"Untuk masalah perasaan, ku serahkan kepada kekasihku yang telah membaca kalimat ini."
*****
"Jadi kurang-kurangin kasar deh. Tapi, kalau seandainya kita sama-sama dikeluarkan. Pastinya, saya akan merindukan Anda. Oh Reza." ucap De Khya seolah tak peduli. Sandang Pak Reza sebagai guru telah ia hapus. Ia hanya melawan Reza G, bukan Pak Reza. Jadi, ya kurang lebih begitu.
De Khya kembali mengambil nampannya, Pak Reza hanya bisa duduk kembali sambil memasang wajah yang kesal. Sementara Yna hanya bisa menopang dagunya. Yang lain hanya bisa menonton dan kembali ke rutinitasnya masing-masing. "Awas-awas, permisi. Mbak yang cantik-cantik, juga Mas." ucap Yoga dan Gung De saling bersahutan. Mereka berusaha menerobos kerumunan siswa yang sedari tadi melihat perdebatan antara Pak Reza dan De Khya.
"Gila bro, ku kira bakal adu jotos lagi Sam." Samkhya mengangkat bahunya, "gak usah deh. Btw, tadi gimana? Sudah ke perpustakaan?" Gung De memasang wajah kesal, "bohong kan? Pak Ilham gak ada di perpustakaan tuh." De Khya hanya bisa tertawa, "kan di skors, ya meneketehe lah. Kode doang, biar gak ada obat nyamuk disini." Yna yang menikmati semangkok soto pun hanya bisa menahan tawa dalam hatinya.
"Eleh, pengen dijitak ya?" ejek Yoga. "Btw, pesen soto dua dong." pinta Gung De. "Ya, lapar nih." De Khya melengos, ia pun mengambilkan soto pesanan Gung De dan De Khya. "Pacarmu, udah jadi pelayan." ejek Yoga. "Pelayan kafe." sambung Gung De. "Ada yang ngomongin kan? Awas, nanti suka ke pacarku. Nasibmu bakal sama kek Reza." ucap De Khya menaruh dua mangkok soto di atas meja. "Sukanya berantem." ucap Yna geleng-geleng.
"Pacar itu seperti piagam, yang harus kita perjuangkan dan kita jaga. Jaga agar piagam itu pantas untuk kita miliki." ucap De Khya, "pesan apa lagi?" Yna memutar bola matanya, "sepiring cinta untukku ya?" De Khya mengangguk, dan langsung duduk di samping Yna. De Khya memasang senyuman terbaik yang ia miliki.
Yna menutup muka De Khya, "jangan banyak senyum. Nanti mereka suka ke kamu. Nanti aku ditikung, gimana dong?" De Khya malah memasang wajah imut, "hatiku telah di tikung di perempatan cintamu, gimana dong?" tanyanya balik. "Nah yuk, mulai be bin. Sg milu-milu be awake. Yuk pindah. (Nah yuk, mulai dah lagi. Gak usah ikut-ikutan. Yuk pindah)." ucap Gung De.
***
Jadilah Yna dan De Khya yang duduk berdua. Mereka menikmati makan siang itu, ditemani canda tawa juga anjing liar yang sedang kegirangan. Barisan para penikung hanya bisa memegangi dada agar tidak sesak melihat kebahagiaan mereka. Mereka bukanlah mereka yang dulu. Yang tampak asing.
Bukanlah Yna yang cuek dan enggan berbicara. Bukan juga De Khya yang kikuk. Mereka sudah berubah menjadi kata kita. Semoga mereka tidak akan terpisah oleh apapun, sampai Tuhan memang benar menghendakinya. Mereka sangat menyayangi antar satu dengan lain. Reza G tetaplah menjadi Reza yang hanya bertugas mendidik siswinya agar menjadi cerdas. Untuk masalah hubungan Yna dengan De Khya, Reza G tak mampu berbuat apapun.
De Khya memberikan sepucuk surat yang mewakili seluruh isi hatinya. Isinya kurang lebih begini :
Deru kendaraan memecah keheningan. Burung-burung yang berterbangan kembali ke rumahnya masing-masing. Para tamu masih asyik di dalam galeri, memesan maupun menawar lukisan milik Poyan juga milikku. Bahkan semua hal itu, aku serahkan kepada Poyan. Namun, untuk perasaanku? Aku serahkan kepada siapa? Tentunya padamu, kekasihku yang rela meluangkan waktu untuk membaca suratku ini.
Bali itu indah, semakin indah semenjak kehadiranmu. Dan kini, aku berada di emper galeri lukisan sembari menahan sakit. Beberapa bulan yang lalu, aku menemui seorang wanita cantik disini. Bahkan sekarang, dia telah menjadi kekasihku. Aku senang sekaligus sedih. Aku bingung dengan diriku sendiri, mengapa aku harus membiarkan diriku di skors? Mengapa? Aku terlalu egois, sampai aku di skors. Aku berhak mendapatkan itu. Itu artinya aku tidak bisa menjaga diriku sendiri dengan baik. Dengan menjaga diri sendiri saja ku tak mampu, apalagi untuk menjaga kekasihku. Aku bodoh ya?
Kenyataan berkata lain. Kekasihku adalah seorang perempuan yang baik. Ia bisa mengerti diriku tanpa harus ku jelaskan. Ia tahu itu keputusan terbaik yang aku punya. Percayalah, aku belum pernah merasa senyaman ini. Aku senang menjadi kekasihnya. Tolong sampaikan ke seluruh Jagat Raya, aku adalah orang yang paling berbahagia sekarang.
Galeri Lukisan Poyan
Pertengahan Oktober 2017Putu Gede Samkhya Permana.
Yna hanya tersenyum, "terima kasih. Aku janji. Aku gak akan meninggalkanmu." De Khya hanya tersenyum, "ayo semangat belajarnya. Nanti, aku ajak kamu ke suatu tempat." Yna mengerutkan alis, "kemana?" De Khya tersenyum, "ada."
Siang itu menjadi siang yang lumayan mendebarkan. Bagaimana tidak? Pasalnya...
#####
#Gimana hayo?
#Happy Reading
#Thank you very much pembaca setia. 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
D'ErSa : Dear De Er Sa [Revisi] ✔
Jugendliteratur(PROSES REVISI) Yna, gadis asli Bali yang sangat mencintai Tom. Tersesat di sebuah jalan, di wilayah Kuta. Hingga bertemu dengan seorang pelukis, De Khya. Semua berubah ketika dirinya harus menjadi pacar bohongan seorang De Khya. Ditambah kehadira...