"Bukan berarti karena saya jadian sama Yna, kamu bisa seenaknya."
*****
De Khya meng-iya-kan ucapan pacarnya itu. "Udah malam, kamu tidur. Biar besok bisa sekolah dan ketemu aku." Yna mengejek pacarnya lagi, "kalau aku gak mau ketemu gimana?" De Khya menjawab, "ummm, aku pasti bersembunyi. Biar apa?" Yna pun menjawabnya singkat, "biar aku mencarimu?" De Khya hanya tertawa. "aku sayang ke kamu." De Khya mengangkat bibir ke arah kanan atas, "udah tahu kalee." Yna mendengus, "ishh, kasi tahu lagi. Biar gak lupa."
***
"Yuk berangkat" ajak De Khya. "Tunggu dulu De, masih bikin roti. Bentar aja." sahut Yna. "Tante mana?" tanya De Khya. "Udah pada berangkat, mereka keluar kota selama dua minggu. Kak Raka anterin ayah sama ibu ke bandara." sahut Yna sambil mengoleskan selai rasa cokelat itu. "Ohh."
Mereka pun sarapan pagi bersama, roti panggang dan segelas susu. De Khya menatap layar ponselnya, "nanti pulangnya kita ke warung tempat Metut naruh dagangannya ya. Soalnya Metut ngayah di banjar." ajak De Khya. "Biasa, mau nagih duit. Hahaha, gapapa kan?" Yna memutar bola matanya, "asal bersamamu." Mereka tertawa bersama.
Jam pelajaran pun di mulai. Yna mulai fokus dengan pelajarannya. Pagi yang cukup indah jika harus diawali dengan pelajaran sejarah. Bagaimana tidak, pelajaran yang sungguh melelahkan itu? Kembali ke masa lalu adalah kuncinya.
Sementara di sisi lain, kelas De Khya tengah di isi oleh Pak Reza sebagai guru matematika. Pak Reza pun mengajar dengan caranya tersendiri, yang tentu membuat barisan para siswa menjadi ilfeel. Sedangkan, para siswi malah jadi kesemsem. Ketika guru yang satu itu tengah menuliskan rumus di papan tulis, spidol yang ia gunakan habis. Ia meminta De Khya yang asyik mencatat itu, untuk meminta spidol di ruang tata usaha. Di lantai 1. Dan itu sungguh melelahkan. Tapi, bukan De Khya namanya. Ia tipikal orang yang dapat di percaya. "Samkhya ambil spidol di ruang tata usaha. Jangan lama-lama ya, kasian teman-teman pada nunggu." De Khya berdiri, "ya pak, permisi." lalu melenggang pergi.
De Khya menyusuri koridor yang sepi, dan melewati kelas Yna. De Khya bisa melihat Yna dengan serius saat mengikuti pelajaran sejarah. Meski, ia tahu kalau pacarnya tak begitu suka pelajaran itu. De Khya tersenyum dengan wajah yang sangat meneduhkan. De Khya memasukkan salah satu tangannya di saku, dan berjalan sambil bersiul kecil.
"Permisi, mau ambil spidol bu." ucap De Khya dengan sopan. "Siapa yang suruh? Spidolnya gak dipake buat corat-coret tembok gudang lagi kan?" De Khya pun masuk ke ruangan itu, "hehe udah tobat bu. Lagian waktu itu yang nulis bukan saya, tapi tangan saya. Hehehe." Bu Fani selaku tata usaha pun melengos, "ibu nanya serius." De Khya menjawab, "Pak Reza yang suruh ibu. Serius ini saya. Kalau gak percaya, tanya Pak Reza." Bu Fani pun beranjak dari tempat duduknya, dan membuka rak untuk mengambilkan spidol. "Satu cukup kan?" De Khya memutar bola matanya seolah berpikir, "biasanya Pak Reza minta berapa bu?" Bu Fani kesal, "emang tadi berapa di suruh?" De Khya menjawab dengan polos, "enggak disuruh berapa? Cuma disuruh ambil spidol, gitu aja bu."
Bu Fani pun menyodorkan dua buah spidol yang masih disegel itu kepada De Khya, "bawa aja dua. Ruangan kamu di lantai 3, kasian juga kalau di suruh ngambil spidol lagi." De Khya pun mengambil spidol itu, "terima kasih bu, permisi." De Khya menutup pintu tata usaha. Dan kembali menuju ruang kelasnya.
Di depan perpustakaan, ia melihat Bu Susi keberatan membawa sebuah kardus dan beberapa tumpukan buku tebal di atasnya. Sampai Bu Susi tak terlihat, maklum Bu Susi kan dikenal sebagai guru terpendek yang ada di sekolah ini. "Samkhya, bisa minta tolong bantu ibu?" pinta Bu Susi. De Khya yang tak sampai hati itu pun membantu Bu Susi, "iya bu. Sini saya bantuin." Bu Susi meletakkan kardus dan tumpukan bukunya di lantai. "Saya bawa kardusnya, ibu yang bawa tumpukan buku ini sama spidol saya." ucap De Khya. "Ya, bawa ke gudang ya." De Khya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
D'ErSa : Dear De Er Sa [Revisi] ✔
Teen Fiction(PROSES REVISI) Yna, gadis asli Bali yang sangat mencintai Tom. Tersesat di sebuah jalan, di wilayah Kuta. Hingga bertemu dengan seorang pelukis, De Khya. Semua berubah ketika dirinya harus menjadi pacar bohongan seorang De Khya. Ditambah kehadira...