Jam yang melingkar di lengan pria itu sudah menunjukkan angka 19.00 dan ia masih memandangi gadis yang berada di bilik sebelahnya. Buku tebal yang terbuka di hadapan gadis itu pun menarik perhatiannya, ia mencoba untuk meraih buku itu perlahan agar tak menimbulkan suara. Berhasil, sepertinya buku itu milik gadis yang sedang tertidur pulas di hadapannya ini. Ada beberapa gambar-gambar abstrak di sana dengan coretan-coretan kecil yang tak bisa di baca oleh pria itu. Lalu ia membuka tas nya, dan meraih sebuah sticky note di sana. Ia menuliskan beberapa kata di sticky note tersebut lalu menempelkannya di buku sang gadis itu. Sama seperti saat ia meraih buku itu, saat meletakkannya pun, ia berusaha untuk tidak menimbulkan bunyi sama sekali. Namun yang membedakan, buku itu sengaja iya tutup. Agar sang gadis tidak melihat apa yang tertulis di sticky note nya.
Karena sudah petang, sang pria pun memutuskan untuk membangunkan gadis itu."Ca, Eca bangun. Mau pulang nggak? Udah gelap"
"Eumm.. Lima menit lagi mah" ucap gadis itu tanpa sadar
"Mah? Haha di kira ini rumahnya kali"
"Dersha, aku Hyunza bukan mamah kamu" ucap Hyunza lirih di telinga Dersha
"Hah? Kak Hyunza?" ucap Dersha terkejut dengan menegakkan tubuhnya tiba-tiba yang membuat ia hampir saja terjatuh ke lantai jika Hyunza tidak menahannya. Selama beberapa detik mereka masih dalam posisi seperti itu, hingga..
"Kak, bisa tolong lepas tangan Kakak dari pinggang aku nggak? Please jangan modus kaya Difre" mendengar ucapan Dersha, Hyunza pun dengan cepat melepas tangan nya dari pinggang Dersha membuat gadis itu terjatuh ke lantai dengan punggung yang menyentuh lantai terlebih dahulu.
"Yakkkkk sakitttttt!!!" suara teriakan Dersha menggema di dalam perpustakaan sepi ini
"Kak!! Nggak ada niatan bantuin aku berdiri apa??? Punggung aku sakit ini!!!"Hyunza pun membantu Dersha berdiri yang di balas dengan ocehan panjang Dersha.
"Kenapa aku di jatohin gitu si kak? Kakak nggak tau kalo lantai nya keras apa?? Kakak kira ini di tempat mainnya anak kecil yang lantainya empuk? Kalo punggung aku kenapa-napa gimana? Kalo punggung aku jadi nggak cantik lagi gimana? Salah aku? Salah temen-temen ku? Aku tuh nggak bisa di giniin!! Kak Hyunza kalo kesel sama aku bilang dong! Nggak kaya gini caranya! Nggak adil Kak! Di sini tuh aku yabg tersakiti"
"Aku kan cuma nurutin apa yang kamu minta Ca" ucap Hyunza sambil menggaruk tengkuknya kikuk
"Kan bisa akunya di bediriin dulu, baru lepas tangannya dari pinggang aku! Masa iya aku harus jelasin panjang lebar? Nanti aku makin keenakan, eh Kakak maksudnya yang keenakan. Tau ah, aku mau pulang!" ucap Dersha lalu mengemasi barang nya dan pergi dari perpustakaan. Hyunza yang melihat tingkah Dersha terkikik sendiri lalu mengikuti langkah Dersha dari belakang.
Dersha yang merasa diikuti pun membalikkan badannya, "Kakak ngapain ngikutin aku? Udah jadi penguntit ya sekarang?"
"Hahaha, Ca kamu mau pulang sama siapa kalo nggak pulang sama aku? Kamu tau ini jam berapa? Udah nggak ada angkutan umum atau taksi yang bakal lewat depan kampus kita"
Dersha pun melihat jam yang melingkar di lengannya 19.52, ia menghela nafasnya mengetahui sudah jam berapa saat ini.
"Hm.. Kak, nebeng pulang ya" ucap Dersha lembut
"Hahahaha" Hyunza tertawa terbahak-bahak mendengar perubahan suara Dersha
"Ih kok ketawa?"
"Kamu udah nggak marah lagi nih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Teen Fiction~ Kamu adalah seseorang yang tidak ada di dalam pikiranku sebelumnya, tapi sekarang kamu menjadi salah satu sumber kebahagiaanku.