita sudah jadian!" jawabku polos.
"Kapan? Kan belum resmi?"
"Hehe!"
"Ya sudah, hari ini! Sabtu, 9 September 2017. Pukul 15.31 Wita. Aku jadian sama Yna!" sambil menggenggam tanganku, dan menatap mataku.
"Ya, dan aku jadian sama De Khya."
Kami pun sama-sama tersenyum. Padahal, aku tak menyangka. Kalau jawaban yes, I do ku bisa memberikan efek yang seperti ini. Terima kasih juga untuk lagu Anji-Bidadari Tak Bersayap, keren.
Dan begitulah hari ini. Kami resmi berpacaran. Walaupun sebelumnya hanya sebatas pacar bohongan, yang tanpa sengaja diutus oleh Ayah untuk menjemputku. Kala itu, aku tengah berada di Ruang BK dan berseteru dengan seorang Juliani dan Gung De.
Banyak hal yang kami bicarakan. Kami pun sama-sama menikmati suasana itu. Entah apa kata yang tepat untuk mendeskripsikannya!
Yang jelas hari yang ku tunggu telah tiba. Hari dimana aku resmi menjadi pacar seorang Putu Gede Samkhya Permana! Hari dimana aku juga bertemu lagi dengan Kak Frida! Hari yang unik, dan cukup manis yang tidak hanya untukku saja, atau De Khya. Namun untuk kami berdua.
"Yna, apa kamu tahu?" tanya De Khya dengan suaranya yang lembut.
"Apa?" ku tanya
"....."
#####
#Maaf! Typo bertebaran! 😅
#Jangan lupa untuk Vote and Comment!
#Happy Reading! 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
D'ErSa : Dear De Er Sa [Revisi] ✔
Jugendliteratur(PROSES REVISI) Yna, gadis asli Bali yang sangat mencintai Tom. Tersesat di sebuah jalan, di wilayah Kuta. Hingga bertemu dengan seorang pelukis, De Khya. Semua berubah ketika dirinya harus menjadi pacar bohongan seorang De Khya. Ditambah kehadira...