Bagian Sebelas
Bel berbunyi, menandakan bahwa jam bahasa Indonesia telah berakhir. Bu Soraya bergegas merapikan buku-bukunya, lantas berpamitan pada murid-murid.
"Lain kali jangan beli buku lagi ya, adekku tersayang. Biar kamu gak ikut pelajaran." ucap Gemma dari arah belakang setelah murid-murid kelas XII ESC A keluar.
"Enak aja kamu, bisa nggak lulus nanti kalau sering bolos kelas." balas Dhania.
Kirana yang sejak awal salah fokus pada buku paket yang dibawa Dhania, buru-buru bertanya.
"Kamu beli buku dimana?""Di beliin, Madani." bisik Dhania, yang hanya bisa di dengar oleh ketiga temannya.
"Sudah ku duga!" ujar Fathiyah optimis.
"Maksud kamu?" heran Gemma.
Fathiyah melihat ketiga temannya dengan meringis, "Maksudnya, pemeran iniloh, hehe." katanya menunjuk layar smartphone-nya.
"Ooh!"
"Beneran Madani yang beliin?"
"Iya."
"Cie..."
"Madani?" sebuah suara tak asing terdengar, yang sontak membuat Dhania mengalihkan pandangannya dari buku bahasa Indonesia ke arah pintu.
"Hoi, baru nongol kamu, Yog?" seru Gemma.
Sosok bernama Yoga tersebut hanya menampilkan smirk dibibir tipisnya, lantas berjalan mendekati meja Dhania.
"Siapa Madani? Kok kayak pernah denger." tanya Yoga dengan santainya duduk diatas meja Dhania.
"Temen sekelas." jawab Dhania singkat.
Alis Yoga terangkat, "Oh."
"Ke kantin yuk?" ajak Yoga.
"Tapi, berdua aja." mata Yoga melirik ke arah Gemma dan Kirana sambil menahan tawa.Gemma menyetil kening Yoga cukup keras.
"Sakit, gilak!" serunya, membuat murid XII ESC A yang ada di kelas menoleh sesaat ke arah sumber suara.
"Makan nggak ngajak-ngajak mbaknya tuh dosa, Yog." ucap Gemma.
"Males ngajak kamu, makanmu banyak!" balas Yoga, dan lagi-lagi karena omongannya itu ia di hadiahi sentilan oleh Gemma.
"Awh! Gilak nih orang." seru Yoga kesal.
"Hmm, Yoga. Lupa kamu siapa yang nolongin kamu pas pingsan di acara Perjusa dulu ?" sahut Kirana.
Gemma mengangguk, "Adek durhaka emang dia, Na."
"Kapan?" sahut Dhania, menengahi perkelahian kecil antara mereka.
"Sekarang lah. Emang mau nunggu bulan muncul di siang hari?"
"Hmm, oke oke. Tunggu sebentar." angguk Dhania seraya memasukkan buku-bukunya ke tas.
Setelah berpamitan pada teman-temannya, Dhania keluar kelas bersama Yoga. Seluruh tatapan berfokus pada sosoknya, saat melewati lorong kelas-kelas. Terutama para cewek.
"Mereka pacaran?" kata Fathiyah saat keduanya sudah pergi.
"Dhania sama Yoga?" yakin Gemma.
Fathiyah mengangguk.
Gemma tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
"Enggak. Eh, lebih tepatnya sih belum deh kayaknya.""Oh gitu, mereka kelihatannya cocok."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Ketua Rohis
Roman pour Adolescents(DO)AKAN TERBIT♡♡ 📍 Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Indonesia. 12 maret 2018 - 14 juli 2020 -- Dhania, dihukum oleh ayahnya untuk ikut suatu kegiatan yang diselenggarakan ekstrakulikuler Rohis karena telah berbuat dosa kepada Allah. Nadine sebagai...