49.

9 6 0
                                    

H a n a

Kita berdua langsung menuju rumah Bibi Eunsa. Sesampai nya di sana aku langsung menuju kamar  yang terletak di lantai dua.

"Noona, bungamu di atas nakas! Tadi Raeun minta tolong untuk mengatakannya padamu." ujar Daeun setengah berteriak dari ruang TV.

"Oke! Makasih!"

Aku pun langsung meraih bunga tersebut. Seingatku sebelum aku pergi menjemput Hezain, bunga ini belum ada di sini. Lalu, siapa yang meletakkan bunga ini di sini. Lagi pula hanya beberapa orang yang mengetahui fakta jika aku menyukai bunga mawar.

"Noona,," kepala Hezain menyembul di balik pintu.

"Ya? Ada apa Zain?"

"Itu bunga dari siapa? Cieee noona ku sudah punya kekasih... Eh tunggu! Lalu? Kak Jovian mau di kemanakan? Percuma saja ia dat—" tangan Hezain menutup mulutnya sendiri.

Ada yang tak beres.

"Kak Jov kenapa? Zain katakan pada noona! Kak Jov baik-baik saja kan?" ujarku khawatir sambil menggoyang bahu Hezain.

"A—ah tidak..hehe, Kak Jov baik-baik saja kok. Dia titip salam untukmu kemarin." ujar nya sambil menggaruk tengkuknya.

"Kamu tidak berbohong kan Zain?"

"A—apa?? Tidak kok! Jangan fitnah gitu dong!" dia bersungut-sungut.

"Awas kamu, kalau noona tau kamu berbohong... " aku menggerakkan tanganku ke leherku lalu menarik nya horizontal.

"Iy—iya noon iyaa. Awas aku ingin istirahat." ujarnya lalu pergi menuju kasur yang berada di kamar ini.

"Yak!! Kamu tidur sama Daeun sono ih!!"

"Nggak mau! Aku kan kangen sama Noona! Jadi aku mau tidur di sini!" ia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh tingginya.

"Yak! Yak! HEZAIN!!"

"Noona, kenapa beberapa bulan kamu di sini malah jadi toa!"

"Adik kurang ajar!" ujarku sambil memukul nya dengan guling.

"Haha, sudah ah aku ingin tidur."

"Sana! Puas-puasin tidur di sini karena nanti malam kamu akan ku usir." aku meraih bathrobe dan masuk ke kamar mandi yang ada di kamar ini.

**

Hampir setengah jam aku bergelut dengan sabun, shampo, dan kawan-kawannya. Setelah selesai, aku duduk di meja rias dan mulai bergelut lagi dengan hair dryer,pelembab, BB Cream, foundation, dan kawan-kawannya.

Sekitar satu jam, aku sudah rapih dengan pakaian untuk mengajar. Saat ku melihat ke atas kasur, tampak Hezain yang sudah tidur pulas di sana.

"Zain.. Hezain.. " aku menepuk pipinya, berusaha untuk membangunkan dia.

"Hm.. " gumam nya dengan mata yang masih terpejam.

"Bangun.. "

"Hm.. "

"Hezain.. "

"Apa? "

"Bangun, kamu mau ikut aku nggak?"

"Hm? Kemana?" matanya masih tetap terpejam.

"Ngajar.. "

"Ha.. Apa?"

"Ikut aku kerja, ngajar di TK."

"Ah nggak mau.. "

"Bener? "

"Iya ih, udah sana pergi." dia mendorong lengan ku.

"Ih ya udah, berarti kamu di rumah sama Daeun doang! Bibi sama Raeun pergi, jaga rumah! Jangan berantem sama Daeun." aku langsung beranjak dari kasur, keluar kamar.

"Iya iya berisik! Have fun yaa nanti sama dia."

Dia? Aku kembali menatap Hezain. Namun ia malah kembali bergelung di dalam selimut.

H a n a pov off.

**

Gedung bertingkat itu sudah terlihat dari kejauhan. Anak-anak kecil yang berlari kesana kemari membuat gadis itu mengembangkan senyum.

"Hana songsaenim!! " ujar gadis kecil yang rambutnya di kepang dua, menghampiri Hana dengan senyum yang tercetak lebar di wajahnya. Tak lupa ibu si gadis kecil, yang sedang menggelengkan kepalanya dari belakang tubuh gadis ber- name tag Kim Seira itu.

"Selamat pagi Seira.. " ujar Hana ramah sambil mengusap kepala Seira lembut.

"Selamat pagi nyonya Kim." tambahnya lagi.

"Pagi Ssaem." Nyonya Kim tersenyum ramah.

"Seira, eomma tinggal ya.. Yang pintar belajar nya, nurut sama Hana ssaem."

"Siap eomma." ujar Seira sambil berlaga hormat ke ibunya.

"Mari ssaem."

"Mari.. "

Nyonya kim pun beranjak dari sana. Hana dan Seira masuk ke dalam pekarangan TK sambil bergurau dengan murid yang lainnya.

Pada hari ini, pelajaran pertama bagi murid TK adalah senam. Murid-murid Hana dan Rein sudah berbaris rapih di lapangan TK, Rein sebagai pelatih senam hari ini mulai memperagakan beberapa gaya senam.

"Hana songsaenim.. " ujar seorang anak laki-laki sambil menarik ujung kaos Hana.

"Ya Min joon.. " Hana menyamakan tubuhnya dengan tubuh anak laki-laki itu.

"Ini.. " Min joon memberikan setangkai bunga mawar merah yang sedari tadi berada di balik punggungnya.

"Buat songsaenim?" ujar Hana meraih bunga tersebut . Min Joon mengangguk cepat.

"Dari siapa?"

"Ahjussi di sana.. " ia menunjuk ke arah pria yang tak jauh dari mereka berdua, Hana tidak bisa mengenali nya karena pria itu membelakangi Hana dan Min Joon.

"Terimakasih Min Joon.. " setelah Hana mengusap kepala Min Joon, ia berjalan mendekati pria tersebut.

"Annyeonghaseyo.. " ujar Hana lirih. Ketika pria itu membalikkan badannya, mata Hana seketika terbuka lebar.

"Hai.. Apa kabar.. " pria itu tersenyum manis, sedangkan Hana masih diam dengam keterkejutan nya.

***
Hai haiiiiii
Apa kabar?
Maaf baru update
Pada nunggu kah? Hehe
Satu part lagi Serendipity akan tamat, so happy reading.

Jangan lupa vote and comment.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang