I think (III)

35 5 11
                                    

Warning: ada beberapa kata kasar yang mengandung unsur mencela. Jangan di tiru yaaa

***

Lana membanting tas gendong nya ke meja kantin. Lalu melipat tangannya dia atas meja dan menelungkupkan kepalanya di sana.
Teman-teman nya yang sudah tiba di meja itu terlebih dahulu, tercengang di buatnya. Bagaimana tidak, tas gendong yang ia bawa —beratnya kira-kira bisa mencapai 2-3kg— itu dengan tiba-tiba hadir dan mengguncang meja kantin. Entah apa yang di bawa oleh gadis itu di dalan tasnya. Jika di pikir-pikir pantas saja tubuh Lana kecil, bawaanya saja seberat itu.

"Ini anak kenapa dah?" tanya seorang pria yang sedang mengamankan jus mangga nya dari lemparan tas gadis itu

"Nggak tau. Kak? Kak Lana?" ucap gadis lainnya

"Udah biarin aja La, dia emang gitu kalo lagi stres" ucap Kakak sepupu Lana, Hyunza.

"Kak Lana stres kenapa?" Kala bertanya untuk kedua kalinya

"Paling abis praktikum" jawab Hyunza enteng

"Seberat itu apa? Kok bisa bikin Lana kaya gitu" Jovian bersuara

Ya, mereka semua sedang berkumpul di Kantin Tengah. Sebenarnya istirahat bersama seperti ini jarang sekali di temukan, apalagi mereka terbagi dari beberapa fakultas. Namun sebuah kesempatan mengubah itu semua, seperti Jensa, Hana, dan Kala, Mereka bertiga yang baru saja menghadiri sebuah seminar wajib dan untuk hari ini mata kuliah di tiadakan. Difre dan Lone, mereka memang berniat untuk membolos bersama. Katanya sayang jika jatah tidak masuk —bolos— yang di berikan oleh dosen tidak di pergunakan. Lalu, Hyunza dan Dersha memang waktunya mereka istirahat. Sama seperti Hyunza dan Dersha, saat ini pun waktunya Lana untuk istirahat setelah praktikum.

"Kak, mau minum atau makan apa?" tanya Hana

Tawaran Hana hanya di balas lambaian tangan oleh Lana

"Kok jadi kasian ya sama Kak Lana, kayanya stres banget begitu"

"Udah weh ngomongin akunya" ucap Lana tiba-tiba mengangkat kepalanya, membuat beberapa orang terkejut

"Astaga Kak Lana, bikin kaget tau" Dersha bersuara

"Pada nggak laper apa? Pesenin aku apa kek gitu? Apa kalian lagi nggak punya uang? Bilang kek, ntar juga aku ganti uangnya" cerocos Lana tak henti-hentinya

"Kan tadi udah di tawarin sama Hana kak" Difre membela Hana

"Loh emang iya ya? Ya udah pesenin aku jus alpukat dong Dif"

"Lah yang nawarin kan Han—"

"Udah sih, tinggal jalan aja ke Ceu Eneng" potong Jovian, akhirnya Difre pun berjalan ke arah kios Ceu Eneng —penjual jus— dengan muka di tekuk

"Kamu hari pertama pms ya Lan?" Hyunza bersuara sambil menatap wajah sepupunya yang pucat itu

"Hehe iya"

"Difre!!!  Bilangin Ceu Eneng, es nya jangan banyak-banyak" teriak Lone, yang dijawab acungan ibu jari oleh Difre.

Ucapan Lone tadi membuat semua orang menatap ke arahnya dengan tatapan menyelidik
"Apaan?" lanjutnya bertanya

"Perhatian amat?" Jovian menatap curiga

"Yeu, ini tuh namanya reflek seorang Kakak cowok. Tanya aja sama Hana, sering kaya gitu kok ke dia" sontak semua tatapan mengarah kepada Hana

"I-iya kok, jangan ngeliat aku kaya gitu dong"

"Heh! Jauh-jauhin mata kalian dari mukanya Hana! Dia nggak nyaman!" teriak Jensa

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang