Meet (II)

34 5 1
                                    

Mereka bertiga sedang kumpul bersama di sebuah cafe, membuat cafe itu penuh sesak secara mendadak. Jika ada orang yang melewati cafe ini, mungkin orang itu berfikir bahwa cafe tersebut sedang di jadikan salah satu tempat syuting. Pasalnya, orang yang memenuhi cafe tersebut rela berdesak-desakan dengan membawa handphone atau kameranya. Mereka rela bersempit-sempitan bahkan berpanas-panasan hanya karena ingin melihat dan ingin mendapatkan foto ke-tiga pria tampan yang sedang berkumpul itu.
Bahkan ada beberapa orang yang menyorakkan nama dari ketiga pria itu. Seperti jumpa fans dadakan, mereka yang jarang melihat idolanya lalu saat ini idolanya itu ada di depan mata mereka.

"Bisa nggak si, mereka nggak usah desek-desekan kaya gitu. Ngeliatnya panas sendiri." ucap pria yang terkenal paling kalem di antara mereka bertiga

"Biarin si, mereka ini yang ngerasain panasnya." ucap pria yang paling tinggi 

"Tapi risih tau di liatin begitu." ucap pria yang memiliki paling banyak fans

"Apa perlu aku yang ngusir?"

"Janganlah Hyun, kasian!"

"Ngrusak pemandangan tau Lone!"

Yaps, mereka Hyunza, Lone, dan Jovian. Sang Handsome Squad.
Entah ada angin apa, mereka bisa kumpul lagi ber-tiga setelah beberapa waktu terlewati.
Hyunza yang sudah lelah melihat tingkah para fans nya itu bangkit dari kursi yang dia tempati. Seketika fans nya itu menjerit-jerit senang, padahal niat Hyunza menghampiri mereka untuk menyuruh mereka pergi dari cafe itu. Sepertinya mereka terlalu kagum akan ketampanan Hyunza, hingga mereka tak sadar jika Hyunza bisa kapan saja bersikap jahat. Seperti mengusir mereka saat ini, yang di usir pun malah memberikan reaksi yang mengejutkan. Bukannya marah atau sedih, mereka malah kegirangan. Beberapab dari mereka malah bersyukur karena bisa mendengar suara seorang Hyunza.
Mereka pun akhirnya menuruti keinginan Hyunza, mereka pergi entah kemana hingga membuat suasana cafe menjadi tenang seperti pertama kali mereka memasuki cafe itu.

"Tumben, kau mengajak kita kemari. Ada apa?" tanya Jovian heran

"Rindu, mungkin" jawab Lone sekenanya

"Kalo tau alesannya itu. Harusnya sekarang aku lagi di perpustakaan pusat." jawab Hyunza kesal

"Ngapain?" Lone bertanya dengan muka polosnya

Jo memukul kepala Lone pelan. "Menurutmu ke perpustakaan pusat ngapain? Ya belajarlah."

"Yakk, sakit" suaranya yang ia tinggikan dengan mengelus kepala nya yang di pukul tadi

"Nggak tuh" jawaban Hyunza membuat Jo dan Lone memandangnya bingung
"Aku mau tidur di sana." jawabnya cepat

Dan untuk kedua kalinya Lone dan Jovian di buat kaget dengan ucapan Hyunza.

"Kalo kalian mikir aku pergi ke perpustakaan pusat buat belajar. Itu salah besar, aku emang mengambil beberapa buku. Tapi buku itu ku jadikan sebagai bantal dan penutup wajahku saat tidur." jawabnya jujur

"Bisa kah aku bernafas sekarang?" ujar Lone

"Jika kau tak ingin mati muda, bernafaslah." Hyunza menjawab dengan muka datar

"Ish. Kasar banget kata-kata nya."

"Setelah beberapa tahun kita berteman, baru sekarang aku tahu fakta itu." Jovian menambahkan dengan bangga

"Salah sendiri kalo aku ajak ke perpustakaan kalian nggak pernah mau. Padahal di perpus ACnya dingin dan tempatnya sepi."

"Kenapa kau jadi promosi perpustakaan pusat?" wajah Lone mulai kesal

"Ah iya, maaf. Seharusnya aku nggak ngomong kaya gitu. Nanti tempat favoritku itu kalian gunakan, dan aku harus mencari tempat baru. Itu merepotkan"

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang